• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Kamis, 21 November 2024

Ciri Phisik Rasulullah Muhammad ﷺ

Ciri Phisik Rasulullah Muhammad ﷺ
Bagikan

Rasulullah Muhammad ﷺ adalah insan pilihan. Allah ﷻ telah menentukan Nabi terakhir dan menjatuhkan pilihan-Nya pada Muhammad bin `Abdillâh ﷺ. Beliau mendapatkan berbagai  keistimewaan dari Allah ﷻ yang tidak dimiliki oleh orang lain, sebagaimana umat Islam juga memiliki keistimewaan yang tidak ada pada agama sebelumnya.

Dalam Shahîh Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda (artinya):

“Dan sesungguhnya Allah memilih Kinânah dari anak keturunan Ismâîl, mememilih suku Quraisy dari bangsa Kinânah, memilih bani Hâsyim dari suku Quraisy, memilih diriku dari bani Hâsyim.” [HR Muslim no. 4221]

Kesempurnaan Fisik Rasulullah ﷺ

Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang paling indah penampilan fisiknya dan paling sempurna kepribadiannya. Kesempurnaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh insan lainnya.

Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

“Beliau adalah orang yang paling dermawan, paling tampan dan paling pemberani.” [HR al-Bukhâri dan Muslim]

Kesempurnaan Akhlak Rasulullah ﷺ

Allah ﷻ telah menyempurnakan akhlak beliau ﷺ semenjak kanak-kanak sebelum masa bi’tsah (pengangkatan sebagai Nabi dan Rasul). Beliau ﷺ tidak pernah menyembah berhala, tidak pula meminum khamer dan tidak pernah mengerjakan hal-hal yang buruk. Di tengah kaumnya, beliau ﷺ terkenal dengan julukan al-amîn (orang yang terpercaya). [Haqîqatu Syahâdati Anna Muhammadar Rasûlullah, hlm. 50]

Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

”Rasulullah adalah manusia yang terbaik akhlaknya” [HR. Muslim]

Ummul Mukminîn ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya mengenai akhlak Rasulullah ﷺ. Beliau menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

“Akhlaknya adalah al-Qur`ân.” [HR al-Bukhâri dan Muslim]

Allah ﷻ  berfirman:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” [al-Fath:29]

Rasulullah ﷺ diutus untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam. Allah ﷻ berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [al-Anbiyâ`:107]

Dalam al-Qur`an, Allah ﷻ telah menjadikan Muhammad ﷺ sebagai teladan umat dalam firman-Nya:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [al-Ahzâb:21]

Pengaruh Positif Kesempurnaan Fisik Dan Bathin Rasulullah ﷺ Dalam Dakwah

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Termasuk faktor yang bisa meningkatkan dan mendatangkan keimanan ialah mengenal Nabi ﷺ dengan budi pekertinya yang luhur serta sifat-sifat fisiknya yang sempurna. Orang yang benar-benar mengenal beliau ﷺ, ia tidak merasa ragu terhadap kejujuran beliau dan kebenaran risâlah yang beliau bawa yaitu al-Qur`ân dan Sunnah, serta agama yang benar.

Syaikh as-Sa’di rahimahullah melanjutkan, bahwa orang yang munshif, yang tidak mempunyai keinginan kecuali mengikuti kebenaran, hanya dengan melihat beliau ﷺ dan mendengarkan tutur kata beliau, akan segera beriman kepada beliau dan tidak sangsi terhadap risâlahnya. Banyak orang yang hanya sekedar menyaksikan wajah beliau ﷺ menjadi yakin bahwa itu bukan wajah seorang pendusta. [At-Taudhîh wal Bayân, hlm. 29-30]

Ciri Fisik Rasulullah ﷺ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah (perawakannya) tidak terlalu tinggi, juga tidak pendek, tidak putih sekali (kulitnya) juga tidak kecoklatan. Beliau rambutnya tidak keriting pekat, juga tidak lurus menjurai. Allah ﷻ mengutusnya pada usia empat puluh. Beliau tinggal di Mekah selama sepuluh tahun [Syaikh al-Albâni berkata: dalam riwayat lain: “Beliau tinggal di Mekah tiga belas tahun”. Riwayat ini yang menyatakan sepuluh tahun dimungkinkan perawinya menghapus bilangan pecahannya (tiga tahun)] dan di Madinah selama tiga belas tahun. Allah ﷻ mewafatkannya pada usia enam puluh tahunan [Syaikh al-Albâni berkata dalam riwayat lain : (Saat) beliau berusia enam puluh tiga tahun. Riwayat ini lebih masyhûr dan lebih shahîh. Dengan ini, maka riwayat enam puluh tahun diarahkan bahwa perawinya menghapus bilangan pecahannya juga] , dan uban beliau tidak mencapai dua puluh helai di kepala ataupun jenggot beliau ﷺ. [al-Mukhtashar hadits no. 1]

Anas radhiyallahu ‘anhu juga berkata: “Rasulullah memiliki postur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, dan fisiknya bagus. Rambut beliau tidak keriting juga tidak lurus. Warna (kulitnya) kecoklatan, jika beliau berjalan, berjalan dengan tegak.” [al-Mukhtashar hadits no. 2]

Barâ` bin ‘Azib berkata: “Rasulullah ﷺ adalah lelaki yang berambut ikal, berpostur sedang, bahunya bidang, berambut lebat sampai cuping telinga dan beliau memakai kain merah. Aku belum pernah melihat orang yang lebih tampan dari beliau.” [al-Mukhtashar hadits no. 3]

‘Ali bin Abi Thâlib bercerita: “Nabi bukanlah orang yang tinggi, juga bukan orang yang pendek. Kedua telapak tangan dan kaki beliau tebal. Kepala beliau besar. Tulang-tulang panjangnya besar. Bulu-bulu dadanya panjang. Jika berjalan, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan yang menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya.” [al-Mukhtashar hadits no. 4]

Jâbir radhiyallahu ‘anhu juga berkata: “Aku melihat Rasulullah ﷺ di malam purnama, beliau mengenakan kain merah. Aku mulai memandang beliau dan bulan, ternyata beliau lebih indah dibandingkan bulan”. [al-Mukhtashar hadits no. 8]

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah berkulit putih bagaikan disepuh oleh perak, rambutnya agak bergelombang/ikal”. [al-Mukhtashar hadits no. 10]

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu bejana. Beliau mempunyai rambut yang sampai pundak dan (juga) hingga cuping telinga.” [al-Mukhtashar hadits no. 22]

Semoga Allah ﷻ memberikan taufik kepada kita sekalian untuk mencintai beliau dengan cara yang syar’i. Wallâhu a’lam.

*

Ditulis Oleh: Ust. Muhammad Ashim bin Musthofa, Lc

Diringkas oleh tim al-Hujjah dari sumber:

https://almanhaj.or.id

Via HijrahApp

SebelumnyaKeutamaan IstigfarSesudahnyaAdab Islami Ziarah Kubur
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M