• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Minggu, 24 November 2024

Hadis-hadis lemah dan palsu seputar bulan Sya’ban

Hadis-hadis lemah dan palsu seputar bulan Sya'ban
Bagikan

Di tengah masyarakat kita beredar banyak hadis-hadis lemah dan palsu seputar keutamaan ibadah pada Bulan Syaban. Hadis-hadis tersebut menyebar lewat berbagai cara, mulai dari ceramah para khatib, tulisan di buku, majalah, situs, blog, jejaring sosial, hingga SMS. Berikut ini kami tuliskan contoh kecil dari sebagian hadis lemah dan palsu tersebut  agar diketahui bersama oleh kaum muslimin.

Daftar Isi:

Hadis-hadis tentang puasa sunah di Bulan Syaban

Hadis pertama

عن عائشة رضي الله عنها عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : [ شعبان شهري ورمضان شهر الله وشعبان المطهر p[ ورمضان المكفر

Artinya: Dari Aisyah radhiyallahu anha dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Syaban adalah bulanku dan Ramadan adalah bulan Allah. Syaban adalah (bulan) yang mensucikan dan Ramadan adalah bulan yang menghapuskan (dosa-dosa).”

Keterangan: Ini adalah hadis palsu. Imam Al-‘Ajluni berkata, “Hadis ini diriwayatkan oleh ad-Dailami dari Aisyah secara marfuk.” Ibnu Al-Ghars berkata, “Guru kami berkata hadis ini daif.” (lihat: Kasyful Khafa’ wa Muzilul Ilbas, juz 2 hlm. 13 no. 1551).

Imam al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir Syarh Jami’ Shaghir, “Di dalam sanadnya ada Hasan bin Yahya Al-Khusyani.” Imam Adz-Dzahabi berkata, “Imam Ad-Daraquthni mengatakan dia perawi yang matruk (ditinggalkan hadisnya). Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani melemahkannya dalam Daif Jami’ Shaghir no. 3402.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq dan ad-Dailami dari Aisyah secara marfuk dengan lafaz ”Bulan Ramadan adalah bulan Allah dan bulan Syaban adalah bulanku. Syaban adalah (bulan) yang mensucikan dan Ramadaan adalah (bulan) yang menghapuskan (dosa-dosa).” Sanadnya sangat lemah sebagaimana dijelaskan oleh syekh al-Albani dalam Daif Jami’ Shaghir no. 34119.

Hadis kedua

وروي عن أنس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : [ رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر p[ أمتي

Dari Anas radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku.”

Keterangan: Ini adalah hadis palsu. Imam al-‘Ajluni berkata, “Diriwayatkan oleh ad-Dailami dan lainnya dari Anas secara marfuk. Namun Imam Ibnu Jauzi menyebutkannya dalam kitab al-Maudhu’uat (hadis-hadis palsu), demikian pula al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam bukunya Tabyinul ‘Ajab fi maa Warada fi Rajab.” (lihat: Kasyful Khafa’ juz 2 hlm. 510 no. 1358).

Hadis ketiga

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم:  أي الصوم أفضل بعد رمضان؟ قال : [شعبان لتعظيم رمضان], قال: في أي p[الصدقة أفضل ؟ قال : [صدقة في رمضان

Artinya: Nabi shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan, maka beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “(Puasa) Syaban karena untuk mengagungkan (puasa) Ramadan.” Beliau shallallahu alaihi wasallam juga ditanya tentang sedekah yang paling utama, maka beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Sedekah di bulan Ramadan.”

Keterangan: Dinyatakan lemah oleh Syekh Al-Albani dalam Daif At-Targhib wat Tarhib no. 618.

وفي رواية : عن أنس مرفوعاً : ]  أفضل الصيام بعد رمضان شعبان ]

Artinya: Dalam riwayat lain dari Anas secara marfuk dengan lafaz, ”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa Syaban.”

Keterangan: Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Sahih Bukhari juz 4 hlm. 152-154 mengatakan, “Sanadnya daif.”

Hadis keempat

p[ عن أنس رضي الله عنه : [ إنما سمي شعبان لأنه يتشعب فيه خير كثير للصائم فيه حتى يدخل الجنة

Diriwayatkan dari Anas berkata, ”Bulan ini disebut Syaban karena di dalamnya kebaikan bercabang demikian banyak bagi orang yang berpuasa sunah sehingga ia masuk surga.”

Keterangan: Ini adalah hadis palsu. Diriwayatkan oleh ar-Rafi’i dalam Tarikh-nya dengan lafaz di atas dan Abu Syekh dengan lafaz, “Tahukah kalian kenapa bulan ini disebut Syaban?” Syekh al-Albani menyatakan hadis ini palsu dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 2061.

Hadis kelima

وعن أنس بن مالك قال قال النبي صلى الله عليه وسلم  : خيرة الله من الشهور شهر رجب وهو شهر الله من عظم شهر رجب فقد عظم أمر الله ومن عظم أمر الله أدخله جنات النعيم وأوجب له ، وشعبان شهري فمن عظم شعبان فقد عظم أمري ومن عظم أمري كنت له فرطا وذخرا يوم القيامة ، وشهر رمضان شهر أمتي فمن عظم شهر  رمضان وعظم حرمته ولم ينتهكه وصام نهاره وقام ليله وحفظ جوارحه خرج من رمضان وليس عليه ذنب يطلبه الله به

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Bulan Allah yang paling baik adalah bulan Rajab karena ia adalah bulan Allah. Barangsiapa mengagungkan bulan Rajab berarti ia telah mengagungkan perkara Allah, dan barangsiapa yang mengagungkan perkara Allah maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang penuh kenikmatan dan hal-itu pasti baginya. Syaban adalah bulanku, maka barangsiapa mengagungkan bulanku berarti telah mengagungkan perkaraku. Dan barangsiapa mengagungkan perkaraku maka aku menjadi pendahulu dan simpanan pahala baginya pada hari kiamat. Adapun bulan Ramadan adalah bulan umatku. Barangsiapa mengagungkan bulan Ramadan, memuliakan kehormatannya tanpa melanggarnya, berpuasa di siang harinya, salat (tahajud dan witir) pada malam harinya dan menjaga anggota badannya (dari perbuatan dosa) maka ia keluar dari Bulan Ramadan tanpa memiliki sedikit pun dosa yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.’”

Keterangan: Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman juz 3 hlm. 374 no. 3813. Imam Baihaqi berkata, “Sanad hadis ini sangat mungkar (lemah sekali). Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Bahkan hadis ini palsu.” Syekh al-Albani menuturkan, “Dalam sanad hadis ini terdapat tiga perawi yang lemah, “Yazid ar-Raqqasyi, Zaid al-‘Ammi dan Nuh bin Abi Maryam, orang yang terakhir ini paling lemah bahkan dia pendusta, pembuat hadis palsu yang terkenal.” (Silsilah adh-Dho’ifah, no. 6188)

Hadis keenam

عن أنس : “أفضل الصوم بعد رمضان شعبان لتعظيم رمضان وأفضل الصدقة صدقة في رمضان.”

Dari Anas berkata, “Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa Syaban untuk memuliakan Ramadan dan sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan.”

Imam al-Munawi berkata, “Hadis ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia menganggapnya hadis garib, dan juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi. Keduanya meriwayatkan dari jalur Shadaqah bin Musa dari Tsabit dari Anas. Imam adz-Dzahabi dalam kitab adh-Dhu’afa mengatakan, “Para ulama menyatakan Shadaqah (bin Musa) adalah perawi yang lemah.” Syekh al-Albani juga melemahkannya dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 1023.

Hadis-hadis Lemah dan Palsu tentang Keutamaan Malam Nishfu Syaban

Hadis pertama

Dari Aisyah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

[ أتاني جبريل عليه السلام فقال هذه ليلة النصف من شعبان , ولله فيها عتقاء من نار بعدد شعور غنم بني كلب لا p[ ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق لوالديه ولا إلى مدمن خمر

Artinya: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Malaikat Jibril mendatangiku dan berkata, “Ini adalah malam nishfu (pertengahan) Syaban. Pada malam ini Allah membebaskan dari neraka (manusia) sejumlah bulu kambing suku Kalb. Pada malam ini pula Allah tidak mau melihat kepada orang musyrik, orang yang bermusuhan (dengan sesama muslim), orang yang memutuskan tali kekerabatan, orang yang memanjangkan kainnya melebihi mata kaki, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan pecandu minuman keras.”

Keterangan: Hadis ini lemah sekali.

Dalam riwayat lain dengan lafaz sebagai berikut:

عن عائشة : “إذا كان ليلة النصف من شعبان يغفر الله من الذنوب أكثر من عدد شعر غنم كلب”

Artinya: Hadis dari Aisyah dengan lafaz “Jika malam nishfu (pertengahan) Syaban maka Allah mengampuni dosa-dosa lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku Kalb (sebuah suku Arab ‘Aribah di negeri Syam).”

Keterangan: Syekh al-Albani menyatakan sanadnya lemah dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 654.

Dalam riwayat yang lain dengan lafaz:

إن الله تعالى ينـزل ليلة النصف من شعبان إلى سماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب

Artinya: Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala turun pada malam nishfu Syaban ke langit dunia maka Allah mengampuni (hamba-Nya) lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku Kalb.

Keterangan: Ini adalah hadis palsu.

Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir berkata, “Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi dalam kitab Shaum, juga al-Baihaqi dalam kitab ash-Shalah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah dari Aisyah.” Imam Tirmidzi berkata, “Hadis ini tidak dikenal kecuali dari jalur Hajjaj. Aku telah mendengar Imam Muhammad (bin Ismail) yaitu Imam Bukhari melemahkan hadis ini  dengan mengatakan Yahya tidak mendengar hadis ini dari Urwah dan Hajjaj tidak mendengarnya dari Yahya.”

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang sama sehingga nilainya juga hadis palsu.

Imam ad-Daraquthni berkata, “Sanadnya mudhtarib (goncang) tidak sahih. Imam al-‘Iraqi berkata, “Imam al-Bukhari melemahkan hadis ini karena sanadnya terputus pada dua tempat dan ia menyatakan tidak ada satu pun sanad hadis ini yang sahih.” Imam Ibnu Dihyah berkata, “Tidak ada satu pun hadis tentang malam nishfu Syaban yang sahih dan tidak ada seorang pun perawi yang jujur meriwayatkan hadis tentang salat sunah (malam nishfu Syaban). Hal-itu hanya diada-adakan oleh orang yang mempermainkan syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan senang memakai pakaian Majusi.” (Dhaif Jami’ Shaghir no. 1761). Hadis ini dinilai daif oleh Ibnu Mubarak karena bertentangan dengan hadis sahih mutawatir yang menegaskan bahwa Allah azza wajalla turun setiap malamnya ke langit dunia.

Hadis kedua

عن أبي أمامة مرفوعا: [ خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة : أول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الجمعة p[ ليلة الفطر وليلة النحر

Dari Abu Umamah bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Lima malam yang pada saat tersebut doa tidak akan ditolak oleh Allah; malam pertama Bulan Rajab, malam nishfu Syaban, malam Jumat, malam idulfitri, dan malam iduladha.”

Keterangan: Ini adalah hadis palsu.

Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadir menulis, “Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dan ad-Dailami dari jalur Abu Umamah, juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi, Ibnu Nashir, dan al-‘Askari dari jalur Ibnu Umar.” Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Semua jalur hadis ini cacat.” Syekh al-Albani menyatakan hadis ini palsu dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 2852.

Hadis ketiga

عن علي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : [ إذا كانت ليلة نصف شعبان فقوموا ليلها ،وصوموا يومها ؛فإن الله تبارك وتعالى ينـزل فيها لغروب الشمس إلى السماء الدنيا فيقول : ألا من مستغفرٍ فأغفر له ؟ ألا من مسترزقٍ فأرزقه p[ ؟ ألا من مبتلى فأعافيه ؟ ألا سائل فأعطيه  ؟  ألا كذا ألا كذا ؟ حتى يطلع الفجر

Dari Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Jika malam nishfu Syaban maka hendaklah kalian salat malam dan berpuasa di siang harinya karena sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu sejak matahari tenggelam. Allah berfirman, ‘Adakah orang yang meminta ampunan sehingga Aku pasti mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki sehingga Aku pasti memberinya rizki? Adakah orang yang terkena musibah sehingga Aku pasti menyembuhkannya? Adakah orang yang meminta sehingga Aku pasti akan memberinya? Adakah orang yang begini? Adakah orang yang begitu? Demikianlah sampai terbit fajar.’’”

Keterangan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Ini adalah hadis palsu.

Al-Hafizh al-Bushiri dalam Misbahuz Zujajah fi Zawaid Ibni Majah menulis, “Sanadnya lemah karena kelemahan Ibnu Abi Sabrah, nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abi Sabrah.” Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma’in berkata, “Ia adalah seorang pemalsu hadis.”

Syekh al-Albani menyatakan hadis ini palsu dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 652 dan Dhaif Targhib wat Tarhib no. 623.

Hadis Keempat

“في ليلة النصف من شعبان يوحي الله إلى ملك الموت يقبض كل نفس يريد قبضها في تلك السنة”  ..

Artinya: “Pada malam nishfu Syaban, Allah mewahyukan kepada malaikat maut untuk mencabut nyawa setiap jiwa yang hendak dicabutnya pada tahun tersebut.”

Keterangan: Hadis ini diriwayatkan oleh ad-Dainuri dalam al-Mujalasah dengan sanad daif karena sanadnya terputus, yaitu perawi Rasyid bin Sa’ad meriwayatkan secara mursal.

Dinyatakan lemah oleh Syekh al-Albani dalam Dhaif Jami’ Shaghir no. 4019 dan Dhaif Targhib wat Tarhib no. 620.

Hadis kelima

“وفي رواية عن أبي موسى: “إن الله تعالى ليطلع في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Artinya: Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah memeriksa hamba-hamba-Nya pada malam nishfu Syaban maka Allah mengampuni semua hamba-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.”

Keterangan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad sangat lemah. Al-Hafizh al-Bushiri berkata dalam Misbahuz Zujajah fi Zawaid Ibni Majah, “Sanadnya lemah karena kelemahan perawi Abdullah bin Lahi’ah dan tadlis perawi Walid bin Muslim.” Imam al-Mundziri juga menyebutkan kelemahan lain, yaitu perawi Dhahak bin Abdurrahman bin ‘Arzab tidak bertemu dengan Abu Musa al-‘Asy’ari. (Sunan Ibnu Majah juz 2 hlm. 86 – cet. Dar Ibni Haitsam)

Semoga Allah memuliakan kita dengan amalan-amalan sunah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan menjauhkan kita dari hal-hal-baru dalam din ini atau lebih dikenal sebagai bidah. Semoga Allah membukakan mata dan hati kita dengan menerima kebenaran dan al-haq tanpa ragu untuk meninggalkan kebatilan dan kerancuan, Insyaalah, allahumma amin.

Footnote:

[1] Dikutip dari tulisan Muhib Al-Majdi sumber: www. Arrahmah.com, dengan beberapa perubahan

SebelumnyaHadis-hadis lemah dan palsu seputar bulan Sya'ban (bagian pertama)SesudahnyaHadis-hadis Daif yang populer di bulan suci Ramadhan
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M