• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Kamis, 21 November 2024

Biografi Usman bin Affan رضي الله عنه

Bagikan

1. Mukadimah 

Segala puji bagi Allah سبحانه و تعالى Rabb semesta alam. Semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul yang termulia Muhammad bin Abdullah serta keluarga dan para sahabatnya.

Amma ba’du, berkat taufik dari Allah سبحانه و تعالى yang telah mengarahkan keinginan saya untuk memberikan khidmat terhadap kitab al-Bidayah wan Nihayah karya al-Imam al-Hafizh ‘Imaduddin Abul Fida’, Isma’il bin Umar ra. bin Katsir al-Quraisy, dengan menyusunnya, merevisi serta mentakhrij dan mentahqiq nash-nashnya hingga dapat mempermudah pembaca dan membahas. Buku Tahdzib Khilafah Abu Bakar ash-Shiddiq dan dua juz tahdzib Khilafah Umar  bin Khaththab telah dicetak dan mendapat pujian dari para ulama dan pelajar atas pekerjaan dan pontensi yang telah saya berikan. Hal tersebut mendorong saya untuk menyeselaikan pekerjaan dan lebih banyak memberikan khidmat terhadap kitab tersebut. Semoga Allah سبحانه و تعالى memberikan taufikNya kepada saya untuk segera menyelesaikannya insya Allah.

Buku ini membicarakan tentang Khilafah Dzun Nurain Utsman bin Affan رضي الله عنه Yang telah saya susun sesuai dengan metoda yang telah saya jelaskan pada buku pertama tentang sejarah Khilafah Abu Bakar ash-Shiddiq. Insya Allah akan tersusun dalam bentuk yang diinginkan yang membeberkan tentang fitnah yang disertai dengan ambisi, wabah, perselisihan yang menjadi sumber kesesatan dan pelaku kerusakan yang sejak dahulu berusaha merusak sejarah dengan menambah-nambah berita dan melakukan kebohongan yang tidak pernah terjadi, hingga mereka mencoreng sejarah hidup sahabat, membuat para pembaca dan pembahas kesulitan untuk mengetahui kasus yang sebenarnya.

Al-Imam Ibnu Katsir  merupakan salah seorang ulama terpercaya dan memiliki ilmu mapan yang tidak sembarangan dalam mengambil apa yang terdapat di dalam bukubuku yang terdahulu serta tidak hanya mencukupkan dengan hikayat-hikayat saja sebagaimana yang dilakukan sebagian orang, tetapi beliau melakukan bantahan dan menimbang antara berita-berita yang terdapat dalam berbagai buku referensi tarikh dan sunnah serta buku-buku aqidah sehingga dapat diketahui kasus yang sebenarnya. Melihat betapa pentingnya buku ini dan penbahasan kasus ini maka saya memberikan kesungguhan yang ekstra untuk meneliti nash-nash, takhrij dan ta’liq terhadap nash tersebut.

Demikian juga dalam meletakkan bab serta penyusunan yang dengan mudah dapat tergambar oleh pembaca bentuk kasus yang sebenarnya pada masa tersebut. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa Utsman bin Affan. Dan sahabat Rasulullah ﷺ yang lain tidak terlibat sedikit pun dalam kasus-kasus yang menyeret ke dalam kancah fitnah tersebut.

Demikian juga agar menjadi jelas bagaimana sikap Utsman bin Affan yang telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan umat ini dari pertumpahan darah, merelakan nyawanya yang suci untuk meng-hindari pertumpahan darah dan jatuhnya korban jiwa dari kalangan umat ini selain amalan Ali yang telah beliau berikan seperti jihad, mencurahkan potensinya di jalan Allah سبحانه و تعالى dan menjaga Kitabullah dari pemalsuan dan perubahan pada hari ditulisnya Mushaf Utsmaniyah setelah bermusyawarah dengan para sahabat. Semoga Allah سبحانه و تعالىmencurahkan rahmatNya kepada Khalifah Rasyid Utsman bin Affan رضي الله عنه dan memberinya sebaik-baik ganjaran yang diberikan kepada para wali. Allah سبحانه و تعالى, atas jasa yang telah diberikan kepada Islam dan umat Islam.

Pada akhir pembahasan ini saya menambahkan satu nash panjang yang diambil dari Kitab Asy-Syar’iyah karya al-Imam al-Ajurry yang menafsirkan sebab-sebab timbulnya fitnah dan bagaimana sikap para sahabat yang tidak memerangi para pemberontak sebagai pembelaan terhadap Utsman.

Tambahan lain adalah faedah dari hasil study akademik yang khusus membahas kasus fitnah dan terbunuhnya Utsman. Di dalam meneliti kasus ini, penulis telah menempuh jalan para ulama hadits dalam mengulas riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kasus tersebut dan ditambahkan dengan mengeluarkan beberapa faedah bagus yang dapat menenangkan jiwa.

2. Nasab dan Keturunan beliau 

Utsman bin Affan   bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.[659] Abu Amr, Abu Abdullah[660] al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah ﷺ. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah ﷺ.

Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surga dan salah seorang anggota dari enam orang anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai dengan kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar juga merupakan khulafaur Rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka.

3. Ciri-ciri dan akhlak beliau 

Beliau adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang. Dikatakan pada wajah beliau terdapat bekas cacar.[661]

Dari az-Zuhry berkata, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang, berdahi lebar dan mempunyai kedua telapak kaki lebar.[662] Beliau memiliki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk men-dorong mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah ﷺ. terkadang beliau memberikan harta kepada suatu kaum dan tidak member kaum yang lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah سبحانه و تعالى ke dalam neraka.

Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah ﷺ atas pembagian harta rampasan perang Hunain.

Imam Ahmad berkata, “Telah mengatakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim ia berkata, telah mengatakan kepada kami Yunus yakni Ibnu ‘Ubaid ia berkata, telah mengatakan kepadaku ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin bahwa Utsman bin Affan. Menjual sebidang tanah kepada seseorang hanya saja orang itu terlambat menerimanya, ketika beliau bertemu dengannya beliau menanyakan sebabnya, ‘Apa yang menyebabkan kamu terlambat menerima hartamu?’ Ia menjawab, ‘Engkau telah menipuku! Setiap aku bertemu dengan seseorang ia menyesalkan pembelian tanah tersebut.’ Beliau berkata, ‘Apa hanya itu yang membuatmu terlambat?’ Jawabnya, ‘Benar.’ Beliau berkata, ‘Kamu boleh pilih apakah kamu mau meminta uang itu kembali atau mengambil tanah.

Kemudian ‘Atha’ bin Farrarakh Maula Qurasyiyin berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah سبحانه و تعالى. memasukkan ke dalam surga seorang mempermudah jual beli, menghukum dan terhukum.[663]

Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah datang menemui Utsman bin Affan. Di luar masjid dan berkata kepada beliau, “Uang lima puluh ribu yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya!” Beliau menjawab, “Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu.”

Ash-Sham’i berkata, “Ibnu ‘Amir mengangkat Quthn bin ‘Auf al-Hilaly sebagai gubernur di daerah Karman. Maka datanglah pasukan kaum muslimin yang berkekuatan empat ribu personil.

Ketika itu ada sebuah lembah sedang di Ali. air yang menghalangi perjalanan tentara tersebut. Karena khawatir mereka terlambat maka ia berkata, “Barangsiapa yang berhasil melintas sampai ke seberang maka ia akan mendapat hadiah sebanyak seribu dirham.” Mereka harus melewati tantangan yang besar ini. Setiap kali orang berhasil melintasinya Quthn berkata, “Berikan hadiahnya!” Hingga semua pasukan berhasil melintas Ali air tersebut, Jumlahnya sebanyak empat juta dirham, namun lbnu ‘Amir enggan untuk memberikannya, lantas ia mengirim surat kepada Utsman bin Affan, beliau menjawab, “Berikanlah uangnya karena ia telah membantu kaum muslimin yang sedang berada di jalan Allah سبحانه و تعالى.” Mulai hari itu dinamakanlah hadiah itu dengan nama hadiah penyeberangan lembah.[664]

4. Islam dan jihad Utsman bin Affan 

Utsman bin Affan  masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar. ash-Shiddiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah ﷺ. kemudian kembali ke Makkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak dapat ikut serta pada perang Badar karena sibuk mengurusi putri Rasulullah ﷺ. (istri beliau) yang sedang sakit. jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rasulullah ﷺ. Memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut kepada beliau dan beliau dianggap ikut serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah ﷺ menikahkannya dengan adik istrinya yang bernama Ummu Kaltsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, Khandaq, Perjanjian Hudaibiyah yang pada waktu itu Rasulullah ﷺ membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri. Utsman bin Affan رضي الله عنه juga ikut serta dalam peperangan Khaibar, Tabuk, dan beliau juga pernah memberikan untuk pasukan ‘Usrah sebanyak tiga ratus ekor unta dengan segala perlengkapannya. Dari Abdurrahman bin Samurah bahwa pada suatu hari Utsman bin Affan رضي الله عنه. Datang membawa seribu dinar dan meletakkannya di kamar Rasulullah saw. Rasulullah ﷺ bersabda, ” Tidak ada dosa bagi Utsman setelah ia melakukan ini (diucapkan dua kali).[665]

Rasulullah ﷺ pergi menunaikan haji Wada’ bersama beliau. Rasulullah ﷺ wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar  wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar  dengan baik dan Umar  wafat dalam keadaan ridha terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya. Utsman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar banyak menaklukkan berbagai negara melalui tangan beliau. Semakin lebarlah wilayah negara Islam dan bertambah luaslah negara Muhammadiyah ini serta sampailah misi Rasulullah ﷺ . Ke sebelah timur dan barat bumi ini. Nampaklah kebenaran Firman Allah سبحانه و تعالى ,“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang  Ali  bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yangfasik.” (An-Nur: 55). Firman Allah سبحانه و تعالى , “Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik bend.“ (Ash-Shaf: 9).

Rasulullah ﷺ bersabda: “jika Kaisar mati maka tida lagi kaisar setelahnya dan jika Kisra meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya, demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya harta-harta karun mereka akan di gunakan untuk perang di jalan Allah.[666] Semua ini terjadi dan terbukti pada zaman Utsman bin Affan.

5. Berita Gembira tentang Beliau Penduduk Surga.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa saja yang menggali Sumur Rumata maka untuknya surga.” Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.

Beliau bersabda lagi:
“Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah maka untuknya surga.” Maka Utsman bin Affan mendanai pasukan tersebut.

Dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah ﷺ masuk ke dalam sebuah kebun dan memerintahkanku untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda: “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata’ lelaki tersebut adalah Abu Bakar . Lantas datang lelaki lain meminta izin agar diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki tersebut adalah Umar bin Khaththab. Kemudian datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan .Hammad berkata, “Telah mengatakan kepada kami ‘Ashim al-Ahwal dan Ali. Bin al-Hakam, mereka berdua telah mendengar bahwa Abu Utsman al-Hindy menceritakan dari Abu Musa seperti hadits tersebut dan Ashim manambahkan bahwa Nabi sedang duduk di suatu tempat yang disana terdapat air sambil menyingkapkan kedua betis beliau atau lututnya di saat Utsman bin Affan. masuk beliau menutup lututnya.

6. Utsman Memenuhi Panggilan Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya dan Berhijrah Dua Kali.

Dari Ibnu Syihab ia berkata,’”Urwah telah mengabarkan kepadaku bahwa Ubaidillah bin ‘Ady bin al-Khiyar telah mengabarkan kepadaku bahwa Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdul Yaghuts telah berkata, ‘Apa yang menghalangimu untuk berbicara kepada Utsman tentang saudaranya Al-Walid, karena orang-orang sedang sibuk membicarakan tentang permasalahan tersebut. Aku berniat menemui Utsman hingga ia keluar untuk mengerjakan shalat. Kukatakan kepadanya, ‘Ada yang perlu aku bicarakan denganmu yang isinya merupakan nasihat untukmu. Beliau berkata, ‘Hai lelaki menjauhlah!’ -Ma’mar berkata, ‘Aku mengira beliau berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah سبحانه و تعالى dari kejahatanmu. Kemudian aku pun kembali menemui keduanya.

Kemudian datanglah utusan dari Utsman dan aku mendekatinya. Ia berkata, ‘Apa isi nasihatmu?’ Aku katakan, ‘Sesungguhnya Allah telah mengurus Muhammad dengan membawa kebenaran serta menurunkan kitab kepada beliau sedang kamu adalah salah seorang yang memenuhi panggilan Allah dan RasulNya, engkau juga telah melakukan hijrah dua kali, telah menemani Rasulullah ﷺ dan telah melihat langsung sunnah beliau. Lihatlah masyarakat sedang sibuk membicarakan tentang kasus Al-Walid.’ Ia bertanya, ‘Apakah engkau sempat menemui Rasulullah ﷺ?’ Aku jawab, Tidak, tetapi ilmu beliau yang murni telah sampai kepadaku sebagaimana sucinya seorang perawan dibalik hijabnya.’

Ia berkata, ‘Amma Ba’du, Sesungguhnya Allah سبحانه و تعالى telah mengurus Muhammad ﷺ dengan membawa kebenaran dan aku termasuk salah seorang yang memenuhi panggilan Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya, aku beriman dan apa yang dibawa beliau, aku juga melakukan hijrah dua kali sebagaimana yang telah engkau katakan dan aku juga telah menemani dan membai’at Rasulullah ﷺ. Demi Allah سبحانه و تعالى aku tidak pernah mendurhakai dan mengkhianari beliau hingga Allah سبحانه و تعالى mewafatkan beliau, demikian juga Abu Bakar dan Umar kemudian aku diangkat menjadi khalifah, bukankah aku memiliki haq seperti haq mereka?’ Aku jawab, ‘Benar.’ Ia berkata lagi, ‘Ada apa dengan berita-berita yang sampai kepadaku? Adapun tentang permasalahan Al-Walid akan kita selesaikan dengan benar insya Allah.’ Kemudian beliau memanggil Ali bin Abi Thalib dan memerintahkannya agar mendera Al-Walid sebanyak delapan puluh kali”

7. Kabar Gembira Bahwa Beliau Mati Syahid

Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Anas bin Malik berkata, “Rasulullah ﷺ memanjat gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman lantas gunung tersebut bergetar. Beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud! -aku perkirakan beliau menghentakkan kakiny tidak ada siapa-siapa di atasmu melainkan hanya seorang Nabi, Ash-Shiddiq dan dua orang syahid.“

8. Tingkat Keistimewaan Beliau

Diriwayatkan dari Ibnu Umar berkata, “Pada zaman Rasulullah ﷺ. Kami tidak menyamakan Abu Bakar  dengan sahabat yang lain kemudian Umar . Dan kemudian Utsman. Setelah itu kami tidak mengistimewakan antara satu sahabat dengan sahabat yang lain.”

9. Persaksian Ibnu Umar  tentang Keistimewaan Utsman dan Pembelaannya Terhadap Beliau

Diriwayatkan dari Utsman bin Mauhab ia berkata, “Seorang lelaki datang dari Mesir untuk melaksanakan haji, lantas ia melihat suatu kaum sedang duduk-duduk, ia bertanya, ‘Siapa mereka?’ Mereka mengatakan, ‘Mereka adalah kaum Quraisy.’ Ia bertanya lagi, ‘Siapa yang paling Alim di antara mereka?’ Mereka jawab, ‘Abdullah bin Umar  Kemudian ia berkata kepadanya, ‘Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya sesuatu kepada anda maka tolong dijawab! Apakah anda tahu bahwa Utsman lari meninggalkan pasukan pada perang Uhud?’ Ibnu Umar  menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut dalam perang Badar?’ Ibnu Umar  menjawab, ‘Benar.’ Ia kembali bertanya, ‘Apakah anda tahu bahwa ia tidak ikut pada Bai’at Ridhwan?’ Ibnu Umar  menjawab, ‘Benar.’ Lelaki itu berkata, ‘Allahu Akbar. Ibnu Umar  berkata, ‘Kemarilah aku akan jelaskan kepadamu tentang permasalahan tersebut.

Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan dari Allah سبحانه و تعالى, ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah ﷺ yang sedang sakit dan Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘

Adapun ketidak ikut sertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman  tentunya Rasulullah ﷺ akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah ﷺ tetap mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah ﷺ mengisyaratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda, ‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar رضي الله عنه berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”

10. Rasa Malu yang Dimiliki Utsman bin Affan 

Imam Ahmad berkata, “Hajjaj telah mengatakan kepada kami dan berkata, Laits telah mengatakan kepada kami dan berkata, Uqail telah mangabarkan kepadaku dari Ibnu Syihab dari Yahya bin Sa’id bin al-‘Ash bahwa Sa’id bin al-‘Ash telah menceritakan kepadaku bahwa ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا. Istri Nabi dan Utsman telah menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar  meminta izin kepada Rasulullah ﷺ dan beliau sedang berbaring di tempat tidurnya sambil berselimut dengan selimut ‘Aisyah . Rasulullah ﷺ. Memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula. Setelah Abu Bakar menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Kemudian Umar  datang meminta izin kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ memberinya izin dan beliau masih dalam posisi semula.

Setelah Umar  menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi. Lalu Utsman berkata, ‘Lantas aku pun minta izin lalu Rasulullah ﷺ duduk dan bersabda kepada ‘Aisyah, ‘Ambillah selimutmu!’ Setelah aku menyelesaikan hajatku, akupun pergi. ‘Aisyah ra. berkata, ‘Ya Rasulullah ﷺ! Aku melihat engkau menyambut Abu Bakar  dan Umar  tidak seperti sambutanmu terhadap Utsman?’ Rasulullah ﷺ. bersabda, ‘Sesungguhnya Utsman adalah seorang pemalu, aku khawatir jika aku menyambutnya dalam posisi seperti itu, ia tidak jadi mengungkapkan keperluannya.’

Laits berkata, ‘Sekelompok orang berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah ﷺ.. Bersabda kepada ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا, Tidakkah aku merasa malu sebagaimana malunya malaikat terhadap dirinya?’.[667] Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Muhammad bin Abi Har-malah dari ‘Atha’ dan Sulaiman (keduanya adalah anak Yasar) dan Abi Sala-mah bin Abdur Rahman dari ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la al-Mushily dari Suhail dan Ayahnya dari ‘Aisyah. Dan diriwayatkan Jubair bin Nufair dan ‘Aisyah binti Thalhah dari ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا.”

Imam Ahmad berkata, “Waqi’ telah mengatakan kepada kami dari Sufyan dari Khalid al-Hadzdza’ dari Abi Qilabah dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ” Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas terhadap agama Allah adalah Umar yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubay dan yang paling mengetahui tantang ilmu trans adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mempunyai seorang yang terpercaya dan orang yang terpercaya di kalangan umatku adalah Abu ‘ Ubaidah bin al-Jarrah. [668]

Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dari hadits Khalid al- Hadzdza’. At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.[669]

11. Kedudukan Utsman bin Affan di Tengah Umat

Imam Ahmad berkata, “Abu Dawud,  Umar bin Sa’ad telah mengatakan kepada kami, ‘Badar bin Utsman telah mengatakan kepada kami dari Ubaidah bin Marwan dari Abi ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا dari Umar  ia berkata, ‘Rasulullah ﷺ keluar mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda, ‘Aku melihat sebelum fajar seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun almaqalid adalah kunci-kunci dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umatku diletakkan  pada daun timbangan yang lain dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu bakar  dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar  lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan Umar  dan ditimbang dengan mereka, ternyata Umar lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata Utsman lebih berat dari mereka. Kemudian mimpi tersebut terputus.’ Hadits hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad’.[670]

Sufyan bin Ya’qub berkata, “Hisyam bin ‘Ammar telah mengatakan kepada kami dan berkata,’ Amr bin Waqqid telah mengatakan kepada kami dan berkata, ‘Yunus bin Maisarah telah mengatakan kepada kami dari Abi Idris dari Mu’adz bin Jabal berkata, ‘Rasulullah ﷺ. bersabda, ” Sesungguhnya aku melihat bahwa aku diletakkan di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dm lebih berat dari mereka. Lantas diletakkan Umar. Di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan pada daun timbangan yang lain ternyata dia lebih berat dari mereka. [671

12. Wasiat Nabi Kepada Utsman bin Affan  Agar Tetap Sabar dan Tidak Memenuhi Tuntutan Agar la Turun dari Jabatan

Imam Ahmad berkata, “Abul Mughirah telah mengatakan kepada kami dan berkata, al-Walid bin Sulaiman [672] telah mengatakan kepada kami dan berkata, Rabi’ah bin Yazid telah mengatakan kepadaku dari Abdullah bin ‘Amir dari an-Nu’man bin Basyir dari Aisyah ia berkata, ‘Rasulullah ﷺ mengutus kepada Utsman bin Affan agar ia datang menghadap. Ketika ia datang Rasulullah ﷺ menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah ﷺ menyambutnya maka salah seorang kamipun menyambut kedatangan yang lain dan ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah ﷺ sambil menepuk pundaknya, ‘Wahai Utsman mudah-mudahan Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian dan orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut maka jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (meninggal).’ Tiga kali.. Aku katakan, ‘Ya Ummul Mukminin hadits ini aku riwayatkan darimu.’ Aisyah menjawab, ‘Demi Allah aku sudah lupa.’ Kemudian aku beritakan hal tersebut kepada Mu’awiyah bin Abi Sufyan, namun ia kurang yakin hingga ia menulis surat kepada Ummul Mukminin, Tuliskan untukku tentang hadits ini!’ Maka Ummul Mukminin menuliskan tentang hadits tersebut.[673]

Abu Abdullah al-Jasry [674] telah meriwayatkan dari ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا dan Hafshah seperti hadits telah lalu.[675] Qais bin Abi Hazim [676] dan Abu Sahlah dari ‘Aisyah [677] Abu Shalah meriwayatkan dari Utsman bahwa Rasulullah ﷺ mengambil suaru perjanjian dariku agar aku sabar melaksanakannya.[678] Faraj bin Fudhalah meriwayatkan dari Muhammad bin al-Walid az-Zubaidy dari Zuhry dari ‘Urwah dari Aisyah kemudian menyebutkan hadits tersebut.[679] Adalah Darul Quthny berkata, “Hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini.[680]

13. Persaksian ‘Aisyah Utsman bin Affan 

Imam Ahmad berkata, “Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan berkata, Fathimah binti Abdurrahman telah mengatakan kepadaku bahwa ia berkata, Ibuku telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah dengan mengutus pamannya, ‘Salah seorang anakmu mengirimkan salam untukmu dan bertanya tentang Utsman yang sedang dicela oleh banyak orang.’ Beliau menjawab, ‘Semoga Allah سبحانه و تعالى melaknat orang yang melaknat Utsman. Demi Allah waktu itu ia sedang duduk di sisi Rasulullah ﷺ dan Rasulullah ﷺ sedang menyandarkan punggungnya kepadaku dan Jibril sedang menyampaikan wahyu al-Qur’an, beliau bersabda, Tulislah wahyu tersebut ya ‘Utsaim[681] (Utsman).’ ‘Aisyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا berkata, ‘Tidaklah Allah سبحانه و تعالى. menempatkan seseorang pada kedudukan seperti itu melainkan orang tersebut telah bersikap mulia terhadap Allah dan RasulNya’.[682]

Kemudian Imam Ahmad meriwayatkan dari Yunus dari Umar  bin Ibrahim al-Yasykary dari ibunya bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang Utsman di dekat Ka’bah. Kemudian ia menyebutkan hadits tersebut [683]

14. Berita Tentang Terjadinya Fitnah yang Menyebabkan terbunuhnya Utsman dan Beliau Berada di Atas Kebenaran 

Imam Ahmad berkata, “Aswad bin Amir telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Sinan bin Harun telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kulaib bin Waail telah mengatakan kepada kami dari Ibnu Umar   ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ. Pernah menceritakan tentang fitnah dan beliau bersabda, ‘Orang yang menyelimuti mukanya ini, akan terbunuh secara zhalim pada waktu itu.’Lalu aku melihat orang tersebut, ternyata ia adalah Utsman bin Affan [684] Hadits ini juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari Ibrahim bin Sa’ad dari Syadzan. Beliau mengatakan, “Hadits ini hasan gharib dari sisi ini dari hadits Ibnu Umar. [685]

Imam Ahmad berkata, “Affan telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Wuhaib telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Musa bin ‘Utbah telah mengatakan kepada kami, kakekku dan bapak ibuku Abu Habibah telah mengatakan kepadaku bahwa ia masuk ke dalam rumah dan Utsman sedang terkepung di dalamnya. Beliau mendengar Abu Hurairah yang meminta izin untuk bicara maka beliau mengizinkannya. Ia berdiri seraya memuji Allah سبحانه و تعالى. lantas berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya engkau akan menemui fitnah dan perselisihan setelahku nanti atau beliau berkata perselisihan dan fitnah- salah seorang bertanya, “Siapa yang hams kami ikuti ya Rasulullah ﷺ?’ Beliau menjawab, ‘Ikutilah al-Amin ini dan para sahabatnya.’ Sambil menunjuk kepada Utsman’.[686] Ibnu Katsir berkata, “Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadits ini dengan sanad yang hasan jayyid. Tidak ada yang mengeluarkannya dari jalur ini.”

Imam Ahmad berkata, “Abu Usamah Hamad bin Usamah[687] telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, Kahmas bin al-Hasan telah mengatakan kepada kami dari Abdullah bin Syaqiq ia berkata, Harmy bin Harits dan Usamah bin Khuraim (pada saat itu sedang berperang) telah mengatakan kepadaku dan mereka berdua mengisahkan satu hadits, mereka tidak menyangka bahwa masing-masing mereka telah menceritakan hadits tersebut kepadaku dari Murrah al-Bahzy ia berkata, ‘Di saat kami bersama Rasulullah saw. di sebuah jalan yang ada di Madinah beliau bersabda, “Apa yang akan kalian lakukan jika fitnah menerjang seluruh penjuru bumi bagaikan tanduk sapi?” mereka bertanya, “Apa yang harus kami lakukan ya Rasululah?” Beliau menjawab, “Ikutilah orang ini dan sahabat-sahabatnya.” Akupun mempercepat jalanku agar jelas bagiku hingga aku mendekati lelaki tersebut lalu kukatakan, “Apakah dia yang engkau maksud ya Rasulullah ﷺ?” Rasulullah ﷺ menjawab, ” Ya dia.” Ternyata lelaki itu adalah Utsman bin Affan  Rasulullah ﷺ berkata lagi, “Ya dia dan sahabat-sahabatnya.[688]

At-Tirmidzi berkata dalam Jami’nya, “Muhammad bin Basyar telah mengatakan kepada kami, ‘Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy telah mengatakan kepada kami dan ia berkata, ‘Ayyub telah mengatakan kepada kami dari Abu Qilabah dari Abi al-‘Ats’ats ash- Shan’any, bahwa para khatib berbicara di negeri Syam dan di antara mereka ada sahabat Nabi ﷺ kemudian berdiri orang yang terakhir bernama Murrah bin Ka’ab seraya berkata, ‘Kalau tidak karena hadits dari Rasulullah ﷺ aku tidak akan berbicara. Lantas ia menyebutkan tentang fitnah dan menyebutkan seorang lelaki yang sedang menyeli-muti mukanya dengan kain, kemudian Rasulullah ﷺ , bersabda, Adapun din ini pnda saat itu berada di atas petunjuk.’ Maka akupun mendatanginya yang ternyata adalah Utsman bin Affan  lalu aku menghadap Rasulullah  dan kukatakan, ‘Apa dia yang engkau maksud?’ Beliau menjawab, ‘Benar’.” Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Hadits ini sanadnya hasan shahih.[689]

15. Kesungguhan Beliau Dalam Beribadah

Telah diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan beliau .[690] Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar  bahwa ia berkata tentang Firman Allah سبحانه و تعالى, ” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-Zumar : 9).

“Bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah Utsman bin Affan [691] Ibnu Abbas dalam mengomentari Firman Allah سبحانه و تعالى “Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atasjalan yang lurus.” (An-Nahl: 76). Ia berkata, “Maksudnya adalah Utsman bin Affan [692]

Hassan berkata, Berkorban hingga beruban sebagai tanda sujud, Memotong malam dengan bertasbih dan membaca al-Qur ‘an.

16. Istri dan putra putri beliua 

1.Beliau menikahi 1. Ruqayah binti Rasulullah ﷺ. dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah dan menjadikannya sebagai kuniyah. Pada masa jahiliyah beliau berkuniah Abu ‘Amr.
2. Setelah Ruqayah wafat, beliau menikahi adiknya yang bernama 2.Ummu Kaltsum dan kemudian Ummu Kaltsum pun wafat.
3. Kemudian beliau menikahi 3. Fakhitah binti Ghazwan bin Jabir dan dianugrahi seorang anak yang bernama Abdullah al-Ashghar.
4. Lantas beliau menikahi 4.Ummu ‘Amr binti Jundub bin ‘Amr al-Azdyah dan dianugrahi beberapa orang anak yang bernama Amr, Khalid, Aban, ‘Umar  dan Maryam.
5. Lalu beliau menikah dengan 5. Fathimah binti Al-Walid bin Abdusy Syamsy bin al-Mughirah al-Makhzumiyah dan lahirlah Al-Walid, Sa’id dan Ummu Utsman.
6. Kemudian menikahi 6.Ummu al-Banin binti ‘Uyainah bin Hishn al-Fazariyah dan dianugerahi seorang anak yang bernama Abdul Malik dan dikatakan ‘Utbah.
7. Lantas beliau menikahi 7.Ramlah binti Syaibah bin Rabi’ah bin Abdusy Syamsy bin Abdul Manaf bin Qushay dan lahir beberapa orang anak yang bernama ‘ Aisyah, Ummu Aban, Ummu ‘Amr dan Banat Utsman.
8. Lalu beliau menikah dengan 8.Na’ilah binti al-Farafishah bin al-Ahwash bin ‘Amr bin Tsa’labah bin al-Harits bin Hishn bin Dhamdham bin ‘Ady bin Junab bin Kalb dan dianugerahi seorang anak yang bernama Maryam dan dikatakan juga dengan ‘ Anbasah.[693]

Ketika terbunuh, beliau memiliki empat orang istri: Na’ilah, Ramlah, Ummul Banin dan Fakhitah. Dikatakan bahwa beliau telah mencerai Ummul Banin di saat beliau sedang terkepung.[694]

17. Wasiat-wasiat Ustman bin Affan 

Hisyam bin ‘Urwah berkata dari ayahnya bahwa Utsman memberikan wasiat kepada Zubair. [695] Al-Ashma’i berkata, “Dari al-‘Ala’ bin al-Fadhl dari ayahnya berkata, “Ketika Utsman bin Affan terbunuh mereka memeriksa lemari-lemarinya dan mereka dapati di dalamnya sebuah kotak yang terkunci. Setelah mereka buka ternyata isinya adalah selembar kertas yang bertuliskan:

18. Ini adalah wasiat Utsman bin Affan 

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang “Utsman bin Affan  bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah سبحانه و تعالى semata tiada sekutu bagiNya dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Surga itu benar adanya dan neraka itu juga benar adanya. Bahwasanya Allah سبحانه و تعالى akan membangkitkan manusia dari dalam kubur di hari yang tidak diragukan lagi dan Allah سبحانه و تعالى tidak akan menyelisihi janjiNya. Di atasnya manusia hidup dan di atasnya pula manusia mati dan di atasnya juga akan dibangkitkan kembali insya Allah سبحانه و تعالى.”

19. Masa kekhalifahan dan umur beliau 

Masa khilafahnya adalah sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Beliau dibai’at pada awal bulan Muharram tahun dua puluh empat Hijriyah dan terbunuh pada tanggal delapan belas Dzulhijjah tahun tiga puluh lima hijrah.[696] Adapun usia beliau telah mencapai lebih dari delapan puluh tahun. Shalih bin Kaisan berkata, “Beliau wafat pada usia delapan puluh tahun beberapa bulan.” Dikatakan, “delapan puluh empat tahun.” Qatadah berkata, “Beliau meninggal pada usia delapan puluh delapan tahun atau sembilan puluh tahun.”

Oleh Muhammad bin Shamil as-Sulami Makkah al-Mukarramah

Referensi :

[659] Lihat: Ibnu Sa’adalah, ath-ThabaqatulKubra, 3/53, Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul walMuluk, 4/420.

[660] Beliau mempunyai beberapa kuniyah dan al-Bukhari menyebutkan dalam Shahlhnya, 7/52-a/-Fathbanya dengan kuniyah Abu Amr. Al-Hafizh dalam al-Fath berkata, “Dan kuniyah ini yang sudah menjadi ketetapan.” Beliau berkata lagi, “Sebagian yang meremehkan beliau memberi kuniyah dengan Abu Laila mengisyaratkan kepada kelembutan beliau. Gelar beliau yang termasyhur adalah Dzun Nurain.”

[661] Ibnu Sa’ad ath-Thabaqataul Kubra, 3/58, Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/419.

[662] Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul’ walMu/uk, 4/419.

[663] Al-Musnad, 1/57, dishahihkan oleh Ahmad Syakir, 410. Dikeluarkan oleh an-Nasa’i dalam al-MuJtaba dari Sunamya, 7/318, Kitab Buyu1, bab Bermu’amalah dengan baik dan bersikap lembut dalam meminta atau tidak bersikap kasar. Ibnu Majah dalam Kitab Perdagangan pada Bab bertoleransi dalam berdagang, 2/742

[664] Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asyakir pada Tarikh Kota Damaskus, 11/265.

[665] Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad, 5/63. At-Tirmidzi dalam Sunamya dalam Kitab al-Manaqib pada Bab Manaqib Utsman bin Affan ra.  dan berkata, “Hadits tersebut Hasan Gharib dari sisi yang ini,” 5/626, halaman 3701.

[666] Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnys dalam Kitab Fitnah dan Tanda-tanda Hari Kiamat, 4/2237 halaman 2918-2919 dari hadits Abu Hurairah dan jabir ra. Kisra terakhir Yazdigrid terbunuh di daerah Muru pada tahun ke tiga puluh satu Hijriah ketika Utsman bin Affan ra. masih berjabat sebagaimana Khalifah seakan datang keterangannya.

[667] Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnyz, 1/71, Ahmad Syakir, 514 berkata, “Sanad hadits tersebut shahih.”

[668] Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 3/184, 281 dan telah dishahihkan oleh al-Albany dalam kitabnya al-Jami’ash-Shaghir, 908 telah kita jelaskan pada kitab keistimewaan Umar

[669] Lihat takhrijnya dalam Kitab Tuhfatul Asyraf, 1/257, hal. 952.

[670] Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al Musnad, Ahmad Syakir, 5469, berkata, “Sanad hadits ini shahih.”

[671] Al-Ma’rifatu wat Tarikh, 3/357 hadits ini merupakan syahid untuk hadits yang lalu.

[672] Pada kitab asli tertulis “Al-Walid bin Muslim” dan koreksi ini diambil dari Musnad Ahmad, blldjika

673 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, 6/86, beliau juga memiliki jalur lain yang beliau keluarkan 6/149. Dikeluarkan secara ringkas oleh at-Tirmidzi dalam Manaqib Utsman bin Affan ra., 5/628 dan seraya berkata, “Hadits hasan shahih gharib.” Ibnu Majah dalam Sunamya pada pendahuluan, bab ke 11, 1/41, dari jalan al-Faraj bin Fudhalah dari Rabi’ah bin Yazid.

[674] Dalam kitab asll tertulis “al-Jary” dan perbaikan ini terdapat dalam Musnad Ahmad, 6/263.

[675] Al-Musnad, 6/263.

[676] Al-Musnad, 6/214.

[677] Al-Musnad, 6/52.

[678] Al-Musnad, 6/58. Ahmad Syakir berkata dalam tahqiqnya, “Sanad hadits ini shahih.”

[679] Riwayat al-Faraj bin Fudhalah di keluarkan oleh Ibnu Majah, 1/41 sebagaimana yang telah diisyaratkan 680 Tidak hanya al-Faraj bin Fudhalah yang meriwayatkan hadits ini tetapi juga diriwayatkan oleh Mu’awiyah bin ShAli ra.h dari Rabi’ah bin Yazid sebagaimana yang terdapat dalam at-Tirmidzi dan Al-Walid bin Sulaiman dari Rabi’ah sebagaimana pada hadits ini.

[681] Panggilan orang arab terhadap orang yang disayangi (pent.).

[682] Al-Musnad, 6/250.

[683] Al-Musnad, 6/261

[684] Ahmad Syakir menshahihkan hadits itu dalam tahqiqnya untuk al-Musnad, 8/171.

[685] Sunan at-Tirmidzi dalam Kitab al-Manaqib, 5/630, hal. 3708.

[686] Al-Musnad, 2/345 dan seperti ini juga sanad dan matan pada Fadhail ash-Shahabah, 1/450, 723 muhaqqiqnya berkata, “Sanad haditsnya shahih.”

[687] Pada kitab aslinya: Abu Usamah teiah mengatakan kepada kami dan ia berkata, “Hammad bin Salam telah mengatakan kepada kami.” Perbaikan didapat dari al-Musnad.

[688] Al-Musnad, 5/35 dengan sanad yang shahih. Beliau juga memiliki sanad yang lain di dalam al-Musnad, 5/33 Bahz dan Abdush Shamad telah mengatakan kepada kami dan mereka berkata, “Abu Hilal telah mengatakan kepada kami dari Qatadah dari Abdullah bin Ayaqiq dari Murrah al-Bahz -demikian tanpa ada perantara- lihat Fadhail ash-Shahabah, 1/449. Jalur yang ketiga di dalam al-Musnad, 4/235 dan akan dikuatkan oleh hadits yang akan datang.

[689] Sunan at-Tirmidzi‘dalam Kitab al-Manaqibhadits, 3704, ia berkata, “Pada bab ini dari Umar ra., Abdullah bin Hawalah dan Ka’ab bin ‘Ujrah

[690] Dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan Kubra, 3/24 dan Ibnu Sa’ad dalam ath-ThabaqatuI Kubra, 317b dan dishahihkan oleh adz-Dzahaby daiam Tarikh Islam pada zaman Khulafa Rasyidin, 476. Lihat tambahannya dari pada riwayat-riwayat pada ThabaqatIbnu Sa’ad, 3/75-76

[691] Ibnu Katsir Tafsir al-Qur’an al-Azhim, 4/47

[692] Ibnu Katsir Tafsir al-Qur an al-Azhim, 2/579.

[693] Lihat tentang istri-istri dan anak-anak beliau: Mush’ab Zubairy. Nashab Quraisy, 104-105 tetapi ia bercabang pada anaknya dari Na’ilah ia berkata, “Ummu Khalid, Arwa, Ummu Abaan ash-Shughra, Banat Utsman ibu mereka Na’ilah binti al-Farafishah.” Lihat juga Ibnu Jarir, Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/420 dengan sedikit perbedaan pada nama anak-anak beliau.

[694] Ibnu Jarir Tarikh ar-Rusul wal Muluk, 4/421, dan Ibnul Jauzy, al-Muntazhim fi Tarikh al-Mulk wal Umam, 4/336.

[695] Mush’ab Zubairy, Nashab Quraisy, 106

[696] Ini merupakan riwayat kebanyakan ahli sejarah sebagaimana yang telah disebutkan oleh ath-Thabari, 4/415.

Sumber : https://hbis.wordpress.com/2010/02/13/biografi-utsman-bin-affan-ra/

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M