• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Kamis, 21 November 2024

Bab Taubat

Bagikan

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERTAUBAT

Pertanyaan:
Ketika kita mengajak pelaku maksiat agar bertaubat dan kembali kepada Allah tapi ia menjawab, "Sesungguhnya Allah belum menetapkan hidayah untukku" dan yang kedua berucap, "Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya." Bagaimana kita harus menjawab?

Jawaban:
Adapun yang pertama mengucapkan, "Allah belum menentukan hidayah untukku." Secara sederhana kita katakan, "Apakah kamu melihat perkara ghaib ataukah kamu telah membuat perjanjian di sisi Allah?" Jika ia menjawab, "Ya," maka kita katakan, "Kalau begitu kamu telah kafir, karena kamu mengklaim mengetahui perkara ghaib." Jika ia mengatakan, "Tidak," maka kami katakan, "Kamu kalah. Jika kamu tidak mengetahui bahwa Allah belum memberikan hidayah maka carilah hidayah itu.

Allah tidak menghalangimu dari hidayah, bahkan menyerumu ke sana dan menginginkan kamu mendapatkan hidayah, memperingatkan kamu supaya waspada terhadap kesesatan dan melarangmu darinya. Allah سبحانه و تعالى tidak berkehendak membiarkan hamba-hambaNya pada kesesatan selamanya. Dia berfirman,
"Allah hendak menerangkan (hukum syariatNya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu." (An-Nisa': 26).

Oleh karenanya, bertaubatlah kepada Allah, dan Allah سبحانه و تعالى sangat bergembira dengan taubatmu daripada seseorang yang kehilangan kendaraannya yang memuat makanan dan minumannya. Ia putus asa terhadapnya dan tidur di bawah pohon untuk menunggu kamatian. Ketika bangun, ternyata tali kekang untanya terikat pada pohon, lalu ia mengambil tali unta itu dan berkata,
"Ya Allah, Engkau hambaKu dan aku Tuhanmu -ia salah ucap karena sangat bergembira." (HR. Al-Bukhari dalam ad-Da'awat, no. 6309; Muslim dalam at-Taubah, no. 2747).

Sebenarnya, ia handak berucap, "Ya Allah, Engkau Tuhanku dan aku hambaMu."

Adapun yang kedua yang mengatakan bahwa Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya. Jika Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendakiNya, dan ini adalah argumenmu, maka carilah hidayah itu sehingga kamu termasuk golongan yang dikehendaki untuk diberi hidayah oleh Allah. Sebenarnya, jawaban dari pelaku maksiat ini adalah untuk menolak hujjah dalam hubungannya dengan kami. Namun, itu tidak bermanfaat baginya di sisi Allah, karena Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan, 'Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukanNya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun.' Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta." (Al-An'am: 148).

Rujukan:
Fatawa Syaikh Ibn Utsaimin, jilid 1 hal. 54.

Via HijrahApp

APAKAH ITU TAUBAT

Pertanyaan:
Apakah itu taubat?

Jawaban:
Taubat adalah kembali dari bermaksiat kepada Allah menuju ketaatan kepadaNya. Taubat itu disukai oleh Allah سبحانه و تعالى,
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (Al-Baqarah: 222).

Taubat itu wajib atas setiap mukmin,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya." (At-Tahrim: 8).

Taubat itu salah satu faktor keberuntungan,
"Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (An-Nur: 31).

Keberuntungan ialah mendapatkan apa yang dicarinya dan selamat dari apa yang dikhawatirkannya. Dengan taubat yang semurni-murninya Allah akan menghapuskan dosa-dosa meskipun besar dan meskipun banyak,
"Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (Az-Zumar: 53).

Jangan berputus asa, wahai saudaraku yang berdosa, dari rahmat Tuhanmu. Sebab pintu taubat masih terbuka hingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya. Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda,
"Allah membentangkan tanganNya pada malam hari agar pelaku dosa pada siang hari bertaubat, dan membentangkan tanganNya pada siang hari agar pelaku dosa pada malam hari bertaubat hingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya." (HR. Muslim dalam at-Taubah, no. 2759).

Betapa banyak orang yang bertaubat dari dosa-dosa yang banyak dan besar, lalu Allah menerima taubatnya. Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membu-nuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, ber-iman dan mengerjakan amal shalih; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Furqan: 68-70).

Taubat yang murni ialah taubat yang terhimpun padanya lima syarat:

Pertama, Ikhlas karena Allah, dengan meniatkan taubat itu karena mengharapkan wajah Allah dan pahalanya serta selamat dari adzabnya.

Kedua, menyesal atas perbuatan maksiat itu, dengan bersedih karena melakukannya dan berangan-angan bahwa dia tidak pernah melakukannya.

Ketiga, meninggalkan kemaksiatan dengan segera. Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak Allah سبحانه و تعالى, maka ia meninggalkannya, jika itu berupa perbuatan haram; dan ia segera mengerjakannya, jika kemaksiatan tersebut adalah meninggalkan kewajiban. Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak makhluk, maka ia segera membebaskan diri darinya, baik dengan mengembalikannya kepada yang berhak maupun meminta maaf kepadanya.

Keempat, bertekad untuk tidak kembali kepada kemaksiatan tersebut di masa yang akan datang.

Kelima, taubat tersebut dilakukan sebelum habis masa penerimaannya, baik ketika ajal datang maupun ketika matahari terbit dari tempat terbenamnya. Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, 'Sesungguhnya saya bertaubat sekarang'." (An-Nisa': 18).

Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda,
"Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat tenggelamnya, maka Allah menerima taubatnya." (HR. Muslim dalam adz-Dzikr wa ad-Du'a', no. 2703)

Ya Allah, berilah kami taufik untuk bertaubat semurni-murninya dan terimalah amalan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Rujukan:
Risalah fi Shifati Shalatin Nabi a, hal. 44-45, Syaikh Ibn Utsaimin.

Via HijrahApp

IBLIS TAK BERANAK, BAGAIMANA CARA MENGGODA MANUSIA YANG BANYAK

Pertanyaan:
Kita semua tahu sejauh mana permusuhan Iblis terhadap manusia. Lalu, bagaimana Iblis menggoda lebih dari satu orang dalam satu waktu padahal mereka tidak beranak dan tidak menikah?

Jawaban:
Setan itu sangat banyak, setan bukan satu. Allah سبحانه و تعالى berfirman mengenainya,
"Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripadaKu, sedang mereka adalah musuhmu." (Al-Kahfi: 50).

Setiap manusia mempunyai teman dari setan yang memerintahkan kekejian dan kemungkaran kepadanya. Tetapi siapa yang dilindungi oleh Allah darinya maka ia terlindungi, berkat keperkasaan Allah. Oleh karena itu, wahai penanya, jauhilah segala yang diperintahkan setan kepadamu. Karena Allah سبحانه و تعالى berfirman,
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6).

Jika kamu bertanya, "Apakah ajakan setan itu?" Kami jawab, "Mereka menyeru kepada kekejian dan kemungkaran, berdasarkan firman Allah سبحانه و تعالى,
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia." (Al-Baqarah: 268).

Dan firmanNya,
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan mungkar." (An-Nur: 21).

Segala sesuatu yang kamu lihat bahwa jiwamu mencarinya, padahal hal itu diharamkan Allah سبحانه و تعالى, maka itu adalah perintah setan. Maka, kamu harus menjauhinya. Karena ini perintah musuhmu, dan musuhmu tidak memerintahkanmu kepada suatu yang mengandung kebaikan untukmu.

Rujukan:
Fatawa Syaikh Ibn Utsaimin, jilid 2, hal. 966.

Via HijrahApp

JALAN TERBEBAS DARI MAKSIAT

Pertanyaan:
Aku seorang pemuda yang komit dengan Islam, tetapi akhir-akhir ini aku melihat bahwa keimananku lemah, buktinya melakukan beberapa kemaksiatan, seperti menyia-nyiakan dan menunda shalat, mendengarkan ucapan senda gurau dan larut dalam kelezatan-kelezatan. Aku telah berusaha untuk membebaskan diriku dari apa yang aku alami tetapi belum mampu. Apakah yang mulia dapat membimbungku kepada jalan yang lurus agar aku selamat dari kejahatan diriku yang menyuruh kepada keburukan?

Jawaban:
Kita memohon kepada Allah hidayah untuk kami dan untukmu. Jalan menuju keinginan ini ialah dengan membaca al-Qur'an dan merenungkannya. Sebab, Allah berfirman tentang al-Qur'an,
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yunus: 57).

Kemudian membaca kembali biografi Nabi صلی الله عليه وسلم dan Sunnah-nya, sebab itulah penerang jalan bagi siapa yang ingin sampai kepada Allah سبحانه و تعالى. Ketiga, berkeinginan untuk bersahabat dengan orang-orang yang shalih dan bertakwa dari kalangan ulama rabbani dan kawan-kawan yang bertakwa. Keempat, menjauhi secara maksimal dari kawan-kawan yang buruk yang mana Rasul صلی الله عليه وسلم bersabda tentang mereka,
"Perumpamaan teman yang buruk adalah seperti pandai besi, mungkin ia membakar pakaianmu atau kamu mencium bau yang tidak sedap." (HR. al-Bukhari dalam al-Buyu', no. 2101; Muslim dalam al-Birr wa ash-Shilah, no. 2628).

Kelima, celalah dirimu selalu atas apa yang terjadi padamu dari perubahan ini sehingga kamu kembali seperti dahulu. Keenam, jangan merasa kagum dengan apa yang kamu lakukan berupa amal shalih, sebab kekaguman tersebut menggugurkan amal, sebagaimana firman Allah سبحانه و تعالى,
"Mereka telah merasa memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, 'Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah Dia-lah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar'." (Al-Hujurat: 17).

Tetapi perhatikanlah amal-amal shalihmu dan seakan-akan kamu merasa terus menyia-nyiakannya, sehingga kamu kembali beristighfar dan bertaubat kepada Allah سبحانه و تعالى, disertai dengan baik prasangka kepada Allah سبحانه و تعالى. Karena jika manusia merasa kagum dengan amalnya dan melihat dirinya punya hak terhadap Tuhannya, maka itu adalah suatu yang berbahaya yang bisa membatalkan amal.

Kita memohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.

Rujukan:
Fatawa asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, jilid 2, hal. 964.

Via HijrahApp

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M