Hadits Shariih
Marfu’ Shariih (المرفوع صريح) :
Marfu’ sharih adalah khabar yang disandarkan pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, sifat yang berupa akhlak ataupun karakter fisiknya.
Marfu Qauly Hakiki
Ialah apa yang disandarkan oleh sahabat kepada Nabi tentang sabdanya, bukan perbuatannya atau iqrarnya, yang dikatakan dengan tegas bahwa nabi bersabda. Seperti pemberitaan sahabat yang menggunakan lapazh qauliyah :
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول …… كذا
“Aku mendengar Rasulullah saw bersabda ……… begini”
Contoh yang berupa perkataan:
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barang siapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintahnya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim)
في البهر هو الطهور ماؤه والحل ميتته. رواه الاربعة عن ابى هريرة
(menjawab) tentang hukum laut: Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.
Marfu Fi’li Hakiki
Adalah apabila pemberitaan sahabat itu dengan tegas menjelaskan perbuatan rasulullah saw.
Contoh yang berupa perbuatan:
كان صلى الله هليه و سلم إذ دخل بيته بدأ با لسيواك
“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahnya, maka yang dilakukan pertama kali adalah bersiwak.” (HR. Muslim)
عن عائشة رضى الله عنها انّ رسولالله صلّى الله عليه وسلّم كان يدعوا فى الصلاة, ويقول: (اللّهمّ إنّى أعوذبك من المأثم و المغرم) (رواه البخارى)
“Warta dari ‘Aisyah r.a. bahwa rasulullah saw mendo’a di waktu sembahyang, ujarnya: Ya Tuhan, aku berlindung kepada Mu dari dosa dan hutang” (HR Bukhari)
Marfu Taqririyah Hakiki
Ialah tindakan sahabat dihadapan Rasulullah dengan tiada memperoleh reaksi, baik reaksi itu positif maupun negatif dari beliau.
Contoh yang berupa persetujuan:
Seperti pengakuan Ibnu Abbas r.a:
كنّا نصلّ ركعتين بعد غروب الشمس و كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يرانا ولم يأمرنا ولم ينهنا
“Konon kami bersembahyang dua rakaat setelah matahari tenggelam, Rasulullah saw mengetahui perbuatan kami, namun beliau tidak memerintahkan dan tidak pula mencegah.”
تقريره الجارية حين سألها : أين الله ؟ قالت : في السماء، فأقر ها على ذلك صلى الله هليه و سلم
Persetujuan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pada budak wanita ketika ia bertanya padanya, “Dimana Allah”. Budak itu menjawab, “Di langit”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujuinya. (HR. Muslim)
Demikian pula setiap perkataan atau perbuatan yang diketahui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak diingkari, maka itu termasuk marfu’ sharih kategori berupa persetujuan.
Contoh sifat yang berupa akhlaknya:
كان النبي صلى الله هليه و سلم أجود الناس، و أشجع الناس، ما سئل شيئا قط فقال : لا. و كان دائما البشر، سهل الخلق، لين الجانب، ما خير بين أمرين إلا اختار أيسر هما؛ إلا أن يكون إثما؛ فيكون أبعد الناس عنه
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu orang yang paling dermawan, manusia yang paling pemberani, jika diminta sesuatu tidak pernah mengatakan tidak, dan wajahnya selalu ceria, ahlaknya enak dan orangnya mudah. Jika diberi pilihan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,, maka beliau akan memilih yang paling mudah, kecuali kalau itu mengandung dosa, maka Beliau adalah orang yang paling menjauhi hal tersebut.”
Contoh dari sifat berupa karakter fisik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang tingginya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Jarak antara kedua pundaknya jauh. Beliau memiliki rambut yang mencapai pangkal daun telinga atau terkadang sampai pundak. Jenggotnya bagus dan terdapat beberapa uban di jenggotnya.”