• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Rabu, 29 Oktober 2025

Imam Ad Darimi

Bagikan

Pertumbuhan beliau
Nama: Beliau adalah Abdullah bin Abdurrahman bin al Fadhl bin Bahram bin Abdush Shamad.
Kuniyah beliau; Abu Muhammad

Nasab beliau:
1. At Tamimi; adalah nisbah yang ditujukan kepada satu qabilah Tamim.
2. Ad Darimi; adalah nisbah kepada Darim bin Malik dari kalangan at Tamimi. Dengan nisbah ini beliau terkenal.
3. As Samarqandi; yaitu nisbah kepada negri tempat tinggal beliau

Tanggal lahir:
Ia di lahirkan pada taun 181 H, sebagaimana yang diterangkan oleh imam Ad Darimi sendiri, beliau menuturkan; ‘aku dilahirkan pada tahun meninggalnya Abdullah bin al Mubarak, yaitu tahun 181. Ada juga yang berpendapat bahwa beliau lahir pada tahun 182 hijriah.

Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Allah menganugerahkan kepada iama Ad Darimi kecerdasan, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa dalam menghafal hadits. Beliau berjumpa dengan para masyayikh dan mendengar ilmu dari mereka. Akan tetapi sampai sekarang kami tidak mendapatkan secara pasti sejarah beliau dalam memulai menuntut ilmu.

Beliau adalah sosok yang tawadldlu’ dalam hal pengambilan ilmu, mendengar hadits dari kibarul ulama dan shigharul ulama, sampai-sampai dia mendengar dari sekelompok ahli hadits dari kalangan teman sejawatnya, akan tetapi dia jua seorang yang sangat selektif dan berhati-hati,karena dia selalu mendengar hadits dari orang-orang yang terpercaya dan tsiqah, dan dia tidak meriwayatkan hadits dari setiap orang.

Rihlah beliau
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadits, karena terpencarnya para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri islam yang sangat luas. Maka Imam ad Darimi pun tidak ketinggalan dengan meniti jalan pakar disiplin ilmu ini.

Diantara negri yang pernah beliau singgahi adalah;
1. Khurasan
2. Iraq
3. Baghdad
4. Kufah
5. Wasith
6. Bashrah
7. Syam; Damasqus, Himash dan Shur.
8. Jazirah
9. Hijaz; Makkah dan Madinah.

Guru-guru beliau
Guru-guru imam Ad Darimi yang telah beliau riwayatkan haditsnya adalah;
1. Yazid bin Harun
2. Ya’la bin ‘Ubaid
3. Ja’far bin ‘Aun
4. Basyr bin ‘Umar az Zahrani
5. ‘Ubaidullah bin Abdul Hamid al Hanafi
6. Hasyim bin al Qasim
7. ‘Utsman bin ‘Umar bin Faris
8. Sa’id bin ‘Amir adl Dluba’i9. Abu ‘Ashim
9. ‘ubaidullah bin Musa
10. Abu al Mughirah al Khaulani
11. Abu al Mushir al Ghassani
12. Muhammad bin Yusuf al Firyabi
13. Abu Nu’aim
14. Khalifah bin Khayyath
15. Ahmad bin Hmabal
16. Yahya bin Ma’in
17. Ali bin Al Madini
Dan yang lainnya

Murid-murid beliau
Sebagaimana kebiasaan ahlul hadits, ketika mereka mengetahui bahwa seorang alim mengetahui banyak hadits, maka mereka berbondong-bondong mendatangi alim tersebut, guna menimba ilmu yang ada pada diri si ‘alim. Begitu juga dengan Imam Ad Darimi,ketika para penuntut ilmu mengetahui kapabiliti dalam bidang hadits yang dimiliki imam, maka berbondong-bondong penuntut ilmu mendatanginya, diantara mereka itu adalah;

1. Imam Muslim bin Hajaj
2. Imam Abu Daud
3. Imam Abu ‘Isa At Tirmidzi
4. ‘Abd bin Humaid
5. Raja` bin Murji
6. Al Hasan bin Ash Shabbah al Bazzar
7. Muhammad bin Basysyar (Bundar)
8. Muhammad bin Yahya
9. Baqi bin Makhlad
10. Abu Zur’ah
11. Abu Hatim
12. Shalih bin Muhammad Jazzarah
13. Ja’far al Firyabi
14. Muhammad bin An Nadlr al JarudiDan masih banyak lagi yang lainnya.

Persaksian para ulama terhadap beliau
1. Imam Ahmad menuturkan; (Ad Darimi) imam.
2. Muhammad bin Basysyar Bundar menuturkan; penghafal dunia ada empat: Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di an Nasaiburi, Abdullah bin Abdurrahman di Samarqandi dan Muhamad bin Ismail di Bukhara.”
3. Abu Sa’id al Asyaj menuturkan; ‘Abdullah bin Abdirrahman adalah imam kami.’
4. Muhammad bin Abdullah al Makhrami berkata; ‘wahai penduduk Khurasan, selagi Abdullah bin Abdurrahman di tengah-tengah kalian, maka janganlah kalian menyibukkan diri dengan selain dirinya.’5. Raja` bin Murji menuturkan; ‘aku telah melihat Ibnu Hambal, Ishaq bin Rahuyah, Ibnu al Madini dan Asy Syadzakuni, tetapi aku tidak pernah melihat orang yang lebih hafizh dari Abdullah.
5. Abu Hatim berkata; Muhammad bin Isma’il adalah orang yang paling berilmu yang memasuki Iraq, Muhammad bin Yahya adalah orang yang paling berilmu yang berada di Khurasan pada hari ini, Muhammad bin Aslam adalah orang yang paling wara’ di antara mereka, dan Abdullah bin Abdurrahman orang yang paling tsabit diantara mereka.
6. Ad Daruquthni menuturkan; ‘ tsiqatun masyhur.
7. Muhammad bin Ibrahim bin Manshur as Sairazi menuturkan; “Abdullah adalah puncak kecerdasan dan konsistensi beragama, di antara orang yang menjadi teladan dalam kesantunan, keilmuan, hafalan, ibadah dan zuhud”.

Hasil karya beliau
1. Sunan ad Darimi.
2. Tsulutsiyat (kitab hadits)
3. al Jami’
4. Tafsir

Wafatnya beliau
Beliau meninggal dunia pada hari Kamis bertepatan dengan hari tarwiyyah, 8 Dzulhidjah, setelah ashar tahun 255 H, dalam usia 75 tahun. Dan dikuburkan keesokan harinya, Jumat (hari Arafah).
Sumber : https://hadits.tazkia.ac.id/biografi/7

SANG PEMBELA SUNNAH
Samarqand adalah nama sebuah kota di Uzbekistan dan termasuk jajaran kota-kota tua di dunia. Di kota inilah pernah tinggal seorang penghafal hadis kelas dunia dan ulama hadis penjelajah berbagai negeri. Dua hal ini memang sangat identik dengan beliau.

Ya, sekali lagi penghafal kelas dunia dan penjelajah belahan dunia demi meriwayatkan hadis. Siapa lagi kalau bukan Imam Ad Darimi yang terkenal dengan karya monumentalnya Sunan Ad Darimi.

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abdirrahman bin Al Fadhl At Tamimi Ad Darimi As Samarqandhi rahimahullah.

At Tamimi adalah nisbah kepada nama sebuah kabilah, yaitu kabilah bani Tamim yang merupakan salah satu kabilah terbesar di kalangan Arab. Adapun Ad Darimi adalah nisbah kepada Darim bin Malik bin Hanzalah bin Zaid Manat bin Tamim. Dengan nisbah yang kedua inilah beliau lebih akrab dikenal oleh kaum muslimin.

PENGHAFAL PILIH TANDING
Saat ini mungkin nama beliau di tengah kaum muslimin tidak setenar Imam Al Bukhari dan Imam Muslim. Pemilik dua kitab hadis yang paling shahih di atas muka bumi ini. Namun ternyata daya hafalan beliau berkapasitas sangat tinggi sehingga disejajarkan dengan kedua imam tersebut.

Lihatlah pernyataan Muhammad bin Basyar berikut ini, “Para hafizh (penghafal) di dunia ini ada empat : Abu Zur’ah di Rai, Muslim di Naisabur, Abdullah bin Abdurrahman di Samarqand, dan Muhammad bin Ismail di Bukhara.”

Ketangguhan hafalan beliau diakui oleh para ulama yang sezaman dengannya. Raja’ bin Murajja berkata, “Aku pernah melihat Sulaiman Asy Syadzukani, Ishaq bin Rahawaih, dan ulama lainnya, namun aku belum pernah bertemu dengan seseorang hafalannya sekuat Abdullah Ad Darimi.”

Imam Darimi rahimahullah dilahirkan pada tahun 181 H sebagaimana beliau jelaskan sendiri dalam penuturannya. Kelahiran beliau pada tahun ini bertepatan dengan meninggalnya Abdullah bin Mubarak rahimahullah.

Semenjak kecil beliau tinggal di lingkungan yang sangat mendukung belajar ilmu agama. Masih begitu banyak para ulama yang hidup, sehingga beliau pun tidak kesulitan untuk mencari berbagai halaqah ilmu agama.

Allah pun menganugerahkan kepada beliau antusias yang tinggi untuk meriwayatkan hadis, dan juga kecerdasan yang sangat brilian. Di usianya yang masih muda pun sudah terlihat potensi besar untuk menjadi pakar hadis, karena begitu kuatnya hafalan beliau.

Meskipun di berbagai literatur memang tidak disebutkan secara pasti kapan beliau mulai menimba ilmu agama dan berkecimpung dalam ilmu hadis, namun yang jelas, melakukan safar ilmiyah untuk meriwayatkan hadis adalah salah satu karakteristik beliau yang cukup menonjol.

Layaknya pakar hadis generasi sebelumnya, beliau berkeliling dan menjelajahi berbagai belahan negeri demi satu tujuan yang mulia, yaitu meriwayatkan hadis. Terekam dalam sejarah bahwa di antara negeri yang pernah beliau jelajahi adalah Baghdad, Kufah, Wasith, Syam, Hijaz, dan lain sebagainya.

Sehingga jumlah guru beliau pun berbanding lurus dengan banyaknya rihlah menuntut ilmu ke berbagai negeri.

Di antara guru-guru Ad Darimi adalah Yazid bin Harun, Ya’la bin Ubaid, Jafar bin ‘Aun, Bisy bin Umar Az Zahrani, Abu Nadhr Hasyim bin Al Qasim, Sa’id bin Amir Adh Dhubai, Abul Mughirah Al Khaulani, Abu Mushir Al Ghassani, Muhammad bin Yusuf Al Firyabi, Abu Nu’aim, Zakariya bin Adi, dan masih banyak yang lainnya.

Waktu pun terus bergulir dan semangat thalabul ilmi (menuntut ilmu) Ad Darimi benar-benar telah mencapai puncaknya. Terus berpindah dari satu negeri ke negeri lain dan satu rihlah demi rihlah, beliau lalui dengan penuh kesabaran. Apalagi anugerah berupa kekuatan hafalan yang sangat luar biasa mampu dimaksimalkan dengan baik.

Telah dimaklumi oleh para ulama di zamannya bahwa beliau sangat menonjol dalam hafalan. Hingga Muhammad bin Abdillah bin Numair berkata, “Abdullah bin Abdurrahman mampu mengalahkan kami dengan hafalan dan sikap wara’nya.”

Beliau pun menjadi imam dan ulamanya penduduk wilayahnya saat itu. Berbagai pujian dan sanjungan mengalir kepada beliau bak air bah, dan sekarang kondisinya berbalik 180 derajat.

Jikalau dulu beliau yang berthawaf, mengelilingi belahan dunia. Sekarang beliau yang dicari para ulama untuk meriwayatkan hadis. Para penuntut ilmu berbondong-bondong untuk menimba ilmu secara langsung dari beliau.

Coba pembaca perhatikan nama-nama besar berikut ini yang pernah menjadi murid beliau seperti Imam Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, Abd bin Humaid, Raja’ bin Murajja, Al Hasan bin Ash Shabbah, Muhammad bin Basyar Bundar. Yang istimewa ada sebagian di antaranya adalah ulama yang lebih senior dan lebih berumur daripada beliau.

REKOMENDASI DAN PUJIAN ULAMA
Muhammad bin Abdullah Al Makhzumi berpesan, “Wahai penduduk Khurasan, selama Abdullah bin Abdurrahman masih berada di tengah kalian, maka janganlah kalian menyibukkan diri dengan selainnya.”

Ad Darimi rahimahullah adalah imam para ulama di zamannya sebagaimana persaksian ulama. Bahkan ulama sekelas Abu Hatim pernah menyatakan, “Abdullah bin Abdurrahman adalah imam di zamannya.”

Penilaian Ad Darimi tentang status seorang perawi dalam meriwayatkan hadis juga sangat diperhitungkan para ulama. Pernah suatu ketika Imam Ahmad ditanya tentang Yahya Al Himmani, maka Imam menjawab, “Kami meninggalkan orang itu berdasarkan pendapatnya Abdullah bin Abdurrahman karena beliau adalah seorang imam.”

Ulama kita kali ini juga dikenal mempunyai ibadah yang kuat dan akhlak yang baik. Sungguh ketenaran serta pujian ulama tidaklah membuat beliau sombong. Beliau disebut-sebut sebagai suri teladan yang baik perihal kelemah-lembutan, budi pekerti yang luhur, antusias ibadah, kekuatan hafalan, sikap zuhud terhadap dunia, dan kejujuran.

Subhanallah, begitu banyak sifat mulia yang beliau miliki, dan ini pun yang mempersaksikan adalah para ulama. Penyebar dan penolong ilmu hadis di Samarqand adalah pujian yang melekat pada diri beliau, sekaligus pembela sunnah dari kedustaan. Beliau aktif membantah siapa pun yang menentang sunnah Nabi dan hadis yang shahih.

Pernah suatu saat Ad Darimi menolak permintaan penguasa setempat agar menjadi Qadhi di Samarqand. Namun penguasa tersebut mendesaknya bahkan memenjarakannya. Akhirnya Imam Ad Darimi mengalah dan bersedia memberikan sebuah keputusan dalam suatu persidangan. Kemudian setelah itu beliau mengajukan pengunduran diri dan permohonan beliau dikabulkan.

Diriwayatkan dari Imam Ahmad bahwa beliau mengatakan, “Dunia datang menawarkan dirinya kepada Ad Darimi namun beliau pergi dan menolaknya.”

Satu hal yang mudah bagi seorang imam sekaliber Ad Darimi untuk hidup dalam kemewahan dunia. Namun semua itu beliau tinggalkan dan lebih memilih hidup dalam kesederhanaan dan zuhud terhadap gemerlapnya kehidupan dunia.

Ad Darimi rahimahullah meninggal dunia pada tahun 255 H bertepatan dengan hari Tarwiyah setelah salat Ashr. Beliau wafat pada usia 74 tahun dan dimakamkan pada hari Arafah keesokan harinya. Berita wafatnya beliau ini membuat kaum muslimin dan para ulama berduka cita. Mereka kehilangan figur seorang ulama ahli hadis yang berakhlak mulia.

Tak terkecuali Imam Bukhari rahimahullah yang sempat sedih dan menangis setelah mendengar berita kematiannya. Ishaq bin Ahmad berkisah, “Saat itu kami berada di hadapan Muhammad bin Ismail Al Bukhari hingga datangnya berita wafatnya Ad Darimi kepada beliau. Maka Imam Bukhari menundukkan kepalanya lantas mengangkat kepalanya seraya mengucapkan kalimat istirja’ (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un) dan meneteslah air mata beliau hingga membasahi kedua pipinya.”

Meskipun jasad beliau telah tiada, namun beliau mewariskan karya tulis yang bermanfaat untuk generasi setelahnya. Beliau meninggalkan beberapa karya tulis di antaranya adalah Sunan Ad Darimi, Al Jami’, Tafsir dan Tsulutsiyat. Demikianlah sekilas biografi Imam Ad Darimi semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya dan membalas beliau dengan balasan yang terbaik. Allahu A’lam.

Sumber: Majalah Qudwah edisi 51 vol.05 1438 H rubrik Biografi. Pemateri: Al Ustadz Abu Hafiy Abdullah.| http://ismailibnuisa.blogspot.com/2017/08/sang-pembela-sunnah.html
Referensi : https://www.atsar.id/2019/08/biografi-imam-ad-darimi.html

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M