• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Selasa, 28 Januari 2025

Jihad dan Pembebasan Wilayah Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه

Bagikan

1. Khalifah Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه [947] berusaha secara maksimal untuk memadamkan Fitnah

Khalifah ar-Rasyid yang keempat, Ali bin Abi Thalib ra. Menghadapi masalah-masalah berat dan kondisi dalam negeri yang labil. Situasi pada masa kekhalifahan beliau sangat tidak kon-dusif. Pecah perang di antara kaum muslimin, munculnya kaum Khawarij, sehingga Khalifah sibuk mengurus masalah-masalah dalam negeri dan memadamkan api fitnah yang marak pasca terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan secara zhalim.

Salah satu kerugian akibat fitnah-fitnah ini dan ekses negatifnya adalah terhambatnya gerakan jihad dan perluasan wilayah Islam yang merupakan perkara yang sangat menonjol pada masa kekhalifahan sebelumnya. Buku-buku sejarah tidak mencatat penaklukan-penaklukan wilayah baru pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib ra. Akan tetapi meskipun menghadapi berbagai masalah dalam negeri yang pedih namun beliau mampu mempertahankan wilayah-wilayah yang sudah ditaklukan.

Para amir di wilayah wilayah taklukan sangat serius menghadapi serangan musuh-musuh dari luar. Para prajurit yang berjagajaga di tapal batas benar-benar melak-sanakan kewajiban mereka dengan baik dalam menjaga dan mengamankan wilayah Islam.

Imam ath-Thabari [1118] dan al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Konstantin bin Heraklius bermaksud menyerang wilayah kaum muslimin dengan membawa seribu armada artileri pada tahun 35 H. Namun Allah SWT. Mengirim angin putting beliung yang sangat hebat hingga menenggelamkannya bersama pasukannya. Tidak ada yang selamat kecuali dia bersama segelintir orang saja dari kaumnya. Ketika mereka kembali ke Shaqliyah, mereka menyerangnya dan membunuhnya. Mereka berkata, “Engkau telah membunuh teman-teman kami!” Dengan demikian Allah SWT. telah menyelamatkan kaum muslimin dari kejahatannya.

Ibnu Katsir [1119] juga menyebutkan bahwa pada tahun 39 H penduduk Persia dan pegunungan menolak membayar pajak dan tidak mau taat. Bahkan mereka mengusir wakil yang dikirim ke sana, yaitu Sahal bin Hunaif. Lantas Ali menunjuk Ziyad bin Abihi menjadi wali wilayah Persia dan Kirmaan. Ziyad adalah seorang yang keras pendirian dan ahli dalam siasat. la bergerak menuju wilayah tersebut dengan empat ribu pasukan berkuda. la berhasil menundukkanya hingga penduduknya kembali istiqamah, membayar pajak dan kembali patuh dan taat. la memerintah dengan adil dan amanah. la membangim istana di sana yang terkenal dengan sebutan Istana Ziyad.

Kemudian sekembalinya dari peperangan Shiffin Ali mengirim Ja’dah bin Hubairah al-Makhzumi ke wilayah Khurasan. Karena sebagian penduduk di sana menolak untuk taat dan patuh. la mengurung penduduk Naisabur hingga akhirnya mereka sepakat berdamai. Sebagaimana penduduk Marwu juga meneken perdamaian dengannya. [1120]

2. Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه  Menjelaskan saksi-saksi hukum terhadap para Bughat (Pembrontak) 

Meskipun Ali bin Abi Thalib ra. tidak memiliki kesempatan yang banyak untuk memperluas wilayah Islam dari yang telah ditaklukan seperti yang dilakukan para sahabat sebelum beliau, hanya saja dengan perlakuan beliau yang adil beliau berjasa dalam menjelaskan sanksi-sanksi hukum berkaitan terhadap komplotan pembangkang. Berikut hukum-hukum yang berkaitan dengan peperangan dalam masa-masa fitnah yang terjadi di antara kaum muslimin. Hal itu termasuk jihad untuk menjaga stabilitas dalam negeri dan menyatukannya serta menghadapi segala upaya memecah belah daulah Islam. Beliau menjelaskan semua aspek hukum yang berkaitan dengan masa-lah tersebut.

3. Membedakan penanganan Fitnah dengan bughat (pembrontak)

Beliau membedakan antara peperangan fitnah dengan perang melawan komplotan pemberontak yang keluar dari ketaatan dan dengan perang melawan kaum Khawarij yang melepaskan diri dari sebagian syariat Islam karena takwil. Peperangan Jamal pecah tanpa dikehendaki, perang tersebut termasuk peperangan fitnah. Peperangan Shiffin adalah perang yang dilakukan untuk menundukkan orang-orang yang keluar dari ketaatan dan menolak berbai’at. Ali memerangi mereka setelah beliau menganjurkan agar mereka menyerah dan berbai’at. Beliau memutuskan hal tersebut berdasarkan ijtihad. Sebagian sahabat seperti Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdullah bin Umar dan Usamah bin Zaid tidak ikut serta dalam peperangan mi dan mereka tidak menyetujuinya.

Pendapat mereka ini lebih tepat. Ali sendiri pada akhirnya memuji mereka dan berandai sekiranya beliau tidak berperang. Adapun perang melawan kaum Khawarij, Ali bin Abi Thalib ra. Gembira memerangi mereka setelah mereka berbuat kerusakan dan menyabotase jalan-jalan. Beliau telah menegakkan hujjah atas mereka. Beliau telah berdebat dengan mereka dan telah mengutus seseorang untuk mendebat mereka hingga tiada lagi alasan bagi mereka. Perang beliau melawan kaum Khawarij dilakukan atas dasar nash dari Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ telah memuji orang-orang yang memerangi mereka dan memerintahkan supaya memerangi mereka. Namun demikian perlakuan beliau terhadap semua kelompok tersebut adalah beliau tidak menawan kaum wanita dan anak-anak mereka, beliau tidak membagi-bagikan harta ghanimah yang dirampas dari mereka, beliau tidak mengejar mereka yang melarikan diri dan beliau tidak membunuh mereka yang terluka.

Di antara jasa Ali bin Abi Thalib ra. adalah beliau memerangi kaum murtad dan kelompok radikal pengikut Saba’iyah yang meyakini sifat uluhiyyah pada beliau. Beliau meminta mereka bertaubat, setelah melihat mereka tidak mau bertaubat beliau memerintahkan agar membakar mereka dengan api. [1121] Abdullah bin Abbas dan lainnya tidak menyetujui cara eksekusi beliau yaitu membakar. Akan tetapi mereka sepakat bahwa orang-orang murtad tersebut harus dihukum mati.

Beliau juga memerangi bid’ah-bid’ah dan benih-benih ajaran Syi’ah yang mulai muncul. Beliau berkhutbah di mimbar Masjid Jami’ Kufah dan menjelaskan bahwa seutama-utama umat ini setelah Rasulullah ﷺ. adalah Abu Bakar dan Umar Beliau berkata, “Tidaklah dibawa kehadapanku seorang yang melebihkan aku daripada Abu Bakar dan Umar melainkan aku akan mencambuknya sebanyak cambukan bagi para penuduh tanpa bukti (yakni delapan puluh kali). [1122] Beliau juga melarang mencela seluruh sahabat nabi. Dan mengancam pelakunya dengan hukuman yang berat. Dalam khutbahnya beliau menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ. Tidaklah mengkhususkan ahli bait dengan sesuatu yang istimewa yang tidak disampaikan kepada umat manusia. Beliau berkata, “Barangsiapa menganggap bahwa kami membaca sesuatu (wahyu) yang tidak terdapat dalam Kitabullah dan Mushaf ini seraya menunjuk ke arah shahifah yang tersimpan dalam sarung pedang beliau- di dalamnya disebutkan tentang umur unta dan sejumlah perkara tentang diyat perkara kriminal- maka sesungguhnya ia telah berdusta. [1123]

Referensi :

[1116] Tarikh ath-Thabari, 5/136

[1117]. Tarikh ath-Thabari, 5/136.

[1118] Tarikh ath-Thabari, 4/441 dan Al-Bidayah wan Nihayah, 10/427

[1119] Al-Bidayah wan Nihayah, 10/678

[1120] Tarikh ath-Thabari, 5/64.

[1121] Silahkan lihat Ibnu Hazm dalam al-Fishal, 4/186.

Sumber : https://hbis.wordpress.com/2010/03/18/jihad-dan-pembebasan-wilayah-pada-masa-khalifah-ali-bin-abi-thalib-ra/

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M