• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Rabu, 29 Oktober 2025

Syaikh Wahbah az-Zuhaili

Bagikan

Syekh Wahbah Zuhaili merupakan salah satu ulama besar abad ke-20 yang sangat berpengaruh dalam pengembangan ilmu fikih dan tafsir Islam.
Dengan karya-karyanya yang monumental dan jumlah tulisan yang sangat produktif, ia dijuluki sebagai “Imam Suyuthi Kedua.”
Sebuah gelar yang mencerminkan keluasan ilmunya, kedalaman pemahaman, serta kontribusinya terhadap khazanah keilmuan Islam kontemporer.
Dalam dunia Islam modern, nama Wahbah Mustafa Az-Zuhaili bukanlah nama yang asing, khususnya bagi para pelajar dan akademisi syariah.
Kitab Fiqhul Islami wa Adillatuhu dan At-Tafsirul Munir menjadi rujukan utama dalam banyak lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia, menjadikan sosok ini sebagai tokoh sentral dalam dunia ilmu fikih dan tafsir.

Latar Belakang dan Keluarga
Syekh Wahbah Zuhaili lahir pada tanggal 6 Maret 1932 M / 1351 H di desa kecil Dir ‘Athiyah, wilayah Qalamun, Damaskus, Suriah.
Nama “Az-Zuhaili” merupakan nisbah kepada Zahlah, sebuah kota di Lebanon yang menjadi asal leluhur keluarganya.

Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga religius.
Ayahnya, Musthafa Az-Zuhaili, dikenal sebagai seorang hafizh Al-Qur’an yang sangat saleh.
Sementara ibunya, Fatimah binti Musthafa Sa’dah, adalah wanita yang wara’ dan teguh dalam menjalankan syariat Islam.
Keluarga mereka hidup sederhana sebagai petani dan pedagang, namun sarat dengan nilai-nilai keislaman yang kuat.

Perjalanan Keilmuan dari Suriah ke Mesir
Rihlah keilmuan Syekh Wahbah dimulai sejak usia dini.
Ia pertama kali belajar langsung kepada ayahnya, mempelajari dasar-dasar agama Islam dan Al-Qur’an.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kampung halamannya, pada usia 14 tahun ia melanjutkan pendidikan menengah di Damaskus.
Setelah menamatkan Tsanawiyah selama enam tahun dan menjadi salah satu lulusan terbaik, Syaikh Wahbah melanjutkan pendidikan tinggi ke Kairo, Mesir.
Di sana, semangatnya dalam menuntut ilmu benar-benar diuji.
Ia mengambil studi di dua universitas dan tiga fakultas sekaligus, yaitu:
1. Fakultas Syariah di Universitas Al-Azhar
2. Fakultas Bahasa Arab di Universitas Al-Azhar
3. Fakultas Hukum di Universitas ‘Ain Syams
Ia berhasil menyelesaikan studi sarjananya di Al-Azhar pada tahun 1956 dan di Universitas ‘Ain Syams pada tahun 1957.
Tak puas dengan gelar sarjana, Syekh Wahbah melanjutkan program magister di Universitas Kairo dan meraih gelar dengan tesis berjudul “Ad-Dzara’i fis Siyasah As-Syar’iyah wal Fiqhil Islami” yang mengkaji pendekatan maqashid dalam fikih Islam dan politik syariah.
Kemudian, ia menempuh program doktoral di Universitas Al-Azhar dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1963 dengan predikat summa cum laude (Martabatus Syaraf Al-‘Ula).
Disertasinya berjudul “Atsarur Harb fil Fiqhil Islami: Dirasah Muqaranah”, membahas pengaruh peperangan dalam fikih Islam dalam perbandingan antara delapan mazhab dan undang-undang internasional.

Karier Akademik dan Dedikasi Ilmu
Setelah kembali ke Suriah, Syekh Wahbah Zuhaili aktif sebagai dosen di Fakultas Syariah Universitas Damaskus, bahkan dipercaya menjadi ketua jurusan Fiqhul Islami wa Madzahibuh.
Pada tahun 1975, ia diangkat menjadi Guru Besar Bidang Syariah dan menjadi tokoh sentral dalam pengembangan kurikulum fikih modern.
Ia juga pernah menjadi dosen tamu di berbagai universitas dunia, antara lain di Universitas Benghazi (Libya), Ummu Darman (Sudan), dan Universitas Emirat Arab.
Keaktifannya dalam forum ilmiah internasional menjadikan Syekh Wahbah sebagai jembatan antara ulama tradisional dan ilmuwan kontemporer.

Para Guru dan Sanad Keilmuan
Sebagaimana ulama besar lainnya, Syekh Wahbah memiliki sanad keilmuan yang kuat dan luas.
Di Damaskus, ia menimba ilmu dari beberapa ulama besar, di antaranya:
1. Abdul Razaq Al-Hamasi (fikih Syafi’i)
2. Hasan Habnakah Al-Midani (tafsir)
3. Muhammad Shaleh Farfur (bahasa Arab)
4. Muhammad Lutfi Al-Fayumi (ushul fiqih dan musthalah hadits)
5. Mahmud Al-Rankusi (aqidah dan kalam)
Sementara di Mesir, ia berguru kepada para ulama besar Al-Azhar seperti:
1. Muhammad Abu Zahrah
2. Mahmud Syaltut
3. Abdul Rahman Taj
4. Ali Muhammad Khafif
5. Abdul Ghani Abdul Khaliq
6. Muhammad Hafidz Ghanim

Sanad keilmuan yang luas ini menjadikan Syekh Wahbah sebagai ulama ensiklopedis, menguasai berbagai bidang dengan otoritatif.

Karya-Karya Monumental Syekh Wahbah Zuhaili
Syekh Wahbah Zuhaili dikenal sebagai ulama produktif, dengan lebih dari 500 karya ilmiah yang mencakup berbagai disiplin ilmu: fikih, ushul fikih, tafsir, ilmu hadis, pemikiran Islam, hingga isu-isu kontemporer.
Dua karyanya yang paling monumental adalah:
1. Fiqhul Islami wa Adillatuhu
Kitab ini dianggap sebagai ensiklopedi fikih modern yang membahas berbagai persoalan hukum Islam secara komprehensif, mencakup semua mazhab dan didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis.
2. At-Tafsirul Munir
Sebuah karya tafsir kontemporer yang tidak hanya menjelaskan makna ayat, tetapi juga mengaitkannya dengan isu-isu sosial, hukum, dan peradaban masa kini.

Karya Lainnya
Karya-karya lain yang juga penting antara lain:
1. At-Tafsirul Wajiz
2. Al-Wajiz fi Ushulil Fiqh
3. Ushulul Fiqh Islami
4. Al-Fiqhul Islami fil Uslubil Jadid
5. Al-Muslimin As-Sunnah An-Nabawiyyah As-Syarifah
6. Al-Iman bil Qadha’ wal Qadr
7. Fiqhul Islami wal Qadhaya al-Mu’ashirah

Karena ketekunannya dalam menulis dan kedalaman isinya, Dr. Badi’ Sayyid Lahham menjuluki Syekh Wahbah sebagai “Imam Suyuthi abad modern”, membandingkannya dengan Imam Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H), ulama produktif dengan lebih dari 300 karya.

Kewafatan dan Warisan Intelektual
Syekh Wahbah Zuhaili wafat pada 8 Agustus 2015 dalam usia 83 tahun.
Wafatnya beliau menjadi kehilangan besar bagi dunia Islam, namun warisan intelektualnya akan terus hidup sepanjang zaman.
Karya-karyanya tetap dijadikan rujukan di pesantren, universitas Islam, dan lembaga fatwa di berbagai belahan dunia.
Ia telah menjadi simbol ulama kontemporer yang mampu menyinergikan tradisi klasik dengan pendekatan modern dalam menjawab persoalan umat.
Kesimpulan: Ulama Fikih yang Abadi dalam Ilmu
Kehadiran Syekh Wahbah Zuhaili merupakan anugerah besar bagi dunia Islam abad ke-20.
Ia tidak hanya menjadi penghubung antara pemikiran klasik dan modern, tetapi juga menyumbangkan warisan ilmu yang kaya, luas, dan otoritatif.
Dengan gelar “Imam Suyuthi Kedua”, beliau menjadi inspirasi bagi generasi intelektual muslim masa kini dalam menjaga tradisi keilmuan Islam tetap hidup dan berkembang di tengah tantangan zaman.

Sumber : https://www.kepoinhikmah.com/2025/05/Biografi-Syekh-Wahbah-Zuhaili-Ulama-Fikih-Abad-20-Dijuluki-Imam-Suyuthi-Kedua.html

Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M