Syaikh Ramadhan al-Buthi
Selain mengajar di berbagai hala¬qah, ia juga aktif menulis di berbagai media massa tentang tema-tema keislaman dan hukum yang pelik, diantaranya berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh para pembaca. Ia juga mengasuh acara-acara dialog keislaman di beberapa stasiun televisi dan radio di Timur Tengah, seperti di Iqra’ Channel dan Ar-Risalah Channel.
Dalam hal pemikiran, Al-Buthi dianggap sebagai tokoh ulama Ahlussunnah wal Jama’ah yang gencar membela konsep-konsep Madzhab yang Empat dan aqidah Asy’ariyah, Maturidiyah, Al-Ghazali, dan lain-lain, dari rongrongan pemikiran dan pengkafiran sebahagian golongan yang menganggap hanya merekalah yang benar dalam hal agama.
Berbekal pengetahuannya yang amat mendalam dan diakui berbagai pihak, ia meredam berbagai permasalahan yang timbul dengan fatwa-fatwanya yang bertabur hujjah dari sumber yang sama yang dijadikan dalil para lawan debatnya. Ujaran-ujaran Al-Buthi juga menyejukkan bagi yang benar-benar ingin memahami pemikirannya.
Al-Buthi bukan hanya seorang yang pandai di bidang syari’ah dan bahasa, ia juga dikenal sebagai ulama Sunni yang multidisipliner. Ia dikenal alim dalam ilmu filsafat dan aqidah, hafizh Qur’an, menguasai ulumul Qur’an dan ulumul hadits dengan cermat.
Sewaktu-waktu ia melakukan kritik atas pemikiran filsafat materialisme Barat, di sisi lain ia juga melakukan pembelaan atas ajaran dan pemikiran madzhab fiqih dan aqidah Ahlussunnah, terutama terhadap tudingan kelompok yang menisbahkan dirinya sebagai golongan Salafiyah dan Wahabiyah.
Dalam hal yang disebut terakhir, ia menulis dua karya yang meng-counter berbagai tudingan dan klaim-klaim mereka, yakni kitab berjudul Al-Lamadzhabiyyah Akbar Bid’ah Tuhaddid asy-Syari’ah al-Islamiyyah dan kitab As-Salafiyyah Marhalah Zamaniyyah Mubarakah wa Laysat Madzhab Islamiyy.
Begitu pula hubungannya dengan gerakan-gerakan propaganda keislaman seperti Ikhwanul Muslimin Suriah tampak kurang baik. Tentunya dengan berbagai perbedaan pandangan, yang menjadikan ketidaksetujuannya itu tampak dalam sebuah karya yang berjudul Al-Jihad fi al-Islam, yang terbit pada tahun 1993.
Tawassuth
Di era 1990-an, Al-Buthi telah menampakkan intelektualitasnya dengan menggunakan sarana media informasi, seperti televisi dan radio. Ini demi mengusung pemikiran-pemikirannya yang tawassuth (menengah) di tengah gerakan-gerakan fundamentalisme Islam yang bermunculan.
Sayangnya, kedekatannya dengan penguasa politik Suriah saat itu, Hafizh Al-Asad, menjadi bumbu tak sedap di kalangan pemerhati politik. Namun kedekatannya itu juga menjadi siasat politik Suriah dalam menyokong perjuangan Hamas (Harakah Al-Muqawamah Al-Islamiyah) dalam menghadapi aneksasi Israel, sekalipun beberapa pandangannya bertolak belakang dengan gerakan-gerakan semacam itu.
Di usia yang semakin senja, Syaikh Al-Buthi masih tetap menulis, baik lewat website yang diasuhnya maupun beberapa media massa dan elektronik lainnya. Betapa besar harapan umat ini, khususnya kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah menanti karya-karyanya yang lain terlahir, untuk memenuhi dahaga ilmu yang tak pernah habis-habisnya.
Di mata beberapa ulama dan ustadz-ustadz yang pernah menimba ilmu di Suriah, Al Buthi lebih dikenal sebagai tokoh ulama sufi dibanding tokoh pergerakan. Buku-buku karya Al-Buthi banyak beredar di Indonesia dan karyanya banyak menjadi rujukan. Salah satu bukunya berisi kritik terhadap gerakan kelompok Salafy Wahabi berjudul Salafiyyah; Marhalah Zamaniyyah Mubarakah La Madzhab Islami.
Syaikh Ramadhan Al-Buthi wafat Kamis ba’da maghrib, 21 Maret 2013. Tepatnya saat beliau mengisi Ta’lim di Masjid Al-Iman di Kota Damaskus, Suriah. [dutaislam.or.id/ab]
Sumber : https://www.dutaislam.or.id/2024/10/biografi-singkat-syaikh-muhammad-said-ramadhan-albuthi.html
