• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Kamis, 21 November 2024

Sekilas tentang Peperangan

Bagikan

Daftar Isi : (Klik Menu menuju Isinya & kembali  ke Menu)

  1. Ringkasan Perang GHAZWAH
  2. Ringkasan Perang SARIYAH

Apabila kita mengamati peperangan yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pengiriman satuan pasukan, maka tidak ada pilihan bagi kita dan bagi siapa pun yang bisa mengamatinya, melainkan mengatakan bahwa beliau adalah komandan militer terbesar di dunia, yang paling benar, paling tajam kekuatan firasatnya dan paling teliti. Beliau memiliki kecerdikan yang benar-benar unggul dalam masalah ini, sesuai dengan kedudukan beliau sebagai pemimpin manusia dan para Rasul. Beliau tidak terjun dalam suatu kancah pertempuran melainkan pasti menampakkan tekad yang bulat, keberanian dan kejelian. Karena itu beliau tidak pernah mengalami kegagalan karena salah dalam mengambil suat kebijakan,mengatur pasukan, menyusun strategi, menentukan tempat dan menetapkan suatu bentuk serangan. Bahkan bisa dikatakan bahwa beliau memiliki pola kepemimpinan tersendiri yang tidak pernah dikenal di dunia. Adapun peristiwa yang terjadi dalam Perang Uhud dan Hunain lebih disebabkan karena kelemahan di dalam diri anggota pasukan atau karena mereka membangkang perintah beliau serta menyalahi perintah beliau.

Justru pada saat orang-orang Muslim mengalami kekalahan dalam dua peperangan ini tampak kecerdikan beliau, keteguhan beliau dalam menghadapi musuh dan dengan kebijaksanaannya yang sangat matang beliau dapat mengagalkan musuh, seperti yang terjadi dalam Perang Uhud, atau bagaimana beliau dapat membalik keadaan dari kekalahan menjadi kemenangan seperti dalam Perang Hunain. Padahal perkembangan situasi yang seperti itu biasanya akan mengakibatkan pengaruh yang sangat buruk terhadap jiwa seseorang dan akhirnya tidak menyisakan keselamatan sama sekali setelah itu.

Ini jika dilihat dari sisi pandang militer secara murni. Namun jika dilihat dari sisi-sisi yang lain, dengan berbagai peperangan itu beliau dapat menciptakan stabilitas keamanan dan perdamaian, memadamkan bara cobaan, menuntaskan permusuhan antara Islam dan paganisme, menghela manusia kepada kemaslahatan, membuka jalan penyebaran dakwah, dapat mengenali dan menyingkap orang-orang yang mukhlis dari pada orang-orang yang menyimpan kemunafikan serta dapat membungkam berbagai bentuk pengkhianatan.

Beliau mampu memunculkan beberapa tokoh dan komandan pasukan yang siap berhadapan dengan pasukan Persia dan Romawi di berbagai pertempuran di Irak dan Syam setelah itu. Mereka ini pun dapat mengungguli musuh dalam masalah strategi perang dan memutar roda pertempuran, sehingga mereka dapat menguasai tanah, musuh, harta benda, kebun-kebun, tempat tinggal, dan kekayaan yang melimpah mah.

Dengan peperangan itu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mampu membuka lahan tempat tinggal dan lapangan pekerjaan bagi orang-orang Muslim, hingga dapat memecahkan berbagai problem yang mereka hadapi saat datang ke Madinah tanpa membawa harta dan tanpa memiliki tempat tinggal. Perlengkapan perang, senjata, baju besi dan anggaran belanja untuk keperluan ini juga tersedia, yang semuanya dapat diwujudkan tanpa ada sedikit pun kezhaliman dan kesewenang¬wenangan terhadap hamba Allah.

Beliau telah merombak tujuan dan sasaran perang yang sebelumnya hendak diraih masyarakat jahiliyah. Apabila sebelumnya peperangan merupakan aksi tentang perampasan, penjarahan, pembunuhan, kezhaliman, kesewenang¬ wenangan, kebencian, permusuhan, melampiaskan dendam, mencari keuntungan dengan cara apa pun, melumatkan pihak yang lemah, menghancurkan segala yang ada, merobohkan bangunan, melanggar kehormatan wanita, berbuat kasar terhadap pihak yang lemah dan anak-anak, merusak tanaman dan keturuan, menciptakan kerusakan di muka bumi, maka peperangan dalam Islam adalah jihad untuk mewujudkan tujuan yang mulia, terpuji dan kemaslahatan secara menyeluruh, untuk mengangkat kedudukan manusia di segala tempat dan zaman.

Peperangan dalam Islam adalah jihad untuk membebaskan mnusia dari tatanan yang menggambarkan tekanan dan permusuhan. Tatanan yang adil ialah mengubah dari suatu tatanan yang di dalamnya orang yang kuat memakan orang yang lemah, menjadi tatanan yang di dalamnya orang yang kuat justru menjadi orang yang lemah, sehingga ada sesuatu yang bisa diambil darinya. Peperangan dalam Islam adalah jihad untuk membebaskan bumi dan pengkhianat., pelanggaran dan dosa permusuhan hingga menjadi bumi yang penuh keamanan, ketenangan, kedamaian, kasih sayang dan perlindungan terhadap hak dan kesucian.

Dalam peperangan juga ada aturan-aturan yang mengikat setiap prajurit dan komandannya. Mereka tidak boleh keluar dari aturan-aturan ini. Sulaiman bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata, “Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk seseorang sebagai komandan pasukan atau satuan pasukan yang dikirim ke kancah peperangan, maka beliau memberinya nasihat secara khusus agar bertakwa kepada Allah dan menyampaikan nasiliat yang baik kepada orang orang Muslim, kemudian bersabda, “Beperanglah dengan nama Allah dan di jalan Allah. Perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah. Bertempurlah kalian, janganlah bersikap secara berlebihan, janganlah melanggar perjanjian dan janganlah membunuh anak-anak.”
Beliau juga memerintahkan untuk mencari cara yang lebih mudah dengan bersabda, “Carilah cara yang lebih mudah dan jangan mempersulit, ciptakanlah ketenangan dan jaganlah membuat mereka lari.

Jika beliau mendatangi suatu kaum (musuh) pada malam hari, maka beliau tidak menyerbu mereka hingga keesokan harinya. Beliau melarang keras melakukan pembakaran, membunuh anak-anak, membunuh wanita dan menghajarnya, serta melarang merampas.

Beliau juga melarang melakukan perampasan terhadap tanaman dan keturunan, melarang menebangi pohon kecuali jika sangat diperlukan sebagai siasat perang dan tidak ada pilihan lain kecuali itu. Beliau bersabda saat menaklukan Makkah, “Janganlah sekali-kali engkau memaksa orang yang terluka, jangan mengejar orang yang melarikan diri dan jangan membunuh tawanan.”

Beliau menegaskan larangan membunuh orang-orang yang terikat dalam perjanjian, dengan bersabda, “Barang siapa membunuh orang yang terikat dalam perjanjian, maka dia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan selama 40 tahun.”
Masih banyak aturan-aturan lain yang dapat membersihkan peperangan dari noda-noda jahiliyah. Yang pasti, peperangan itu dijadikan sebagai jihad yang suci.

1. Ringkasan Perang GHAZWAH (Dipimpin langsung oleh Rasulullah)

Klik gambar untuk memperbasar

2. Ringkasan Perang SARIYAH (Dipimpin Sahabat atas penunjukan oleh Rasulullah)

Klik gambar untuk memperbasar

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M