Pakaian Mereka
Ahli Shuffah tidak memiliki pakaian yang dapat melindungi diri mereka dari hawa dingin atau menutupi seluruh anggota tubuh mereka. Mereka juga tidak memiliki selimut tebal 36. Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempunyai pakaian lengkap 37. Mereka mengikatkan baju dan selimut ke leher-leher mereka 38. Sebagian lagi hanya memakai baju dan kain sarung 39. Pakaian mereka hanya menutup sampai setengah betis, bahkan ada pula yang tidak sampai pada kedua lutut. Banyak sumber menyebutkan bahwa mereka memakai sorban 40, yaitu gulungan kain yang diikatkan di kepala 41.
Selimut yang mereka pakai adalah Al-Hanaf, yaitu selimut yang menyerupai selimut produksi Yaman, dibuat dari bahan kasar dari kain terburuk 42. Terkadang mereka malu keluar, karena pakaian mereka tidak lengkap dan mudah terbuka auratnya 43. Di samping itu, pakaian mereka cepat kotor karena Shuffah tidak berdinding, yang mengakibatkan debu dan angin leluasa mengenai mereka, sehingga keringat mereka mudah sekali tercampur dengan debu dan kotoran 44.
Oleh Syaikh Dr. Akram Dhiya’ al-Umuri
Sumber : www.ibnumajjah.com
Referensi :
36. Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqatul Kubra jilid 1 hal. 255,
Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah Jilid 1 hal.. 377, Ibnu Sayyidin Nas dalam ‘Uyunul Atsar jilid 2 hal. 317.
37. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah jilid 1 hal. 341.
38. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah jilid 1 hal .377.
39. Shahih Bukhari jilid 1 hal. 114, Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat jilid 1 hal. 255.
40.Ahmad dalam Musnadnya jilid 14 hal. 128.
41. Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arab.
42. Ahmad dalam Musnadnya jilid 3 hal. 487, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah jilid 1 hal. 374, As-Samhudi dalam Wafaul Wafa jilid 1 hal. 323.
43. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah jilid 1 hal. 342.
44.Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah jilid 1 hal. 341.
