• Beribadalah kamu sampai datang "Haqqul Yakin" (kematian)
Senin, 6 Mei 2024
Masjid Nurul Huda Duri
Jalan Jend.Sudirman Simpang Garoga, Duri, Kec. Bathin Solapan, Kab.Bengkalis, Riau.
Pusat Info Masjid

Selamat datang di Website Masjid Nurul Huda

Mari bersama kami Website Masjid Nurul Huda Download/Baca (Kitab-kitab Ulama/Ensiklopedi Ulama/Fatwa Ulama/At-Targhib wa At-Tarhib Ulama/Artikel-artikel Web/Ribuan Kajian MP3). Ikuti terus Website ini untuk mendapatkan update informasi selanjutnya.

Selamat menikmati

1. Kitab Al-Muyassar fi 'ilmi An-Nahwi : Aceng Zakariya

2. Kitab Al-Muqaddimah Al-Ajurromiyyah : Muhammad bin Muhammad bin Aajurroma Ash-Shinhaji

3. Kitab Muktharat Qawai'id Al-Lughah Al-'Arabiyyah : Ustad Aunur Rafiq Ghufran

4. Kitab Mulakhash Qawa'id Al-Lughah Al-'Arabiyyah : Fuad Ni'mah

5. Panduan Durusul Lughah Al Arabiyah 1

6. Panduan Durusul Lughah Al Arabiyah 2

7. Panduan Durusul Lughah Al Arabiyah 3

8. Terjemah Kitab Mulakhos 

9. Belajar Bahasa Arab Online

1. Kitab Tsalatsah Al-Ushul (Tiga Landasan Utama): Syaikh Muhammad At-Tamimi

2. Kitab Qawa’id Al-Arba’ (Empat Kaedah Memahami Tauhid dan Syirik): Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

3. Kitab Fathul Majid, Syarah Kitab Tauhid 

4. Kitab Kasyfu Asy-Syubuhaat (Menyanggah Syubhat Seputar Syirik): Syaikh Muhammad At-Tamimi

5. Kitab At-Tauhid Al-Ushulats Tsalatsah, Syaik Muhammad bin AbdilWahab

1.Kitab Ilmu Keadah Tafsir

2. Tiga Kitab Tafsir Yang Diusun Berdasarkan Waktu Turunnya

3. Ketika Al-Qur'an Proses Nuzuul Qur'an

4. Kitab Tafsir Terjemahan Imam Ath-Thabari, terdiri dari 26 Jilid  :

Jilid 1

Jilid 2

Jilid 3

Jilid 4

Jilid 5

Jilid 6

Jilid 7

Jilid 8

Jilid 9

Jilid 10

Jilid 11

Jilid 12

Jilid 13

Jilid 14

Jilid 15

Jilid 16

Jilid 17

Jilid 18

Jilid 19

Jilid 20

Jilid 21

Jilid 22

Jilid 23

Jilid 24

Jilid 25

Jilid 26

5. Kitab Tafsir Terjemahan Ibnu Katsir 30 Juz, terdiri dari 8 Jilid/Folder - sumber : www.daarus-sunnah.com 

Jilid/folder 1

Jilid/folder 2

Jilid/folder 3

Jilid/folder 4

Jilid/folder 5

Jilid/folder 6

Jilid/folder 7

Jilid/folder 8

6.Kitab Tafsir Terjemahan Al-Jalalain: Jalaluddin As-Suyuthi dan Jalaluddin Al-Mahalli

Jilid 1

Jilid 2

7.Tafsir As-Sa’di (Taisir Al-Karim Ar-Rahman): Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di

8. Kitab Tafsir Terjemahan Imam Al-Qurthubi terdiri dari 20 Jilid :

Jilid 1

Jilid 2

Jilid 3

Jilid 4

Jilid 5

Jilid 6

Jilid 7

Jilid 8

Jilid 9

Jilid 10

Jilid 11

Jilid 12

Jilid 13

Jilid 14

Jilid 15

Jilid 16

Jilid 17

Jilid 18

Jilid 19

Jilid 20

9.Kitab TafsirWeb (Kitab Tafsir Online) yang terdiri dari beberapa rujukan ulama kitab Tafsir

1.Biografi Imam Malik Rahimahullah (Wafat 179 H)

2. Biografi Imam Nasa'i Rahimahullah (Wafat 234 H)

3. Biografi Imam Imam Ahmad Rahimahullah (Wafat 241 H)

4. Biografi Imam Ad-Darimi Rahimahullah (Wafat 255 H)

5. Biografi Imam Bukhari Rahimahullah (Wafat 256 H) - Kitab Fathul Baari

6. Biografi Imam Muslim Rahimahullah (Wafat 271 H)

7. Biografi Imam Ibnu Majah Rahimahullah (Wafat 273 H)

8. Biografi Imam Abu Daud Rahimahullah (Wafat 275 H)

9. Biografi Imam At-Tirmizi Rahimahullah (Wafat 279 H)

10. Biografi Imam Ibnu Khuzaimah Rahimahullah (Wafat 311 H)

11. Biografi Imam Ibnu Hibban Rahimahullah (Wafat 345 H)

12. Biografi Imam Ad-Daruthni Rahimahullah (Wafat 385 H)

13. Biografi Imam Al Hakim Rahimahullah (Wafat 405 H)

14. Biografi Imam Baihaqi Rahimahullah (Wafat 458 H)

15. Biografi Imam Ibnu Abdil Bar Rahimahullah (Wafat 463H)

16. Biografi Imam ath-Thabarani  Rahimahullah (Wafat 360 H)

Imam Syaf i bernama Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Al Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al Muththalib bin Abdu Manaf bin qushai Al
Qurasyi Al Muththalibi Asy-syaifi Al Hijazi Al Makki. Dia terhitung masih keluarga Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang keturunnya bertemu pada Abdu Manaf. Lahir 150H dan Wafat setelah Ashar pada hari Jum'at, yaitu hari terakhir bulan Rajab tahun 204 H

1. Kitab Ilmu Ushul Fikih (Ar-Risalah) 

2. Musnad Imam Syafi’i Jilid 1

3. Musnad Imam Syafi’i Jilid 2

4.Kitab Al Umm terdiri dari 16 Jilid :

Jilid 1, Jilid 2, Jilid 3, Jilid 4, Jilid 5, Jilid 6, Jilid 7, Jilid 8, Jilid 9, Jilid 10, Jilid 11Jilid 12, Jilid 13, Jilid 14, Jilid 15, Jilid 16

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”

➡ 1. Membaca Ayat Kursi (1x)

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1]

➡ 2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.” [2]

➡ 3. Membaca Surat Al-Falaq (3x)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ,مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. [3]

➡ 4. Membaca Surat An-Naas (3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” [4]

➡ 5. Membaca (1x) :

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ.

Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.” [5]

➡ 6. Membaca (1x) :

اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” [6]

➡ 7. Membaca Sayyidul Istighfar (1x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” [7]

➡ 8. Membaca (3x) :

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii bashorii, laa ilaaha illaa anta. Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqr, allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qobr, laa ilaaha illaa anta.

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [8]

➡ 9. Membaca (1x) :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahumah fadni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).” [9]

➡ 10. Membaca (1x) :

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” [10]

➡ 11. Membaca (3x) :

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]

➡ 12. Membaca (3x) :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.

“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” [12]

➡ 13. Membaca (1x) :

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin

“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” [13]

➡ 14. Membaca (1x) :

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin

“Di waktu pagi kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” [14]

➡ 15. Membaca (1x atau 10x atau 100x) :

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” [15],[16],[17]

➡ 16. Membaca (3x) :

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada kalimaatih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak bilangan makhluk-Nya, Mahasuci Allah sesuai ke-ridhaan-Nya, Mahasuci seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan Mahasuci sebanyak tinta (yang menulis) kalimat-Nya.” [18]

➡ 17. Membaca (1x) :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amalan yang diterima.” [19]

➡ 18. Membaca (100x) :

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” [20]

➡ 19. Membaca (100x pagi atau sore) :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astagh-firullah wa atuubu ilaih.

“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” [21]

___

Fote Note:

[1] Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim (1/562), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/418, no. 662), shahih).

[2] HR. Abu Dawud (no. 5082), an-Nasa-i (VIII/250) dan at-Tirmidzi (no. 3575), Ahmad (V/312), Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411, no. 649), hasan shahih.

[3] Ibid.

[4] “Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. HR. Abu Dawud (no. 5082), Shahiih Abu Dawud (no. 4241), Annasa-i (VIII 250) dan At-Tirmizi (no. 3575), At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih”. Ahmad (V/312), dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411 no. 649), hasan shahih.

[5] HR. Muslim (no. 2723), Abu Dawud (no. 5071), dan at-Tirmidzi (3390), shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.

[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.

[7] “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu.

[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih Al-Adabil Mufrad no.539

[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim 1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih

[10] Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.” HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753

[11] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah no. 3869, al-Hakim 1/514, Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.

[12] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.

[13] HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227

[14] HR. Ahmad III/406, 407, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wol Lailah no. 34, Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiihal-Jaami’ish Shaghiir no. 4674, shahih

[15] HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu, Shahiih Jaami’ish Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.

[16] HR. An-Nasa-i dalam 'Amalul wal Lailah (no. 24), Ahmad (V/420), dari Abu Ayyun al-Anshari. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 113 dan 114) dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (I/416, no. 660), shahih.

[17] “Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762

[18] HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim XVII/44. Dari Juwairiyah binti al- Harits radhiyallahu ‘anhuma

[19] HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiih Ibni Majah 1/152 no. 753 Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 54,110, dan Ahmad VI / 294, 305, 318, 322. Dari Ummu Salamah, shahih.

[20] HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-’iifah no. 5296).

[21] HR. Al-Bukhari/ Fat-hul Baari XI/101 dan Muslim no.2702
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ:قَالَ رَسُو لُ اللهِ صلي الله عليه وسلم : يَااَيُّهَا النَّسُ، تُوبُواإِلَيْ اللهِ. فَإِنِّيْ اَتُوبُ فِيْ الْيَومِ إِلَيْهِ مِانَةً مَرَّةٍ
Dari Ibnu ‘Umar ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.’” HR. Muslim no. 2702 (42).

Dalam riwayat lain dari Agharr al-Muzani, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
[إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ]
“Sesungguhnya hatiku terkadang lupa, dan sesungguhnya aku istighfar (minta ampun) kepada Allah dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702 (41)

Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
‘Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi Maha berdiri sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya.’
Maka Allah akan mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang.” HR. Abu Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577 dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/282 no. 2381.
Ayat yang menganjurkan istighfar dan taubat di antaranya: (QS. Huud: 3), (QS. An-Nuur: 31), (QS. At-Tahriim: 8) dan lain-lain.

-------------------------------------

Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas , Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir-rojiim

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

🌴 1. Membaca Ayat Kursi (1x)

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

AYAT KURSI

allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā takhużuhụ sinatuw wa lā naụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā biiżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyaiim min 'ilmihī illā bimā syā, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā yaụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm.

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (Al-Baqarah: 255) [1]

🍃 FADHILLAH
Siapa yang membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan dilindungi hingga petang.

🌴 2. Membaca Surat Al-Ikhlas (3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ

“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya". [2]

🌴 3. Membaca Surat Al-Falaq (3x)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ,مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki [3]

🌴 4. Membaca Surat An-Naas (3x)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.”
[4]

☘️ FADILLAAH
Barangsiapa yang mengucapkan 3 surat tersebut masing-masing tiga kali ketika pagi dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.

🌴 5. DIBACA (1x) :

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَـٰذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Amsainaa wa amsal mulku lillaah, wal hamdulillaah, laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamd, wa huwa 'alaa kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'dahaa, wa a'uudzu bika min syarri maa fii haadzihil-lailati wa syarri maa ba'dahaa, robbi a'uudzu bika minal kasali wa suu-il kibar, robbi a'uudzu bika min 'adzaabin fin-naari wa 'adzaabin fil qobr.

Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan bagiNya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan kejekelekan di hari tua. Wahai Tuhan, aku berlindung kepadamu dari siksaan di Neraka dan kubur. [5]

🍃 FADILLAH
Meminta pada Allah kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di malam ini dan kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan di masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di hari kiamat kelak.

🌴 6. DIBACA (1x) :

اَللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Allaahumma bika amsainaa, wa bika ash-bahnaa, wa bika nahyaa, wa bika namuutu, wa ilaikal mashiir.

Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu tempat kembali (bagi semua makhluk).
[6]

🌴 7. Membaca Sayyidul Istighfar (1x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” [7]

🍃 FADILLAH Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga.

🌴 8. DIBACA (3x) :

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allaahumma 'aafinii fii badanii, allaahumma 'aafinii fii sam'ii, allaahumma 'aafinii fii bashorii, laa ilaaha illaa anta. Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqr, Wa a'uudzu bika min 'adzaabil qobr, laa ilaaha illaa anta.

“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [8]

🌴 9. DIBACA (1x) :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahumah fazhni min bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”
[9]

🍃 FADHILLAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari. Di dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan harta dari berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.

🌴 10. DIBACA (1x) :

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurrohu ilaa muslim.

“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” [10]

🍃 FADILLAH Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq untuk dibaca pada pagi, petang dan saat beranjak tidur.

🌴 11. DIBACA (3x) :

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.

“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” [11]

🍃 FADILLAH Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.

🌴 12. DIBACA (3x) :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.

“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” [12]

🍃 FADILLAH Barangsiapa yang mengucapkan hadits ini sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka pantas baginya mendapatkan ridha Allah.

🌴 13. DIBACA (1x) :

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin

“Wahai Rabb Yang Mahahidup, Wahai Rabb Yang Mahaberdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan kepadaku meski sekejap mata sekalipun (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” [13]

🌴 14. DIBACA (1x) :

أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Amsainaa 'alaa fithrotil islaam, wa 'alaa kalimatil ikhlaash, wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallam, wa 'alaa millati abiinaa ibroohiim, haniifan musliman wa maa kaana minal musyrikiin.

Di waktu sore kami berada di atas fitrah Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kami Muhammad, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik. [14]

🌴 15. Membaca (10x atau 100x) :

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” [15],[16],[17]

🍃 FADILLAH
●Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi hari sebanyak 10X,Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan,menghapuskan baginya 10 kesalahan,ia juga mendapatkan kebaikan semisal memerdekakan 10 budak,Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingga petang hari,siapa yang mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan yang semisal itu pula.

●Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.

🌴 16. DIBACA (100x) :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Subhanallah wa bi-hamdih.

“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” [18]

🍃 FADHILLAH Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang mengucapkan semisal atau lebih dari itu.

🌴 17. DIBACA (3x) :

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A'uudzu bi kalimaatillaahit-taammaati min syarri maa khalaq.

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya. [19]

🍃 FADHILLAH
Siapa yang mengucapkannya di petang hari, niscaya tidak ada racun atau binatang (seperti: kalajengking) yang mencelakakannya di malam itu.

🌴 Fote Note:

[1] Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari.” (HR. Al-Hakim (1/562), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/418, no. 662), shahih).

[2] HR. Abu Dawud (no. 5082), an-Nasa-i (VIII/250) dan at-Tirmidzi (no. 3575), Ahmad (V/312), Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411, no. 649), hasan shahih.

[3] Ibid.

[4] “Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. HR. Abu Dawud (no. 5082), Shahiih Abu Dawud (no. 4241), Annasa-i (VIII 250) dan At-Tirmizi (no. 3575), At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih”. Ahmad (V/312), dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi (no. 2829), Tuhfatul Ahwadzi (no. 3646), Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (1/411 no. 649), hasan shahih.

[5] HR. Muslim (no. 2723), Abu Dawud (no. 5071), dan at-Tirmidzi (3390), shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.

[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Shahiih al-Adabil no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.

[7] “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu.

[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih Al-Adabil Mufrad no.539

[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim 1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih

[10] Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.” HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753

[11] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah no. 3869, al-Hakim 1/514, Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.

[12] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.

[13] HR. An-Nasa'i dalam Sunan al-Kubro, Al-Hakim dalam al-Mustadzrak, Al-Baihaqi dalam Asma wa shifat dan dishahihkan Al Albani dalam Silsilah as-Shahihah no. 227).

[14] HR. Ahmad 3/406-407, 5/123. Lihat juga Shahihul Jami' 4/290. Ibnus Sunni juga meriwayatkannya di 'Amalul Yaum wal Lailah no. 34.

[15] HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu, Shahiih Jaami’ish Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.

[16] HR. An-Nasa-i dalam 'Amalul wal Lailah (no. 24), Ahmad (V/420), dari Abu Ayyun al-Anshari. Lihat Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah (no. 113 dan 114) dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib (I/416, no. 660), shahih.

[17] “Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762

[18] HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-’iifah no. 5296).

[19] HR. Ahmad 2/290, An-Nasa'i dalam 'Amalul Yaum wal Lailah, no. 590 dan Ibnu Sunni no. 68. Lihat Shahih At-Tirmidzi 3/187, Shahih Ibnu Majah 2/266 dan Tuhfatul Akhyar, hal. 45.

☘️🌸☘️🌸☘️🌸☘️🌸

Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas , Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii.

Kitab Tafsir Imam Ath-Thabari, Nama lengkapnya Muharnmad bin Jarir bin Yazid bin Katsirbin
Ghalib, Abu Ja'far. Terdiri dari 26 Jilid :

Jilid 1, Jilid 2, Jilid 3, Jilid 4, Jilid 5, Jilid 6, Jilid 7, Jilid 8, Jilid 9, Jilid 10, Jilid 11Jilid 12, Jilid 13, Jilid 14, Jilid 15, Jilid 16, Jilid 17, Jilid 18, Jilid 19, Jilid 20, Jilid 21, Jilid 22, Jilid 23, Jilid 24, Jilid 25, Jilid 26

Syaikh Syu’aib al-Arnauth, Seorang Peneliti dan Ahli Hadits

Baru-baru ini, dunia Islam berduka, kehilangan salah seorang putra terbaiknya di zaman ini, Syaikh Syu’aib al-Arnauth. Beliau adalah seorang peneliti hadits yang produktif. Setidaknya, ada 240 buku yang sudah ia tahqiq (kaji dan teliti riwayat-riwayatnya). Pada tanggal 26 Muharam 1438 H bertepatan dengan 27 Oktober 2016, ulama ahli hadits ini meninggal. Rahimahullah rahmatan wasi’atan. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّـى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang yang berilmu, orang-orang akan menjadikan orang-orang tidak berpengetahuan sebagai pemimpin. Kemudian mereka ditanya, mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu. Mereka sesat lagi menyesatkan orang lain.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Mengenal Syaikh Syu’aib al-Arnauth

Namanya adalah Syu’aib bin Muharram al-Arnauth. Al-Arnauth adalah sebutan untuk salah satu kabilah di Albania. Keluarganya hijrah dari Albani menuju Damaskus pada tahun 1926. Sejak saat itu, mereka tinggal di wilayah Syam itu. Mereka memilih tanah Syam, karena ayahnya tahu keutamaan Syam dan penduduknya. Ayah Syaikh Syu’aib adalah seorang yang mencintai ulama. Ia juga senang sekali bersahabat bersama para ahli ilmu.

Syaikh Syu’aib al-Arnauth lahir di Damaskus pada tahun 1928. Ia tumbuh besar di bawah bimbingan sang ayah. Ayahnya mengajarinya pondasi-pondasi keislaman. Dan membimbingnya menghafal sejumlah juz Alquran. Keakrabannya dengan Alquran sedari kecil membuatnya bersemangat memahami makna-makna Alquran secara mendalam. Keingin-tahuannya itu menjadi sebab utama yang memotivasinya untuk belajar bahasa Arab di usia yang masih belia. Ia menyibukkan diri di masjid. Mencari majelis-majelis bahasa Arab dan cabang-cabang keilmuannya. Seperti: Sharf, sastra, Balaghah, dll.

Sebagian ulama, seperti Imam Malik, asy-Syafi’i, dll. ibu mereka begitu besar pengaruhnya dalam pertumbuhan keshalehan dan keilmuan mereka. Ada pula yang bapak-bapak merekalah yang dicatat dalam biografi mereka sebagai orang yang berpengaruh dalam keilmuannya.

Belajar dari Para Ulama

Syaikh al-Arnauth muda mulai serius menekuni bahasa Arab. Ia datangi para ustadz dan ulama ahli bahasa Arab di Kota Damaskus. Di antaranya: Syaikh Shaleh al-Farfur, Syaikh Arif ad-Duwaiji –yang merupakan murid dari Syaikh Badruddin al-Husna-, dll. Bersama guru-gurunya itu, Syaikh al-Arnauth mempelajari buku-buku rujukan utama ilmu bahasa Arab dan balaghah. Seperti: Syarah Ibnu AqilKifayah karya Ibnu Hajib, al-Mufashshal karya Zamakhsyary, Syudzur adz-Dzahab karya Ibnu Hisyam, Asrar al-Balaghah, dan Dala-il al-I’jaz karya Jurnany.

Guru-gurunya yang lain adalah Syaikh Sulaiman al-Ghawaji al-Albani, seorang ulama yang mensyarah al-‘Awamil karya al-Baruky, al-Izh-har karya al-Athahly, dll.

Setelah membekali diri dengan kemampuan yang mumpuni dalam bahasa Arab, Syu’aib al-Arnauth mulai mempelajari ilmu Fikih, terutama kajian fikih Madzhab Hanafi. Dalam fan ini, ia pun memiliki banyak guru yang mengajarkannya banyak buku. Buku-buku Madzhab Hanafi yang ia kaji adalah Muraqi al-Falah karya asy-Syarnabilaly, al-Ikhtiyar karya al-Maushuly, al-Kitab karya al-Qadury, dan Hasyiyah Ibnu Abidin.

Selama 7 tahun, ia tenggelamkan dirinya dalam kajian-kajian fikih. Kemudian ia mempelajari  Ushul Fiqh, Tafsir Alquran, Musthalah al-Hadits, dan buku-buku akhlak. Saat itu usia beliau sudah lebih dari 30 tahun.

Menjadi Peneliti Hadits (Muhaqqiq)

Saat mempelajari fikih, Syaikh al-Arnauth rahimahullah bersentuhan dengan status sebuah hadits, shahih atau tidak. Hal ini memotivasinya untuk meneliti buku-buku fikih yang muatan materinya adalah hadits. Ia memfokuskan diri pada penelitian tersebut. Sampai akhirnya, ia menjadi spesialis dalam kajian ini. Cabang keilmuan yang baru ia tekuni ini bukanlah permasalahan ringan. Butuh waktu yang luas dan fokus yang luar biasa. Karena itu, sejak tahun 1955, ia meninggalkan pengkajian bahasa Arab. Mulailah ia menghabiskan waktunya untuk meneliti warisan Islam.

Pada tahun 1982, Syaikh al-Arnauth pindah ke Omman. Di tempat baru ini, ia menjalin kerja sama dengan percetakan Muassasah ar-Risalah. Di percetakan ini, keahliannya makin terasah. Ia mengeluarkan usaha terbaik berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin dengan meneliti warisan peradaban Islam.

Rujuk ke Aqidah Salaf

Dalam sebuah rekaman, Syaikh Syu’aib al-Arnauth menceritakan sedikit fase kehidupan ke-agama-annya. Syaikh ditanya, “Wahai Syaikh, -segala puji bagi Allah- Anda berakidah salaf.” “Insya Allah,” jawab Syaikh Syu’aib. Penanya melanjutkan, “Tapi, di tempat kami ada Madrasah Asy’ariyah yang mengatakan Anda adalah seorang Asy‘ari. Dan ahli hadits dari kalangan Asy‘ari. Kami ingin mendengar langsung dari Anda.”

Syaikh Syu’aib menjawab, “Tidak, demi Allah. Pada awal perjalanan hidupku, guru-guruku berakidah Maturidiyah. Namun, saat aku mulai menulis, ku temukan sebuah buku yang berjudul Aqawil ats-Tsiqat fi Itsbati al-Asma wa ash-Shifat karya Mar’i bin Yusuf al-Karmi. Dalam buku tersebut terdapat pembelaan terhadap Madzha as-Salaf, dan inilah yang aku yakini sekarang. Madzhab as-Salaf lebih selamat dan lebih berlandaskan ilmu. Dalam masalah sifat Allah, kita harus menetapkan apa yang Allah tetapkan untuk diri-Nya. Tanpa tasybih (menyerupakan) dan juga ta’thil (mengingkari). Kita tidak boleh menyamakan Allah (dengan sesuatu) dan mengingkari sifat-Nya. Dan saya meyakini bahwa sifat-sifat Allah itu tidak mampu dijangkau akal. Setiap malam, Allah Rabbul ‘alamin turun ke langit dunia. Ini terdapat dalam hadits riwayat al-Bukhari dalam Shahih-nya. Kita harus beriman Allah turun, tapi kita tidak mengetahui bagaimana tata cara turun-Nya.”

Murid-Muridnya

Syaikh Syu’aib al-Arnauth memiliki murid yang banyak. Di antaranya: Muhammad Na’im al-‘Arqasusi, Ibrahim az-Zaibeq, Adil Mursyid, Umar Hasan al-Qayyam, Abdul Lathif Hirazullah, Ahmad Barhum, Ridwan al-‘Arqasusi, dan Kamil Qurah Bilali.

Syaikh al-Arnauth memiliki perhatian besar terhadap kemampuan ilmiah murid-muridnya. Ia langsung memberikan beban penelitian kepada mereka yang telah ia akui kredibilitasnya. Metode dan gaya tahqiq hadits yang dilakukan oleh murid-murid Syaikh al-Arnauth sangat mirip dengan gurunya. Demikianlah memang, tradisi keilmuan seseorang akan terjaga dengan banyaknya murid. Sebagaimana madzhab yang empat, tetap terjaga hingga kini karena murid-murid empat imam tersebut mencatat, membukukan, dan mendakwahkan metodologi kajian fikih mereka. Sedangkan madzhab-madzhab fikih yang lain hilang, karena tidak ada yang mewariskan.

Syaikh Na’im al-‘Arqasusi berkata dalam pengantar tahqiq kitab Taudhih al-Musytabah karya Ibnu nashiruddin, “Kuucapkan terima kasih yang besar terkhusus kepada dia, yang bukan kalau karena perhatian dan bimbingannya, aku tidak mampu meneliti warisan-warisan Islam. Kepada dia yang pantas mendapatkan pernghormatan. Seorang yang mulia, yang terhormat guruku, Syaikh Syu’aib al-Arnauth hafizhahullah.”

Syaikh Ibrahim az-Zaibeq juga mengucapkan terima kasihnya kepada sang guru yang begitu berpengaruh pada keilmuannya. Ia mengucapkan terima kasihnya di pengantar tahqiq kitab Thabaqat Ulama al-Hadits karya Ibnu Abdul Hadi, “Selanjutnya.. apakah cukup kalimat syukur kupersembahkan kepada guruku syaikh-ku, Syu’aib al-Arnauth? Apakah cukup kalimat pujian dariku yang kutulis untuknya dengan penuh cinta yang tulus? Sungguh jasanya terhadapku lebih luas dari rasa terima kasih dan lebih mulia dari pujian. Sesungguhnya dia membukakan mataku tentang hakikat kehidupan. Aku mengalami perjalananku dengan pikiran yang tertunduk dan hati yang rendah, ia menjadikan hari-hariku menjadi tahun yang penuh arti dan berharga. Kemudian ia menggandeng tanganku memasuki dunia tahqiq… …Untukmu wahai guruku, terima kasih yang lebih luas dari terima kasih itu sendiri, pujian yang lebih agung dari pujian itu sendiri. Dan Allah yang menjadi penolongku membalasmu dengan sebaik-baik balasan.”

Alangkah indahnya penghormatan sang murid kepada gurunya ini.

Syaikh Umar Hasan al-Qayyam mengatakan dalam pengantar tahqiq-nya terhadap Risalah Ibnu Rajab al-Hanbali, “Dia memotivasiku untuk menempuh jalan ini, guruku al-muhaddits al-‘alamah Syu’aib al-Arnauth, salah seorang pakar hadits di masa sekarang ini.”

Hubungan Syaikh Syu’aib al-Arnauth dengan murid-muridnya layaknya hubungan pertemanan. Ia dekat dengan murid-muridnya. Memiliki semangat besar agar murid-muridnya mendapatkan kebaikan. Ia tidak memaksakan pendapatnya kepada murid-muridnya. Ia senang jika murid-muridnya memiliki keilmuan yang mandiri. Tidak jarang ia mengajak murid-muridnya berdiskusi dan bertukar pikiran. Hal inilah yang memiliki pengaruh luar biasa dalam perkembangan keilmiahan murid-muridnya.

Karya-Karya Penelitiannya

Buku-buku yang diteliti oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth tidak kurang dari 240 judul buku. Terdiri dari buku-buku hadits, fikih, tafsir Alquran, tarajim, akidah, mushthalah al-hadits, adab, dll.

Di antara buku yang ia teliti adalah:

Diterbitkan oleh Maktab al-Islami:

  1. Syarhu as-Sunnah karya al-Baghawi berjumlah 16 jilid,
  2. Raudhatu ath-Thalibin karya an-Nawawi. Penelitian bekerja sama dengan Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Buku tersebut terdiri dari 12 jilid.
  3. Muhadzdzab al-Aghani karya Ibnu Manzhur berjumlah 12 jilid.
  4. Al-Mubdi’ fi Syarhi al-Muqni’ karya Ibnu Muflih al-Hanbali berjumlah 10 jilid.
  5. Zad al-Masir fi Ilmi at-Tafsir karya Ibnu al-Jauzi. Penelitian ini bekerja sama dengan Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Buku tersebut terdiri dari 6 jilid.
  6. Mathalib Ulin Nuha fi Syarhi Ghayatu al-Muntaha karya ar-Ruhaibani. Penelitian ini bekerja sama dengan Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Terdiri dari 6 jilid.
  7. Al-Kafi fi Fiqhi al-Imam al-Mubajjal Ahmad bin Hanbal karya Ibnu Qudamah. Penelitian ini bekerja sama dengan Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Terdiri dari 3 jilid.
  8. Manaru as-Sabil fi Syarhi ad-Dalil karya Ibnu Dhuyan. Teridir dari 2 jilid.
  9. Al-Manazil wa ad-Diyar karya Usamah bin Munqidz. Terdiri dari dua jilid.
  10. Musnad Abu Bakar karya al-Marwazi. Terdiri dari dua jilid.
Siyar-Alam-an-Nubala, salah satu judul buku yang riwayatnya satu per satu diteliti oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth rahimahullah.

Diterbitkan oleh Muassasah ar-Risalah:

  1. Siyar A’lam an-Nubala karya adz-Dzahabi. Terdiri dari 20 jilid.
  2. Al-Ihsan fi Tarqrib Shahih Ibnu Hibban yang disusun oleh al-Amir Alaunddin al-Farisi. Terdiri dari 18 jilid.
  3. Sunan an-Nasai al-Kubra. Penelitian ini bekerja sama dengan Hasan Syalbi. Teridir dari 12 jilid.
  4. Al-‘Awashim wa al-Qawashim fi adz-Dzabbi ‘an Sunnati Abi al-Qasim karya Ibnu al-Wazir.
  5. Sunan at-Turmudzi. Terdiri dari 6 jilid.
  6. Sunan ad-Daruquthni. Penelitian ini bekerja sama dengan Hasan Syalbi. Terdiri dari 5 jilid.
  7. Zaad al-Ma’ad fi Hadyi Khoiri al-‘Ibad karya Ibnul Qayyim. Penelitian ini bekerja sama dengan Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Terdiri dari 5 jilid.
  8. Tarikh al-Islam karya adz-Dzahabi. Penelitian ini bekerja sama dengan Dr. Basyar ‘Iwadh Ma’ruf. Syaikh al-Arnauth meneliti 4 jilid.
  9. At-Ta’liq al-Mumajjad Syarh Muwaththa Muhammad karya Abu al-Hasanat al-Lakuni. Terdiri dari 4 jilid.
  10. Musnad al-Imam Ahmad terdiri dari 5 jilid.
  11. Al-Adab asy-Syar’iyah wa al-Minah al-Mar’iyah karya Ibnu Muflih al-Hanbali. Penelitian ini bekerja sama dengan Umar Hasan al-Qayyam. Terdiri dari 4 jilid.
  12. Thabaqat al-Qurra’. Penelitian ini bekerja sama dengan Dr. Basyar Ma’ruf. Terdiri dari 2 jilid.
  13. Mawarid azh-Zham-an bi Zawa-id Shahih Ibnu Hibban karya al-Hasyimi. Penelitian ini bekerja sama dengan Ridhwan al-‘Arqasusi. Terdiri dari 2 jilid.
  14. Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah karya Ibn Abi al-Iz. Penelitian ini bekerja sama dengan Dr. Abdullah at-Turki. Terdiri dari 2 jilid.
  15. Riyadhush Shalihin karya an-Nawawi. Teridir dari 2 jilid.
  16. Al-Marasil karya Abu Dawud. Terdiri dari 2 jilid.

Dua Ulama al-Aranauth

Selain Syaikh Syu’aib, ada lagi ulama lain yang berlaqob al-Arnauth, yaitu Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth. Namun keduanya bukanlah saudara kandung. Keduanya memiliki kesamaan dari sisi:

Pertama: memiliki laqob al-Arnauth. Al-Arnauth sendiri laqob yang diberikan kepada orang-orang Balkan yang berasal dari al-Albani. Syaikh Abdul Qadir lahir di wilayah Kosovo, sedangkan Syaikh Su’aib berasal dari Albania.

Kedua: keduanya adalah ulama ahli tahqiq yang bekerja sama dengan al-Maktab al-Islami. Ada buku-buku yang mereka teliti bersama.

Porsi dakwah Syaikh Abdul Qadir al-Arnauth lebih besar pada ceramah dan mengajar. Sedangkan Syaikh Syu’aib al-Arnauth lebih memfokuskan diri dalam meneliti warisan-warisan Islam.

Wafatnya Sang Ahli Tahqiq

Syaikh Syu’aib al-Arnauth wafat pada hari Kamis 26 Muharram 1438 H bertepatan dengan 27 Oktober 2016. Beliau wafat di wilayah Yordania pada usia 88 tahun. Rahimahullah rahmatan wasi’atan.

Rujukan:

Buku al-Muhaddits Syu’aib al-Arnauth, Jawanib min Siratihi wa Juhudihi fi Tahqiq at-Turats oleh Dr. Ibrahim al-Kufihi. Dicetak oleh Dar al-Basyidr, Oman. Cetakan pertama. Tahun 1423 H/2002 M.

Sebagian besar isi tulisan merupakan terjemah dari http://islamstory.com/ar/%D8%B4%D8%B9%D9%8A%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B1%D9%86%D8%A4%D9%88%D8%B7

Ditulis oleh Ustadz Nurfitri Hadi,MA
Artikel dari tulisan beliau di KisahMuslim.com

Referensi: https://konsultasisyariah.com/28551-biografi-syaikh-syuaib-al-arnauth-pakar-hadis-abad-ini.html

1. Keutamaan Sahabat Nabi ﷺ

2. 101  Sahabat Nabi ﷺ (file pdf)

3. 60  Sahabat Nabi ﷺ (file pdf)

4. Kumpulan Artikel Seputar Sahabat Nabi Muhammad ﷺ

5. Kisah Teladan Sahabat Nabi ﷺ (file pdf)

  1. Abdullah bin Jahsy (wafat 3 H)
  2. Abbas bin Abdul Muthalib (wafat 32 H)
  3. Abdullah bin Abbas (wafat 68 H)
  4. Abdullah bin Amru bin Ash (wafat 65 H)
  5. Abdullah bin Khuzafah As Sahmi (wafat 28 H)
  6. Abdullah bin Masud bin Gafil (wafat 32 H)
  7. Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H)
  8. Abdullah bin Salam (wafat 43 H)
  9. Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H)
  10. Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)
  11. Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)
  12. Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H)
  13. Abu Bakr Siddik (51 SH-13 H)
  14. Abu Dardaa (wafat 32 H)
  15. Abu Hurairah (wafat 59 H)
  16. Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)
  17. Abul Ash bin Rabi’ al Absyamial Qurasyi
  18. Abu Sufyan bin Harists
  19. Abu Thalhah An.Anshary
  20. Abu Dzarr Al Gifari (wafat 32 H)
  21. Adi bin Hatim (wafat 68 H)
  22. Ali bin Abu Thalib (23 SH-40 H)
  23. Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)
  24. Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H)
  25. Hakim bin Huzam (wafat 54 H)
  26. Hamzah bin Abdul Muthalib (wafat 3 H)
  27. Hasan bin Ali (wafat 50 H)
  28. Husein bin Ali (Wafat ..H)
  29. Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H)
  30. Jakfar bin Abu Thalib (wafat 8 H)
  31. Muawwiyah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H)
  32. Muaz bin Jabal (wafat 18 H)
  33. Rabi’ah bin Ka’ab
  34. Said bin Amir Huzaim Al Jumahi
  35. Said bin Zaid
  36. Tsumamah bin ‘Utsal
  37. Thufeil bin Amr Addausi
  38. Umar bin Khaththab (40 SH-23 H)
  39. Umair bin Sa’ad
  40. Usamah bin Zaid
  41. Uqbah bin ‘Amir al Juhani
  42. Ustman bin Afffan (47 SH-35 H)
  43. Usaid bin Hudhair
  44. Zaid bin Tsabit (wafat 45 H)
  45. 65 Kisah Teladan Sahabat Nabi Shallallhu 'alaihi wassalam

Selain para sahabat diatas. Dibawah ini masih termasuk para sahabat Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم , dengan penjelasan biografi singkatnya.

Abdullah bin Abu Aufa (wafat 86 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abu Aufa Al-Aslami, dijuluki dengan Abu Muawiah. Sahabat yang ikut dalam Perdamaian Hudaibiah dan peristiwa-peristiwa lainnya ini, berdomisili di Kota Madinah sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. wafat, setelah itu beliau pindah ke Kota Kufah. Dialah sahabat yang terakhir meninggal di sana.

Abdullah bin Amru bin Haram (wafat 3 H/ 635 M)

Seorang sahabat yang terpandang di kalangan peserta baiat Akabah dan perang Badar, di mana beliau ini termasuk pimpinannya. Beliau meninggal dalam perang Uhud. Diriwayatkan bahwa malaikat membayang-bayangi jenazahnya di saat kematiannya

Abdullah bin Jakfar (wafat 80 H)

Abdullah bin Jakfar bin Abu Thalib yang dijuluki dengan Abu Jakfar ini adalah seorang sahabat yang pertama lahir di Abessina pada masa awal Islam. Dia datang ke Kota Madinah bersama ayahnya dan banyak menghafal serta meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau wafat di Kota Madinah.

Abdullah bin Mughaffal (wafat 57 H.).

Abdullah bin Mughaffal Al-Mazani, adalah seorang sahabat yang sempat ikut dalam Baiatus Syajarah (sumpah prasetia di bawah sebatang pohon) dalam peristiwa Baiat Ridwan. Beliau masuk kelompok orang-orang yang diutus Khalifah Umar bin Khattab mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada kaum muslimin di Kota Basrah, kemudian beliau menetap di kota tersebut dan meninggal dunia di sana.

Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Muktah.

Abdullah bin Salam (wafat 43 H)

Sahabat yang sebelumnya penganut Yahudi ini memasuki Islam segera setelah kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam hijrah ke Madinah. Beliau mengikuti perang penaklukan Baitulmakdis bersama Umar bin Khattab dan akhirnya beliau meninggal di Madinah.

Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H)

Sahabat pemuka Quraisy ini memeluk Islam bersama ayahnya semasa kecil dan mengikuti hijrah bersama ayahnya ke Madinah. Beliau termasuk pemuka, ilmuan dan juru fatwa kaum muslimin. Beliau mengikuti penaklukan kota Mekah, perang Yarmuk dan penaklukan Mesir. Dia meninggal di Mekah.

Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)

Abdullah bin Umar bin Syuraikh, seorang sahabat asal Quraisy ini termasuk peserta hijrah ke Madinah rombongan pertama. Beliau sampai di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau meninggal dalam perang Qadisiah membawahi sebuah brigade.

Abdullah bin Zaid (wafat 32 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Zaid bin Tsalabah Al- Anshari Al-Khajraji, dijuluki dengan Abu Muhammad. Sahabat ini berdomisili di Kota Madinah, beliaulah orang yang pernah memimpikan bunyi azan dikumandangkan.

Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari (7-63 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zaid bin Ashim bin Kaab An-Naggari Al-Anshari, dijuluki Abu Muhammad. Sahabat ini berdomisili di Kota Madinah dan sempat mengikuti Perang Badar. Beliaulah yang membunuh Musailamatul Kazzab di waktu Perang Yamamah. Beliau meriwayatkan 48 buah hadis dan gugur dalam peristiwa Harrah tahun 63 H/683 M.

Abdullah bin Zam’ah (wafat 35 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zam’ah bin Aswad Al-Qurasyi Al-Asadi, seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau hidup dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)

Beliau ini adalah putra pasangan Zubair bin Awam dan Asma binti Abu Bakar. Dia ikut serta dalam berbagai penaklukan, dia ikut berjuang di barisan Aisyah dalam perang Jamal. Beliau minta bela atas penguasa Umaiah di Hijaz, beliau mengklaim dirinya sebagai khalifah sepeninggal Yazid bin Muawiah dengan membuat kota Madinah sebaga pusat pemerintahan. Kekuasaannya berkelanjutan selama sembilan tahun akhirnya ditumbangkan oleh Hajjaj As Tsaqafi dalam suatu peperangan di Mekah.

Abdurrahman bin Abu Bakar (wafat 53 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar Siddik bin Abu Quhafah Al-Qurasyi At-Tamimi, saudara kandung Saidah Aisyah, istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau sempat mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam Perdamaian Hudaibiah, ikut berjuang dalam Perang Yamamah serta penaklukan wilayah Syam (Suriah, Lebanon,Yordania dan Palestina) di bawah komando Panglima Khalid bin Walid.

Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H/652 M)

Abdurrahman bin Auf bin Harits bin Zuhrah, seorang sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri adalah di antara orang yang masuk Islam dari sejak dini dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam serta termasuk enam orang konsultan Nabi. Beliau mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah termasuk perang Badar. Beliau meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi`.

Abdurrahman bin Azhar (wafat 63 H)

Kemenakan Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat yang lebih dikenal dengan julukan Abu Jubair. Beliau sempat mengikuti Perang Hunain, Dia berhasil menghafal banyak hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau berdomisili di Madinah dan meninggal dunia dalam Perang Harrah (63 H/683 M).

Abdurrahman bin Samurah (wafat 50 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Samurah bin Habib bin Abdu Syams Al-Qurasyi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Said. Beliau masuk Islam ketika penaklukan Kota Mekah, dia sempat ikut dalam Perang Muktah, penaklukan Sijistan, Kabul, Sind serta Khurasan. Beliau meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Ayub Al Anshari (wafat 52 H/672 M)

Nama lengkapnya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib, seorang sahabat asal Ansar dari suku Khajraj. Beliaulah yang menjamu Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika sampai di Madinah dalam perjalanan Hijrah dari Mekah. Beliau ini sempat mengikuti baiat Akabah, perang Badar, perang Uhud, perang Khandak dan peristiwa-peristiwa lainnya yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam Beliau ini meninggal dalam kepungan pasukan Bizantium.

Abu Bakrah (wafat 52 H)

Nama aslinya adalah Nafi bin Harits bin Kildah As-Tsaqafi, salah seorang sahabat yang berasal dari penduduk Taif. Beliau meriwayatkan sebanyak 132 hadis dan meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Barzah (wafat 65 H)

Nama aslinya adalah Nadlah bin Ubaid bin Harits Al-Aslami, seorang sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah dan Basrah. Beliau ikut bersama pasukan Ali bin Abu Thalib ketika memerangi penduduk Nahrawan dan Perang Azariqah bersama Mahlab bin Abu Shufrah. Beliau meriwayatkan sebanyak 46 hadis.

Abu Basyir Al-Anshari (wafat 63 H)

Nama lengkapnya ialah Abu Basyir Al-Anshari Al-Haritsi, seorang perawi yang hadisnya dalam masalah jihad banyak diriwayatkan oleh Ibad bin Tamim Al-Anshari. Beliaulah yang banyak menderita luka parah dalam Perang Harrah kemudian meninggal dunia akibatnya.

Abu Burdah Al-Anshari (wafat 41H)

Nama aslinya adalah Hani bin Niar bin Amru Al-Balwa, paman Barraa bin Azib. Beliau ikut dalam Perang Badar. Hadisnya banyak diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah dan Abdurrahman bin Jabir dalam kitab “memerangi orang-orang murtad”. Beliau meninggal dunia di awal Kekhalifahan Muawiah.

Abu Dujanah Al Anshari (wafat 11 H)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dunia dalam perang Yamamah. Beliau ini ikut serta melawan Musailamah.

Abu Juhaifah (wafat 74 H)

Nama aslinya adalah Wahab bin Abdullah bin Muslim bin Janadah As-Sawai, seorang sahabat yang di waktu Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. mangkat masih dalam keadaan bayi. Beliau bertempat tinggal di Kota Kufah dan pernah menjadi bendahara baitul mal pada zaman Ali bin Abu Thalib. Beliau biasa dipanggil dengan panggilan “Wahab yang baik”. Dialah sahabat yang terakhir meninggal di Kota Kufah.

Abu Khuzaifah bin Utbah (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Khuzaifah bin Utbah bin Rabiah bin Abdu Syams bin Abdul Manaf. Beliau ini adalah sahabat asal Quraisy termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini. Beliau ini sempat mengikuti dua kali hijrah, ke Abessinia dan ke Madinah dan sempat melaksanakan salat ke dua arah kiblat, ke Baitulmakdis dan Kakbah. Beliau ini sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dalam perang Yamamah.

Abu Masud Al-Anshari (wafat 40 H)

Nama lengkapnya adalah Uqbah bin Amru bin Tsaklabah Al- Anshari Al-Badri yang dijuluki dengan Abu Masud. Sahabat yang ikut dalam Baiat Akabah, Perang Uhud dan peristiwa-peristiwa lainnya ini adalah salah seorang pengikut Ali, ketika singgah di Kota Kufah diangkat menjadi penggantinya pada saat Ali dan pasukannya bergerak keShiffin. Beliau meriwayatkan lebih dari 100 hadits.

Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais. Beliau sempat ikut hijrah ke Abessina, kemudian datang ke Madinah setelah perang Khaibar. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah. Beliau ini termasuk arbitrator dalam peristiwa arbitrasi Shiffin.

Abu Said Al Khudri (wafat 74 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Malik bin Sannan. Sahabat periwayat hadis dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ini berasal dari kelompok Ansar, suku Khajraj. Beliau adalah pakar hadis yang terkemuka di kalangaan sahabat. Beliau sempat mengikuti dua belas kali peperangan. Jabatannya yang terakhir adalah mufti Madinah, beliau ini wafat di Madinah.

Abu Salamah Al Makhzumi (wafat 4 H.)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abdul Asad. Saudara Nabi sesusuan ini termasuk orang yang pertama-pertama masuk Islam. Beliau sempat ikut hijrah ke Abessina dan Madinah dan sempat mengikuti perang Badar. Beliau meninggal di Madinah dan termasuk orang yang pertama diberikan daftar amalnya dengan tangan kanannya kelak.

Abu Sofyan bin Harb (wafat 31 H/652 M)

Nama lengkapnya adalah Sakhar bin Harb bin Umaiah. Beliau ini termasuk orang kaya Quraisy, pada mulanya termasuk musuh Islam nomor satu, di mana beliau sempat memimpin pasukan kaum Musyrikin dalam perang Uhud dan Khandak. Beliau masuk Islam pada waktu penaklukan kota Mekah. Dia adalah ayah dari Muawiah, pendiri Daulat Umaiah.

Abu Syuraih Adawi (wafat 68 H)

Nama aslinya adalah Khuwailid bin Amru bin Shakhr Al-Khuzai Al-Kaabi, seorang sahabat yang memeluk Islam di hari penaklukan Kota Mekah saat mana dia membawa panji-panji Bani Kaab. Beliau meninggal di Ailah.

Abu Ubaidah bin Jarah (wafat 18 H/639 M)

Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah. Sahabat asal Quraisy ini termasuk sepuluh sahabat yang diproyeksikan oleh Nabi masuk surga. Beliau ini dijuluki dengan pemegang amanat kaum Muslimin yang sempat mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dia termasuk komando dalam penaklukan Syam (Suriah, Libanon, Yordan dan Palestina sekarang). Ayahnya termasuk pasukan musyrikin yang berhasil ditumbangkan dan dibunuhnya. Beliau meninggal dunia akibat penyakit pes yang meraja lela.

Abu Umamah (Wafat 1 H)

Nama lengkapnya adalah Asad bin Zararah, seorang sahabat asal Ansar yang telah lama masuk Islam, di mana beliau sempat ikut dalam baiat Akabah I dan II. Beliau adalah kepala suku, dialah yang pertama mengucapkan baiat pada malam baiat Akabah dan beliau pulalah orang pertama membawa Islam ke Madinah

Abu Usaid (wafat 60 H)

Nama sebenarnya ialah Malik bin Rabiah bin Baden As-Saidi, seorang sahabat yang ikut dalam Perang Badar bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliaulah sahabat prajurit Badar yang terakhir meninggal. Di akhir hayatnya, beliau mengalami kebutaan dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abu Waqid Al-Laitsi (wafat 68 H.).

Nama aslinya adalah Auf bin Harits Al-Laitsi, dijuluki Abu Waqid. Beliau adalah sahabat yang pernah ikut dalam perang Badar. Dia sempat singgah di Kota Madinah dan meninggal dunia di Kota Meru pada zaman Khalifah Muawiah.

Abu Zar Al Gifari (wafat 32 H)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang masuk Islam dari sejak dini. Semasa Jahiliah beliau ini telah melarang minum khamar dan beliau tidak pernah ikut menyembah berhala oleh sebab itu beliau terkenal orang takwa. Dia selalu mengajak fakir miskin agar integrasi dengan orang kaya. Beliau ini mengikuti penaklukan Baitulmakdis bersama khalifah Umar bin Khatab. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda tentang beliau “semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Abu Zar, yang hidup menyendiri, mati menyendiri dan akan dibangkitkan sendiri pula”

Ahnaf bin Qais (wafat 67 H)

Nama lengkapnya adalah Ahnaf bin Qais bin Hashin Mari El Munqari At Tamimi. Pimpinan Bani Tamim ini termasuk kelompok cerdik pandai dan orator. Beliau ikut dalam perang melawan Khurasan di bawah komando Abu Musa Asy`ari. Dalam perang Jamal beliau ini sempat keluar barisan karena menghindari terjadinya fitnah, namun dalam perang Shiffin beliau termasuk dalam barisan Ali bin Abi Thalib. Ketikapemilihan Abu Musa Asy`ari menjadi arbitrator, beliau tidak sependapat dengan Ali bin Abi Thalib, namun setelah Muawiah menjadi khalifah beliau ini menolak permintaan khalifah untuk ditunjuk sebagai pejabat.

Akra’ bin Habis (wafat 31 H/651 M)

Nama lengkapnya adalah Akra` bin Habis bin Iqal Ad Darimi. Beliau termasuk pemuka masyarakat Arab di zaman jahiliah. Ketika delegasi bani Darim datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam beliau ikut di dalamnya, di saat itulah dia mengumumkan Islamnya bersama anggota delegasi. Dia mengikuti Khalid bin Walid dalam banyak peperangan di Yamamah di saat konfrontasi melawan kaum yang murtad. Beliau juga sempat mengikuti perang panaklukan Irak, di saat itulah beliau mendapat berbagai cobaan (luka parah). Beliau wafat sebagai syahid dalam perang Khauzjan.

Alaa bin Hadhrami (wafat 21 H)

Nama lengkapnya adalah Alaa bin Abdullah bin Ammar Al-Hadrami, seorang sahabat yang lahir dan besar di Kota Mekah. Beliau diangkat menjadi gubernur Bahrain oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. pada tahun 8 H dan giat menumpas kaum murtad yang ada di sana. Konon beliaulah pemimpin armada Islam pertama dalam rangka ekspansi wilayah kekuasaan Islam.

Amar bin Ma’d Yakrib (wafat 21 H)

Beliau masuk Islam pada tahun kesembilan hijrah. Sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dia sempat murtad dan bertaubat kembali menjadi Muslim yang baik. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk, dia menderita luka parah di mana sebelah matanya tercongkel. Dalam perang Qadisiah dia juga menderita luka parah dan akhirnya meninggal dalam perang Nahawand.

Amir bin Fahirah At Tamimi

Sahabat yang berasal dari suku Azdi ini termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini. Beliau adalah seorang yang beragama yang baik, dalam buku-buku sejarah namanya banyak disebut sebagai pahlawan yang gigih. Beliau mati syahid dalam perang Bi`ri Maunah.

Amir bin Rabiah (wafat 35 H)

Amir bin Rabiah termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini dan berkesempatan mengikuti emigrasi ke Abessinia dan hijrah ke Madinah. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan berbagai perang berikutnya. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai pemerintah di Madinah sewaktu khalifah menunaikan ibadah haji. Beliau meninggal beberapa hari setelah Usman meninggal dunia.

Ammar bin Yasir (wafat 37 H)

Sahabat yang memeluk Islam dari sejak dini ini masuk Islam bersama ayah dan ibunya (Yasir dan Sumaiyah) yang akibatnya mereka sama-sama menderita berbagai cobaan dari suku mereka yaitu Mahzum. Ayahnya sempat meninggal dalam cobaan tersebut, sedangkan ibunya ditikam oleh Abu Jahal sehingga menemui ajalnya. Beliau pergi emigran ke Abessinia, sekembalinya dari Abessinia dia ikut hijrah ke Madinah. Dalam perang Badar dan Khandak beliau ini menderita luka parah. Beliau ikut perang Shiffin di belakang Ali bin Abu Thalib dan meninggal dalam perang tersebut.

Amru bin Ash (wafat 43 H).

Amru bin Ash bin Wail bin Hasyim bin Said bin Saham ini adalah pimpinan Arab terkenal yang menaklukkan Mesir dan membangun kota Fustat (Cairo sekarang). Beliau sempat mengikuti arbitrasi seusai perang Shiffin di mana Muawiah menang berkat kecerdikannya. Beliau meninggal di Cairo.

Amru bin Jammuh (wafat 3 H)

Sahabat asal Ansar ini tergolong bangShallallahu ‘alaihi wassalaman kaum Ansar yang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam mengangkatnya menjadi pemimpin Bani Salamah. Beliau meninggal dalam perang Uhud.

Amru bin Umaiah (wafat 55 H)

Nama lengkapnya adalah Amru bin Umaiah bin Khuwailid bin Abdullah Ad-Dlamiri, seorang sahabat yang sangat pemberani. Ketika Perang Badar dan Uhud, beliau masih berada dalam barisan kaum musyrikin. Setelah dia memeluk Islam, dia ikut partisipasi dalam Perang Bir Maunah. Beliau meriwayatkan 20 hadis dan meninggal di Kota Madinah pada zaman Muawiah bin Abu Sofyan.

Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini adalah pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang sempat mengikuti berbagai penaklukan. Beliau termasuk rawi yang banyak meriwayatkan hadis. Dia berdomisili dan meninggal di kota Basrah.

Asid bin Khudair (wafat 20 H)

Sahabat yang satria ini berasal dari kelompok Ansar, kepala suku Aus. Beliau termasuk orang-orang yang masuk Islam dari sejak dini, di mana beliau termasuk tokoh penting dalam baiat Akabah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mempersaudarakannya dengan Zaid bin Haritsah. Beliau meninggal di zaman pemerintahan Umar bin Khattab.

Ayad bin Ganim (wafat 20 H)

Nama lengkapnya adalah Ayad bin Ganim bin Zuhair Al Fihri Al Qurasyi. Beliau termasuk emigran pertama-tama, sempat mengikuti perang Badar dan perang-perang yang sesudah itu. Beliau termasuk komando penakluk yang berani. Sewaktu singgah di Syam (Suriah dan sekitarnya) beliau berhasil menaklukkannya berikut kawasan semenanjung Arab lainnya. Beliau meninggal di negeri Syam.

Barra` bin Azib (wafat 71 H)

Sahabat asal suku Khajraj ini sempat mengikuti penaklukan Persia, perang Jamal dan Shiffin di barisan Ali bin Abi Thalib dan pembantrasan kaum sparatis (Khawarij). Beliau berdomisili dan meninggal dunia di kota Koufah.

Buraidah (wafat 63 H)

Nama lengkapnya adalah Buraidah bin Husaib bin Abdullah bin Harits Al-Aslami Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Sahal.  Beliau termasuk sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah kemudian pindah ke Kota Basrah dan ikut dalam perang di kawasan Khurasan. Beliau meninggal dunia pada tahun 63 Hdi Meru.

Dahiah Al Kalabi (wafat 45 H)

Sahabat ini menjadi tumpuan perumpamaan karena kegantengannya, sampai-sampai malaikat Jibril as pernah turun membawa wahyu kepada Rasulullah dengan gambaran fostur tubuhnya. Perang yang pertama diikutinya adalah perang Khandak, konon kabarnya beliau juga mengikuti perang Uhud, namun tidak sempat mengikuti perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah mengutusnya menjadi delegasi kepada Kaisar Hiraklius di Roma. Beliau ini hidup sampai masa pemerintahan Muawiah.

Fadel bin Abbas (wafat 13 H)

Fadel bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi yang dijuluki dengan Abu Muhammad ini adalah anak tertua dari Abbas bin Abdul Mutalib, paman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sepeninggal Rasulullah beliau ikut dalam pasukan yang diutus ke Syam, beliau gugur sebagai syahid dalam Perang Ajnadin.

Habbab bin Munzir bin Jamuh (wafat 20 H)

Sahabat pemberani ini adalah tokoh yang diminta pertimbangannya oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika perang Badar yang mengemukakan pendapatnya agar pasukan diposkan di tempat-tempat sumber air dalam melawan musuh. Semasa jahiliah juga beliau ini termasuk konsultan yang diperhitungkan. Beliau sempat mengikuti perang Badar, Uhud dan semua perang yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini meninggal di masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Haris bin Kildah (wafat 50 H)

Sahabat asal Taif dari suku Tsaqafi ini adalah dokter dan pilosof. Arab yang terkemuka di masanya. Beliau lahir di masa jahiliah dan hidup semasa dengan Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Beliau pergi belajar ilmu kedokteran ke Persia, dia mempunyai kumpulan karya tulis seputar kedokteran antara lain buku polemik kedokteran antara beliau dengan Kisra. Beliau juga seorang puitis. Dia meninggal semasa pemerintahan Muawiah.

Hisyam bin Ash (wafat 13 H)

Hisyam bin Ash bin Wail bin Hsyim As Sahmi ini dari sejak dini telah memeluk Islam di Mekah. Beliau sempat ikut emigran ke Abessinia tetapi dia kembali ke Mekah untuk menyusul Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam yang dia dengar berhijrah ke Madinah, namun malang dia dikurung oleh orang tua dan keluarganya di Mekah. Beliau baru dapat keluar dari Mekah ke Madinah setelah perang Khandak. Beliau dapat mengikuti semua peperangan yang terjadi setelah Khandak, beliau meninggal dalam perang Ajnadin.

Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H)

Sahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi. Khalifah Umar bin Khattab ra. mengangkatnya menjadi pemerinah di Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

Ikrimah bin Abu Jahal (wafat 13 H)

Sahabat asal Quraisy dari suku Mahzumi ini adalah anak musuh Islam nomor satu. Beliau melarikan diri ke Yaman setelah penaklukan kota Mekah tetapi istrinya yang bernama Umu Hakim menyuruhnya kembali setelah mendapat persetujuan keamanan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sesampainya di Mekah beliau masuk Islam dan menjadi pemeluk Islam yang baik. Beliau ini sempat mengikuti perang penumpasan kaum murtad dan meninggal dalam perang Yarmuk.

Imran bin Husain (wafat 52 H)

Imran bin Husain bin Ubaid, adalah sahabat yang masuk Islam pada tahun terjadinya Perang Khaibar (7 H). Pada perang penaklukan Kota Mekah, beliau memegang bendera suku Khuzaah. Beliau wafat di Kota Basrah.

Itban bin Malik (wafat 50 H)

Nama lengkapnya ialah Itban bin Malik bin Amru bin Aglan Al-Anshari As-Salimi, salah seorang sahabat yang turut dalam Perang Badar. Beliaulah yang dipersaudarakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Umar bin Khattab. Beliau meriwayatkan 10 hadis dan wafat pada masa Khalifah Muawiah bin Abu Sofyan.

Jabir bin Abdullah Al-Anshari (wafat 78 H)

Nama lengkapnya adalah Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram Al-Anshari As-Salami, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pada akhir hayatnya beliau mengalami kebutaan dan sempat meriwayatkan beberapa hadis dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan Abu Said. Dia berdomisili di Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Jabir bin Samurah (wafat 74 H)

Nama lengkapnya ialah Jabir bin Samurah bin Janadah As-Sawai Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Ibunya bernama Khalidah binti Abu Waqqas, saudara kandung Saad dan Utbah. Beliau wafat pada masa khilafah Abdul Malik bin Marwan.

Jakfar bin Abu Thalib  (wafat 8 H)

Jakfar bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim ini masuk Islam dari sejak dini dan sempat mengikuti hijrah ke Abessinia, malah sempat mempublikasikan Islam di daerah itu. Dalam perang Muktah beliau diserahi menjadi pemegang bendera Islam, setelah tangan kanannya terpotong dia memegang bendera dengan tangan kiri, namun tangan kirinya juga terpotong lagi, sehingga dia memegang bendera itu dengan dadanya. Berbagai cobaan ditahankannya dalam mengemban tugas ini, akhirnya beliau mati syahid di mana dalam tubuhnya terdapat sekitar 90 goretan dan tembakan. Dalam suatu hadits diriwayatkan, bahwa kelak di Surga Allah Subhanahu wa ta’ala akan menggantikan kedua tangannya dengan sepasang sayap. Oleh sebab itulah, maka beliau dijuluki dengan nama Jakfar Penerbang atau Jakfar yang punya sepasang sayap.

Jubair bin Mut`im bin Adi (wafat 57 H)

Sahabat asal Quraisy ini termasuk pemuka dan pakar genetis Quraisy. Beliau masuk Islam antara perang Hudaibiah dan penaklukan kota Mekah. Dia meninggal di masa pemerintahan Muawiah bin Abi Sofyan.

Jundub Al-Alaqi (wafat 64 H)

Nama lengkapnya adalah Jundub bin Abdullah bin Abu Sofyan Al-Bajli Al-Alaqi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pernah berdomisili di Kota Kufah kemudian pindah ke Basrah. Beliau meriwayatkan hadis dari perawi-perawi yang ada di kedua kota itu.

Kaab bin Malik (wafat sekitar 50 H)

Sahabat ini adalah seorang puitis yang banyak membantah cemoohan yang dilontarkan kepada Nabi. Setelah memeluk Islam dia mengikuti baiat Akabah dan berkesempatan mengikuti semua peperangan kecuali perang Badar dan Tabuk. Beliau adalah termasuk sasaran ayat Terhadap tiga orang yang penerimaan taubatnya ditangguhkan sampai mereka merasa dunia ini sempit dan jiwa merekapun terasa sesak akibat ulah mereka sendiri dan mereka menduga bahwa tidak ada jalan untuk selamat kecuali mengikuti petunjuk Allah, pada saat itulah Allah baru menerima taubat mereka agar taubat mereka itu benar-benar. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat]. (At Taubah ayat 118).

Kaab bin Ujrah (wafat 51 H)

Namanya Kaab bin Ujrah Al-Anshari, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Muhammad. Beliau mendengar hadis dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan hadisnya tentang haji dan umrah banyak diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Laila serta Abdullah bin Mughaffal. Dia wafat di Kota Madinah.

Kaab bin Zuhair (wafat 26 H)

Putra puitis Zuhair bin Abi Salma ini adalah seorang puitis yang hidup dalam dua zaman (jahiliah dan Islam). Beliau sempat mencaci Islam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam serta kaum wanita Islam sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam menghalalkan darahnya, namun dia cepat-cepat minta maaf kepada Rasulullah dan menyampaikan kasidah penyesalannya di hadapan Nabi. Nabi memaafkannya dan memberikan hadiah baju kepada beliau.

Khabbab bin Art (wafat 37 H)

Sahabat yang telah masuk Islam dari sejak dini ini berkesempatan mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam mempertahankan agama yang dianutnya ini, beliau menerima banyak cobaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mempersaudarakan beliau dengan Jubair bin Atiq. Beliau meninggal di kota Koufah.

Khabib bin Adi (wafat 4 H)

Sahabat asal Ansar, suku Aus ini berkesempatan mengikuti perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mendelegasikan beliau ke suku Bani Adal dan Bani Qarah dengan suatu missi untuk mengajari mereka ajaran-ajaran agama Islam, namun mereka menipu Nabi, beliau ditangkap dan dijual penduduk daerah tersebut kepada suku Bani Harits bin Amir bin Naufal. Oleh karena di waktu perang Badar Khabib berhasil membunuh kakek mereka, maka merekapun membunuhnya.

Khalid bin Walid (wafat 21 H)

Sahabat asal suku Makhzumi ini adalah bangShallallahu ‘alaihi wassalaman Arab yang dipercayakan memimpin pasukan Islam dalam penaklukan Persia dan Syam (Suriah dan sekitarnya). Beliau berhasil mengalahkan pasukan Romawi dalam perang Ajnadin dan Yarmuk, namun kemudian beliau meninggal di kota Homs.

Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari (wafat 37 H)

Khuzaimah bin Tsabit bin Fakah bin Saidah al Anshari ini adalah termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini yang berkesempatan mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah sejak perang Badar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menganngap kesaksiannya setaraf dengan kesaksian dua orang lelaki sebagai prioritas buat beliau. Beliau adalah komando pasukan dalam perang Shiffin dan meninggal dalam
perang itu.

Ma`qil bin Yasar

Nama lengkapnya adalah Ma`qil bin Yasar bin Abdullah Al- Mazni, seorang perawi hadis yang dijuluki dengan Abu Ali. Beliau berdomisili di Kota Basrah, wafat pada masa Khalifah Muawiah ketika Abdullah bin Ziyad menjabat gubernur di sana. Imam Hasan Basri banyak meriwayatkan hadis beliau tentang nikah dan tafsir surat Al-Baqarah.

Malik bin Huwairits (wafat 74 H)

Malik bin Huwairits Al-Laitsi ini adalah seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Sulaiman. Dia banyak mendengar hadis langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dan hadisnya tentang salat diriwayatkan oleh Abu Qilabah. Beliau berdomisili di Kota Basrah dan meninggal dunia di sana.

Miqdad bin Aswad al Kindi (wafat 33 H)

Nama lengkapnya adalah Miqdad bin Umar bin Tsaklabah bin Malik. Beliau ini termasuk tujuh orang yang masuk Islam dari sejak dini dan satria pertama yang terjun ke medan perang dengan mengendarai kuda dalam Islam. Beliau ini mempersunting Daba`ah binti Zubair bin Abdul Muthalib, ponakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau termasuk orang yang mengikuti dua kali hijrah, ke Abessina dan ke Madinah dan sempat mengikuti perang Badar dan semua perang yang sesudah itu. Beliau meninggal se waktu pemerintahan Usman bin Affan.

Miswar bin Makhramah (wafat 64 H)

Nama lengkapnya ialah Miswar bin Makhramah bin Naufal bin Ahyab Al-Qurasyi Az-Zuhri, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdurrahman. Beliau sempat menyaksikan hidupnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika dia masih kanak-kanak dan sempat mendengar beberapa hadis langsung dari Nabi. Dia meriwayatkan hadis dari khulafaurrasyidin yang empat dan tokoh perawi sahabat yang lainnya.

Mu`aiqib bin Abu Fatimah (wafat 40 H)

Mu`aiqib bin Abu Fatimah Ad-Dusi ini adalah seorang sahabat yang hadisnya diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdurrahman. Beliau berdomisili di Kota Madinah.

Muawiah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H)

Muawiah bi Abu Sofyan bin Harb bin Umaiah Al Qurasyi Al Umawi adalah pendiri Daulat Umaiah di Suriah. Beliau lahir di Mekah dan sempat memusuhi Islam dan akhirnya memeluk Islam ketika penaklukan kota Mekah (8 H). Beliau sempat belajar tulis baca dan matematika, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengangkatnya menjadi juru tulisnya. Beliau bertugas di Suriah di masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Usmanbin Affan. Beliau menentanag Ali dan berkonfrontasi dengan Ali dalam perang Shiffin (37 H/657 M) yang berakhir dengan sebuah arbitrase. Beliau dinobatkan menjadi khalifah (40-60 H/661-680 M) di mana ibukota pemerintahan dia pindahkan ke Damaskus. Beliau termasuk tokoh penakluk ternama dalam sejarah Islam, di mana penaklukannya sampai ke daerah di Lautan Atlantik.

Muaz bin Jabal (wafat 18 H/ 639 M)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini sempat mengikuti baiat Akabah dan semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah menugaskan beliau menjadi hakim di Yaman. Beliau termasuk kelompok enam yang mempunyai kodifikasi sekaligus hafiz Al Quran di zaman Nabi. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk dan meninggal akibat penyakit pes yang melanda di kala itu.

Mugirah bin Syukbah (wafat 50 H)

Sahabat asal suku Tsaqafi ini adalah termasuk cendekia Arab. Beliau meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan sempat mengikuti baiat Ridwan, perang Yamamah, penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan penaklukan Irak. Sewaktu pemerintahan Umar bin Khattab ra. beliau ini diserahi memerintah kota Basrah dan Koufah. Setelah Usman naik tahta kekhalifahan, beliau diberhentikan, namun setelah Muawiah naik tahta beliau kebali diangkat sebagai pemerintah kota Koufah yang akhirnya beliau meninggal di tempat terakhir ini.

Muhammad bin Maslamah (wafat 43 H)

Sahabat asal Ansar dari suku Aus ini termasuk yang mempunyai keutamaan. Dia termasuk orang yang bernama Muhammad di zaman Jahiliah. Beliau ikut membunuh Kaab bin Asyraf yang menghasut suku Quraisy untuk memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini sempat mengikuti perang penaklukan Mesir dan Syam. Beliau tidak mengikuti perang Jamal dan Shiffin karena menghindari terjadinya fitnah. Beliau meninggal di Madinah.

Mujasyi` bin Masud (wafat 36 H)

Nama lengkapnya adalah Mujasyi` bin Masud bin Tsalabah As-Salami, seorang sahabat yang terkenal berani. Dia sempat ikut dalam perang menaklukkan Kota Kabul dan menanda tangani perjanjian damai dengan rajanya, kemudian meneruskan peperangan sampai ke Makran dan daerah pedalaman. Ketika Perang Jamal terjadi, beliau saat itu menjabat kepala suku Bani Salim, dia berpihak kepada Aisyah, tetapi keburu terbunuh sebelum perang tersebut terjadi dan dikuburkan di Kota Basrah.

Musayab bin Hazen

Nama lengkapnya adalah Musayab bin Hazen bin Abu Wahab bin Amru Al-Makhzumi Al-Qurasyi, seorang sahabat yang ikut dalam peristiwa Baiat Ridwan bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau adalah ayah dari Said bin Musayab, seorang ahli fikih.

Mushab bin Umair (wafat 3 H)

Beliau termasuk sahabat yang mempunyai keistimewaan. Dia memeluk Islam tetapi merahasiakan keislamannya terhadap keluarganya. Setelah keluarganya mengetahui keislamannya, mereka mengurungnya kemudian melepaskannya kembali. Setelah itu dia ikut berijrah ke Abessinia dan kembali ke Mekah seusai baiat Akabah I. Beliau menyibukkan diri mengajari kaum muslimin Al Qur`an dan mengimami salat mereka. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan Uhud membawahi sebuah brigade. Beliau mati syahid dalam perang Uhud.

Naim bin Masud (wafat 30 H)

Sahabat asal suku Bani Asyjak ini memeluk Islam pada malam perang Khandak Beliau berhasil memecah antara pasukan Bani Quraizah dengan Bani Gathfan dalam perang Khandak tersebut. Beliau berdomisili dan meninggal di Madinah.

Nukman bin Basyir (wafat 65 H)

Sahabat yang sastrawan ini pernah memerintah di Koufah sewaktu pemerintahan Muawiah, di Homs sewaktu pemerintahan Yazid. Karena beliau ikut membaiat Abdullah bin Zubair, beliau dibunuh oleh lawan politiknya. Beliau ini mempunyai kumpulan puisi.

Nukman bin Makran (wafat 21 H)

Nukman bin Makran bin Umar bin Aiz ini adalah sahabat asal suku Mazani yang menjadi komando dalam perang penaklukan Persia. Beliau berhasil menduduki wilayah Qarmisin, namun terbunuh dalam perang Nahawand.

Qais bin Saad (wafat 60 H)

Nama lengkapnya adalah Qais bin Saad bin Ubadah bin Dulaim Al-Anshari Al-Khajraji, seorang sahabat yang menjabat kepala polisi pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib beliau diangkat menjadi gubernur Mesir tahun 36 H. Beliau wafat di Kota Madinah.

Qaka` bin Amar At Tamimi (wafat 40 H)

Sahabat ini adalah seorang patriot Arab di zaman jahiliah dan Islam, dia sempat mengikuti perang Yarmuk. Dalam perang Qadisiah dia menderita luka parah. Dia ikut berjuang dalam perang Jamal di belakang Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar pernah bicara tentang dia “ Teriakannya dalam suatu pertempuran lebih bermanfaat dari kehadiran seribu serdadu”. Beliau berdomisili dan meninggal dunia di Koufah.

Qatadah bin Nukman Al Anshari (wafat 23 H)

Beliau ini termasuk juru tembak terkenal, dia mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam perang Uhud sebelah matanya cedera sampai jatuh keluar. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memasukkannya kembali ke tempatnya, sampai akhir hayatnya mata tersebut terus sehat. Beliau meninggal di Madinah.

Rafi bin Khudaij (wafat 73 H)

Nama lengkapnya ialah Rafi bin Khudaij bin Rafi Al-Ausi Al-Anshari, seorang sahabat yang meriwayatkan hadis dari kedua pamannya, Zuhair dan yang satu lagi tidak diketahui namanya. Beliau berdomisili di Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Saad bin abi Waqqas (wafat 55 H)

Sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri ini termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam masuk surga. Beliau ini memimpin pasukan dalam penaklukan Persia dan berhasil memukul pasukan panglima Rustum dalam perang Qadisiah. Beliau inilha yang membangun kota Koufah.

Saad bin Muaz (wafat 5 H)

Saad bin Muaz bin Nukman asal Madinah, suku Aus ini adalah seorang sahabat yang mempunyai jiwa patriot. Beliau adalah bangShallallahu ‘alaihi wassalaman suku Aus yang masuk Islam antara baiat Akabah I dan baiat Akabah II. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah mengaplikasikan pendapatnya sekitar pembangkangan dan pembatalan perjanjian yang ditanda tangani Nabi dengan bani Quraizah yaitu membunuh kaum lelaki dan memperbudak kaum wanita dan anak-anak mereka. Beliau mati syahid dalam perang Khandak

Saad bin Ubadah (wafat 14 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk pangeran terpandang di masa jahiliah dan Islam. Beliau sempat mengikuti baiat Akabah, perang Uhud, perang Khandak. Beliau ini mempunyai ambisi menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sehingga dia tidak ikut membaiat Abu Bakar Siddik dan Umar bin Khattab. Beliau menyingkir ke daerah Khauran dan meninggal di daerah tersebut.

Saddad bin Aus (wafat 58 H)

Saddad bin Aus bin Tsabit Al Khajraji yang dijuluki dengan Abu Abdurrahman ini sempat mengikuti prang Badar. Beliau ini mempunyai dua keistimewaan, masing-masing bila bicara, jelas sekali dan bila marah dapat dipendam. Beliau meninggal di Palestina dan dimakamkan di Baitulmakdis di masa pemerintahan Muawiah.

Sahal bin Hunaif (wafat 38 H)

Nama lengkapnya adalah Sahal bin Hunaif bin Wahib Al-Ausi Al-Anshari, seorang sahabat yang ikut serta dalam hampir seluruh peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. juga termasuk yang bertahan pada posisinya saat kekalahan kaum muslimin di Perang Uhud. Beliau diangkat oleh Ali bin Abu Thalib menggantikan kedudukannya di Madinah ketika pasukan akan bergerak ke Kota Basrah, setelah itu
menjabat sebagai gubernur Persia.

Sahal bin Saad Saidi (wafat 91 H)

Nama lengkapnya adalah Sahal bin Saad bin Malik Al-Anshari As-Saidi, seorang sahabat yang sebelumnya bernama Hazen kemudian diganti oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Sahal. Beliaulah sahabat yang terakhir meninggal dunia di Kota Madinah dalam usia 100 tahun.

Saib bin Yazid (wafat 91 H)

Nama lengkapnya adalah Saib bin Yazid bin Said bin Tsumamah bin Aswad Al-Kindi, seorang sahabat yang dalam usia 7 tahun, dibawa kedua orang tuanya melaksanakan haji wada bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau wafat di Kota Madinah.

Said bin Ash (wafat 59 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Ash bin Said bin Ash bin Umaiah bin Abdu Syams keturunan Umawi ini adalah seorang sahabat yang mempunyai sifat dermawan dan berkelakuan baik. Pada tahun 30 H khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah. Beliau ini termasuk pembantu khalifah dalam program pengkodifikasian Al Qur`an. Beliau meninggal di Madinah.

Said bin Zaid (wafat 51 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Al Adawi ini adalah seorang sahabat asal Quraisy yang berkesempatan mengikuti semua peperangan yang disertai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam kecuali perang Badar. Beliau termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ikut dalam penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya), kemudian meninggal di Madinah.

Salim, Maula Abu Huzaifah (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Salim bin Ubaid bin Rabiah. ia termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini dan termasuk empat orang guru Al Qur`an yang mendapat rekomendasi dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau diserahi pemegang bendera Islam dalam perang penumpasan kaum murtad di saat mana kedua
tangan beliau terputus kemudian beliau mati syahid.

Salmah bin Akwa` (wafat 47 H)

Sahabat ini termasuk orang yang membaiat Nabi dalam baiat Ridwan. Beliau mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam tuju kali peperangan. Dia mempunyai jiwa patriot, juru tembak dan tangkas larinya melebihi keccepatan kuda. Beliau ini meninggal dalam usia 80 tahun

Salman Al Farisi (wafat 35 H)

Sahabat yang dulunya penganut agama Majusi dari Persia ini berangkat meninggalkan kampung halamannya dengan suatu tujuan mencari agama yang benar. Pertama sekali dia menganut agama Kristen, dia ditawan dan dijual dan berpindah-pindah tangan, terakhir sampai ke Madinah lalu dibeli dan dimerdekakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau inilah yang mempunyai ide penggalian paret dalam perang Khandak. Beliau mengikuti semua peperangan termasuk penaklukan Irak, kemudian dia diangkat sebagai pemerintah di Madain. Dia berdomisili dan meninggal di pos terakhirnya ini.

Samurah bin Jundub (wafat 56 H)

Beliau ini sangat jujur, tidak pernah bohong dan mencintai Islam, salah seorang pejabat kekhalifahan yang berasal dari Ansar. Beliau berdomisili dan meninggal di Basrah di masa pemerintahan Muawiah, bila beliau pergi tugas ke kota Koufah beliau digantikan oleh Ziad. Beliau ini sangat tegas dalam menghadapi kaum sparatis Khawarij.

Shaab bin Jatsamah Al-Laitsi (wafat 25 H)

Nama lengkapnya adalah Shaab bin Jatsamah bin Qais Al-Laitsi, salah seorang sahabat yang terkenal berani. Beliau selalu ikut andil dalam banyak peperangan pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. juga dalam perang menaklukkan Istakher dan Persia.

Shuhaib Ar Rumi (wafat 28 H)

Nama lengkapnya adalah Shuhaib bin Sannan bin Malik, ia ini dijuluki dengan Ar Rumi, karena beliau lama berdomisili di Roma ketika dia tertawan. Beliau ini masuk Islam di Dar Arqom bersama Ammar. Beliau termasuk orang-orang lemah yang menerima berbagai macam cobaan dalam mempertahankan agamanya. Beliau ikut berhijrah ke Madinah dan sempat mengikuti perang Badar. Kaum Quraisy memberi pilihan kepadanya antara hijrah ke Madinah dan hak-miliknya yang berada di Mekah, tetapi dia memilih
hijrah, oleh karena itulah Firman Allah turun tentang beliau yang berarti ” Ada sebagian orang yang berani membeli dirinya demi mengharap rida Allah” Al Baqarah ayat 207.  Beliau sempat mengikuti semua perang mulai dari perang Badar, kemudian meninggal di Madinah.

Shukbah bin Najiah (wafat 9 H)

Nama lengkapnya adalah Shukbah bin Najiah bin Iqal bin Muhammad bin Sofyan, ia adalah pemuka Arab dan pimpinan suku Tamim di masa jahiliah dan Islam Beliau inilah warga Tamim pertama membayar tebusan agar tidak menanam putri suku mereka hidup-hidup, sehingga di saat Islam muncul beliau mempunyai 104 orang putri yang ditebusnya dari orang tua merekamasing-masing agar tidak ditanam.

Suhail bin Amr (wafat 15 H)

Nama lengkapnya adalah Suhail bin Amr bin Abdu Syams Al Amiri, ia ini adalah pimpinan delegasi Quraisy dalam perjanjian Hudaibiah. Kaum Muslimin berhasil menawannya dalam perang Badar, namun dia dibebaskan setelah membayar tebusan dirinya. Beliau tetap dalam agama aslinya sampai penaklukan kota Mekah. Pada saat itulah beliau masuk Islam, seterusnya berangkat dan berdomisili di Madinah. Beliau sempat mengikuti perang penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan perang Yarmuk dan meninggal dalam perang terakhir ini.

Sulaiman bin Sharad (wafat 65 H)

Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Sharad bin Jun bin Abu Jun Abdul Uzza bin Munqiz As-Saluli Al-Khuza`i, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Mathraf. Sebelumnya beliau dinamai Yasar lalu diganti oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. dengan Sulaiman. Beliaulah pemimpin Jamaah orang-orang yang bertaubat yang menuntut bela atas kematian Imam Husain. Beliau gugur dalam peperangan melawan tentara Abdullah bin Ziyad.

Suraqah bin Malik (wafat 24 H)

Sahabat inilah yang berhasil mengejar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika hijrah ke Madinah, namun berkat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, kedua kaki kudanya tertanam di pasir. Atas permohanannya sendiri dia minta dibebaskan, dengan syarat dia tidak akan memberitahukan kepada siapapun. Beliau ini masuk Islam pada penaklukan kota Mekah dan meninggal dunia di masa pemerintahan Usman bin Affan.

Thalhah bin Abdullah (wafat 36 H)

Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said, sahabat asal Quraisy ini adalah salah seorang dari enam konsultan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi. Beliau ini mengikuti perang Uhud dan menderita luka parah yang luar biasa. Dia membuat dirinya menjadi perisai bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan
mengalihkan panah yang akan menancap diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dengan tangannya sehingga semua jari-jarinya terputus. Beliau meninggal akibat panahan pada perang Jamal.

Thulaib bin Umair (wafat 13 H)

Nama lengkapnya adalah Thulaib bin Umair bin Wahab bin Abi Katsir bin Qushai, beliau  adalah seorang sahabat asal Quraisy. Beliau ini termasuk peserta emigran ke Abessinia. Beliaulah orang pertama menumpahkan darah kaum musyrikin dalam sejarah Islam karena mempertahankan Nabi. Dia berkesempatan mengikuti perang Badar dan berbagai peperangan berikutnya sampai beliau menemui ajalnya dalam perang Ajnadin.

Tsabit bin Dlahhak (wafat 64 H)

Nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dlahhak bin Khalifah Asyhali Al-Ausi Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Zaid. Beliau ikut dalam peristiwa Baiat Ridwan, dia dibonceng oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. pada Perang Khandaq. Beliau meriwayatkan 14 hadis.

Tsauban bin Mujaddid  (wafat 54 H)

Namanya adalah Tsauban bin Mujaddid, seorang budak yang dibeli oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. lalu dibebaskan. Kemudian beliau masih terus berkhidmat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. sampai wafatnya dan meriwayatkan 128 hadis.

Tsumamah bin Atsal (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Tsumamah bin Atsal bin Nukman bin Maslamah Al Hanafi, beliau ini berasal dari daerah Yamamah. Beliau adalah seorang satria yang ditakuti dan pemuka dalam kaumnya. Beliau datang ke Madinah dan menyatakan ke Islamannya di hadapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, setelah itu dia pergi ke Mekah meneruskan dakwah Nabi, menantang ide Musailamah Al Kazab. Pada tahun 8 H beliau diangkat oleh Nabi menjadi pemerintah di Bahrain Dalam berbagai peperangan melawan kaum musyrikin, Tsumamah ini selalu memberikan bala bantuan.

Ubadah bin Shamit (wafat sekitar 34 H)

Nama lengkapnya adalah Ubadah bin Shamit bin Qais, sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mepersaudarakan beliau dengan Abu Murtsid Al Ganawi. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan semua peperangan lainnya termasuk perang penaklukan Mesir. Beliaulah hakim Islam pertama di daerah Palestina dan termasuk hafiz yang mempunyai kodifikasi Al Qir`an di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau menginggal di Ramlah.

Ubai bin Kaab bin Qais (wafat 21 H)

Sebelum kedatangan Islam, Ubai ini adalah termasuk pendeta Yahudi yang banyak membaca kitab-kitab klasik. Beliau ini sempat mengikuti baiat Akabah II, ketika itulah dia mengumumkan keislamannya sekaligus membaiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Sejak itu Ubai masuk ke dalam kelompok juru tulis wahyu. Beliau sempat mengikuti perang Badar, Uhud dan semua perang yang diikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Beliau ini termasuk empat orang pengajar Al Qur`an yang hafiz dan mempunyai kodifikasi Al Qur`an di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, dia terkenal dengan julukan Said El Qurra` .

Ukbah bin Amir Al Juhani (wafat 59 H)

Sahabat ini meriwayatkan banyak hadis langsung dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sebaliknya banyak pula sahabat dan tabiin yang meriwayatkan hadis Nabi dari beliau. Beliau ini adalah seorang pandai Al Qur`an, pakar Faraidl dan ilmu Fikih disamping sebagai puitis juga sebagai penulis kawakan. Beliau ini termasuk hafiz Al Qur`an, sempat mengikuti perang penaklukan kota Damaskus dan perang Shiffin dan akhirnya meninggal di masa pemerintahan Muawiah.

Umair bin Wahab Al Jamhi (wafat 24 H)

Suku Quraisy pernah mengutusnya untuk membunuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam akan tetapi sebelum melakukan niatnya beliau bertaubat dan memeluk Islam. Beliau sempat mengikuti perang Uhud dan peperangan-peperangan lain setelah itu. Dia berjuang menumpas kaum murtad. Beliau termasuk dalam pasukan penaklukan Syam, ikut bersama Amru bin Ash menaklukkan kota Alexandria. Beliau hidup sampai awal pemerintahan Usman bin Affan.

Umar bin Abu Salamah (2-83 H)

Nama lengkapnya adalah  Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad Al-Khajraji, dilahirkan di Abessina. Beliau dibesarkan dan dididik oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dia pernah menjadi gubernur di Bahrain pada masa Ali bin Abu Thalib serta berjuang dalam barisannya ketika Perang Jamal tahun 36 H/656 M. Beliau wafat di Kota Madinah.

Usamah bin Zaid (wafat 54 H)

Usamah lahir dari keluarga yang sudah Muslim. Semasa mudanya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menyerahkan pimpinan pasukan militer yang besar kepadanya. khalifah Umar bin Khattab menaruh respek kepadanya. Beliau termasuk orang yang menyingkirkan diri dari pemerintahan karena menghindari terjadinya fitnah sepeninggal khalifah Usman bin Affan. Usamah meninggal di Medinah

Usman bin Maz`un (wafat 2 H)

Sahabat yang termasuk cendekiawan Arab di zaman jahiliah ini sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dunia sekembalinya dari perang tersebut. Beliau inilah yang pernah berniat membujang dan meninggalkan keduniaan akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melarang berliau dari niat tersebut. Sepeninggal beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menciumnya sambil mengalirkan air mata. Beliau inilah sahabat pertama meninggal di Madinah.

Wahsyi bin Harb (wafat 25 H)

Sahabat ini termasuk pahlawan dari kelompok budak Mekah di zaman Jahiliah. Beliau inilah pembunuh Hamzah dalam perang Uhud, setelah itu beliau memeluk Islam. Beliau sempat mengikuti perang penumpasan kaum murtad dan berhasil membunuh Musailamah. Beliau juga ikut dalam perang Yarmuk, kemudian dia berdomisili dan meninggal dunia di Homs.

Ya’la bin Umaiah (wafat 37 H)

Nama lengkapnya adalah Ya`la bin Umaiah bin Abu Ubaidah bin Hammam At Tamimi Al-Handali, seorang sahabat yang masuk Islam pada hari penaklukan Kota Mekah. Beliau ikut bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam. dalam Perang Taif, Hunain dan Tabuk. Oleh Khalifah Abu Bakar beliau diangkat menjadi gubernur Yaman.

Zaid bin Arqam (wafat 68 H)

Nama lengkapnya adalah Zaid bin Arqam bin Yazid bin Qais bin Nukman bin Malik bin Agar bin Tsalabah bin Kaab bin Khajraj, seorang sahabat yang menyertai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam. dalam 17 kali peperangan, yang pertama adalah pada Perang Khandaq. Beliau juga banyak meriwayatkan hadis.

Zaid bin Haritsah (wafat 8 H/629 M)

Sahabat ini pernah diangkat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai anak angkat, sebelum legalitas anak angkat dicabut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengawinkannya dengan Zainab binti Jahasy putri pamannya kandung, setelah keduanya cerai, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengawinkannya lagi dengan Umu Kaltsum Binti Uqbah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerdekakannya setelah pergaulan mereka akrab dengan catatan pembayaran tebusan dari keluarganya. Beliau diserahkan memimpin pasukan dalam perang Muktah.

Zaid bin Khalid Al-Juhani (wafat 68 H)

Zaid bin Khalid Al-Juhani ini adalah seorang sahabat yang ikut dalam Perdamaian Hudaibiah. Pada hari penaklukan Kota Mekah beliau dipercayakan memegang bendera suku Juhainah. Beliau banyak meriwayatkan hadis Nabi yang termuat dalam kitab Sahih Bukhari dan Muslim.

Zaid bin Khattab (wafat 11 H)

Zaid bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza adalah saudara sebapak Umar bin Khattab. Beliau ini termasuk peserta emigran pertama-tama yang berkesempatan mengikuti semua peperangan mulai dari perang Badar. Beliau ikut dalam perang penumpasan kaum Murtad di Yamamah dan meninggal dalam perang tersebut.

Zaid bin Tsabit (wafat 45 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk tokoh sahabat dan pakar ilmu faraid. Beliau ditugasi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam belajar bahasa Suryani dan Ibrani agar dapat mengetahui isi surat-surat yang diterma Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dari kedua suku ini. Beliau ini adalah termasuk juru tulis wahyu.

Zubair bin Awam (wafat 36 H)

Sahabat asal Quraisy ini adalah putra bibi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sekaligus pendampingnya. Beliau termasuk 10 orang yang telah diproyeksikan masuk surga. Dia mengikuti semua perang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Sumber https://ahlulhadist.wordpress.com

 

 

  1. Asma binti Abu Bakar (wafat 73 H)
  2. Asma Binti Yazid Al-Anshariah (wafat 30 H)
  3. Asma binti ‘Umais (Ummu Ubdillah)
  4. Asy Syfa binti Harits
  5. Barirah maulah ‘Aisyah
  6. Hamnah bintu Jahsyi
  7. Hindun binti ‘Utbah
  8. Khansa binti Amru wafat 24 H
  9. Khaulah binti Tsa’labah
  10. Rubai bin Ma’udz
  11. Raihanah binti Zaid bin Amru
  12. Shafiyah binti Abdul Muththalib
  13. Sumayyah binti Khayyath
  14. Umamah Bintu Abil ‘Ash
  15. Ummu Athiyyah Al-Anshariyah
  16. Ummu ‘Aiman (Barkah bintu Tsa’labah bin ‘Amr)
  17. Ummu Fadhl (Lubabah binti al-Haris)
  18. Ummu Hani’ binti Abi Thalib
  19. Ummu Syuraik al Quraisyiah
  20. Ummu Haram (Malikah binti Milhan bin Khalid Al-Anshariah) wafat 28 H
  21. Ummu Halim bin Harits
  22. Ummu Umarah (Nusaibah binti Kaab) wafat 13 H
  23. Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyah
  24. Ummu Waraqah binti Naufal
  25. Ummu Ruman bintu ‘Amir
  26. Ummu Sulaim binti Malhan

Selain para Shahabiyah diatas.Dibawah juga ini masih termasuk para Shahabiyah Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم , dengan penjelasan biografi singkatnya.

Arwa binti Abdul Muthalib (wafat 15 H.)

Bibi Rasulullah ini, termasuk wanita yang terpandang pada masa Jahiliah dan masa Islam. Beliau memiliki ide-ide yang jernih dan profesional melantunkan syair.

Fatimah binti Qais bin Khalid (wafat 50 H.)

Sahabat wanita yang berpandangan luas ini termasuk rombongan yang pertama berhijrah. Di tempat kediamannyalah diselenggarakan pertemuan tokoh-tokoh Islam (ahli syura) untuk memusyawarahkan
pengganti khalifah sepeninggal Umar.

Gazalah Al-Haruriah (wafat 77 H.)

Istri Syabib bin Yazid Al-Haruri ini terkenal sebagai wanita pemberani dan tangkas. Beliau ikut berperang dalam beberapa kali pertempuran sebagaimana pahlawan lainnya. Terdapat sebuah cerita
populer tentang dirinya yaitu larinya Hajjaj karena tidak mampu menghadapinya dalam sebuah pertempuran.

Hindun binti Utbah bin Rabiah (wafat 14 H.)

Sahabat wanita dari suku Quraisy yang terkenal dengan kefasihan kelantangan, ide-ide yang gemilang dan tegas ini, cukup professional dalam membacakan syair. Sebelum masuk Islam dia sering membangkitkan
semangat kaum musyrikin untuk menghantam kaum muslimin. Dia masuk Islam pada waktu penaklukan Kota Mekah dan berkesempatan pula mengikuti Perang Yarmuk serta aktif membangunkan semangat kaum
muslimin dalam melawan tentara Romawi.

Juwairiah binti Abu Sofyan (wafat 54 H.)

Seorang sahabat dan pejuang wanita yang turut menggempur musuh secara langsung pada Perang Yarmuk. Beliau juga ikut dalam berbagai pertempuran lainnya yang membuktikan bahwa dia adalah wanita pionir
yang tangkas.

Khaulah binti Azwar Al-Asadi (wafat 35 H.)

Penyair wanita yang termasuk pemberani ini mirip dengan Khalid bin Walid dalam aktifitas kemiliterannya. Dia mempunyai kumpulan cerita tentang penaklukan negeri-negeri Syam. Syair-syairnya dianggap sebagai syair yang melukiskan kemuliaan dan kemegahan.

Laila Al-Gifariah (wafat 40 H.)

Sahabat wanita yang terpandang ini sering mengikuti Rasulullah ke medan tempur untuk mengobati pejuang yang sakit dan terluka. Pada waktu Perang “Jamal” ia ikut berangkat ke Basrah berperang di
barisan Ali bin Abu Thalib.

Lubabah Kubra (Lubabah binti Harits Al-Hilali) (wafat 30 H.)

Istri Abbas bin Abdul Muthalib ini, termasuk wanita terhormat yang melahirkan banyak tokoh. Beliau masuk Islam di Mekah setelah Khadijah, dengan demikian dia adalah wanita kedua masuk Islam.

Muazah binti Abdullah Al-Adawiah (wafat 83 H.)

Wanita ini adalah pakar hadis yang banyak meriwayatkan hadis dari Aisyah dan Ali bin Abu Thalib ra. Dia termasuk perawi yang terpercaya yang mencapai tingkat siqah dan hujjah dalam ilmu hadis.

Qatilah binti Harits bin Kaldah (wafat 20 H.)

Penyair wanita ranking pertama ini, adalah saudara kandung Nadhar yang sering menghalang-halangi orang-orang yang ingin menemui Nabi . Beliau berhasil menawan dan membunuh saudaranya pada Perang
Badar, seraya melantunkan sebuah syair yang dianggap merupakan sebab Rasulullah . melarang membunuh tawanan Quraisy. Beliau masuk Islam dan meriwayatkan hadis-hadis dari Rasulullah .

Rabayi` binti Mi`waz bin Harits Al-Anshariah (wafat 45 H.)

Sahabat wanita yang terkemuka ini sempat membaiat Rasulullah  pada waktu Baiat Ridwan dan turut dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah . Dia bertugas mensuplai minuman kepada para pejuang
dan merawat serta mengobati mereka serta mentransportasikan pahlawan yang gugur dan yang luka-luka ke Madinah.

Rufaidah Al-Anshariah (wafat 35 H.)

Sahabat wanita juru rawat tentara yang luka-luka ini telah mengabdikan dirinya untuk melayani para pejuang Islam dan dianggap sebagai juru rawat pertama dalam sejarah Islam. Dialah yang membalut
luka Saad bin Abu Waqash ketika dibawa ke kemahnya sewaktu Perang Khandaq.

Rumaisha binti Milhan (wafat 30 H.)

Sahabat wanita terpandang, ibu Anas bin Malik ini, ikut dalam beberapa kali pertempuran. Pada waktu Perang Uhud, dia bertugas sebagai pensuplai minuman para pejuang dan mengobati yang cedera.
Pada waktu Perang Hunain dia bersama Aisyah bertugas mengambil air dan membawanya dengan kantong-kantong kulit untuk diberikan kepada kaum muslimin di saat perang sedang berkecamuk, setelah itu mereka
kembali lagi mengambil air dan membawanya ke barisan kaum muslimin.

Subaiah binti Harits

Subaiah binti Harits Al-Aslamiah ini, adalah seorang sahabat wanita yang pernah kawin dengan Saad bin Khaulah dari suku Bani Amir yang berasal dari Bani Luai. Saad, suaminya, sempat ikut dalam Perang
Badar dan wafat ketika melaksanakan haji wada. Umar bin Abdullah bin Arqam meriwayatkan hadis yang berkenaan dengan talak dari sahabat wanita ini.

Syifa binti Abdullah Al-Adawiah Al-Qurasyiah (wafat 20 H.)

Sahabat wanita yang terkemuka ini, pada zaman Jahiliah sudah pandai tulis-baca dan setelah Islam dia mengajari Hafsah (istri Rasulullah.) tulis-baca. Rasulullah memberikan kepadanya sebuah rumah
di Madinah. Umar bin Khattab selalu mengutamakan pendapatnya.

Ummu Athiyah Al-Anshariah (Nasibah binti Harits) (wafat 8 H.)

Sahabat wanita terkemuka ini, sempat berbaiat kepada Rasulullah, meriwayatkan hadis-hadis dari beliau dan mengikuti beliau berperang sebanyak tujuh kali peperangan. Dia bertugas membuat makanan untuk
pejuang muslimin, mengobati tentara yang terluka dan merawat yang sakit.

Ummu Darda (Khairah binti Abu Hadrad Al-Aslami) wafat 30 H.

Sahabat wanita yang terkemuka dan memiliki ide-ide yang cemerlang ini berhasil menghafal banyak hadis Rasulullah . Banyak tabiin yang meriwayatkan hadis dari beliau, seperti Sofwan bin Abdullah.
Beliau berdomisili di Madinah dan meninggal di negeri Syam (Suriah).

Ummu Kulsum binti Uqbah bin Muit (wafat 40 H.)

Sahabat wanita yang masuk Islam di Mekah ini adalah wanita yang ikut berhijrah dalam priode pertama. Beliau berjalan kaki dari Mekah menuju ke Madinah.

Ummu Qais binti Mihsan

Nama aslinya adalah Aminah binti Mihsan Al-Asadiah, seorang sahabat wanita yang telah memeluk Islam dari sejak dini dan ikut berhijrah dan membaiat Nabi . Dialah wanita yang datang menyerahkan bayinya
kepada Nabi yang kemudian oleh Nabi diletakkan di atas pangkuannya, bayi tersebut buang air kecil, Nabi menyuruh mengambil air danmenyiramkannya ke atas bagian pakaian yang terkena air kencing tanpa dicuci.

Ummu Waraqah binti Abdullah bin Harits (wafat 15 H.)

Sahabat wanita yang sempat berbaiat kepada Rasulullah  ini, adalah hafal dan mempunyai koleksi Alquran. Beliau sempat mengikuti,Perang Badar, di saat itu dia aktif mengobati tentara yang terluka dan merawat yang sakit.

Zainab binti Ali bin Abu Talib (wafat 62 H.)

Dia adalah saudara kandung Hasan dan Husain yang sempat ikut bersama saudaranya Husain dalam Perang Karbela. Dia dikenal dengan kewibawaan dan kepandaian berpidato dengan gaya bahasa yang menarik

Sumber https://ahlulhadist.wordpress.com

Tahun pertama Hijriyah dimulai pada hari Jumat, 1 Muharram yang bertepatan dengan tanggal 16 Juli
622 M (Menurut satu pendapat).

TAHUN PERTAMA HIJRIYAH
1. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam hijrah dari Mekah ke Madinah
2. Pembangunan masjid Quba. Ini merupakan pembangunan masjid pertama dalam islam
3. Perubahan nama kota Yatsrib menjadi kota Madinah (Madinatun Nabiy)
4. Pembangunan masjid Nabawi
5. Wafatnya Al Barro’ bin Ma’rur, salah satu sahabat yg membai’at Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
pada malam Aqobah.

TAHUN 2 HIJRIYAH
1. Perang Abwa’, awal pencetus perang Badr
2. Terjadinya perang Badr (Jum’at, 17 Ramadhan).
3. Kebinasaan Abu Lahab, beberapa hari setelah perang Badr
4. Utsman bin Affan menikah dengan Ummu Kultsum, putri Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam
5. Perang Sawiq, yaitu pengejaran kaum muslimin terhadap beberapa orang quraisy pasca perang badr

TAHUN 3 HIJRIYAH
1. Perang bani Qoinuqa’, Yahudi
2. Perang bani Nadhir, Yahudi
3. Perang Qorqoroh (Qarqarah al Kudri), nama tempat sumber mata air milik bani Sulaim.
4. Kelahiran Al Hasan bin Ali bin Abdil Muthalib
5. Terjadinya peristiwa perang Uhud (Sabtu, 11 Syawal)
6. Wafatnya Hamzah bin ‘Abdul Mutholib, sebagai salah satu syuhada’ di perang Uhud

TAHUN 4 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Salamah, Suami Ummu Salamah sebelum dinikahi oleh Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam. Keutamaan beliau: Saudara sepersusuan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, termasuk As Sabiqunal Awwalun, ikut hijrah ke Habasyah, Hijrah ke Madinah, Ikut di perang Badr. Menurut pendapat lain, beliau wafat pada tahun 3 H.
5. Perang Bi’r Maunah (bulan Safar). Yaitu nama tempat di antara wilayah bani Amir dan bani Sulaim. Terjadi pembantaian 70 orang sahabat ahli baca Al Qur’an.
6. Perang bani Lahyan. Terjadi karena bani Lahyan melakukan penghianatan terhadap sepuluh orang sahabat.
7. Perang Dzatu riqo’, pertemuan melawan pasukan dari Ghathafan. Berkata Ibnu Hisyam, “Dinamakan Dzaturriqo’ karena pada waktu itu pasukan muslimin menambal bendera mereka”. Wallahu A’lam.

TAHUN 5 HIJRIYAH
1. Perang Khondaq/Ahzab (bulan Syawal). Dikatakan Ahzab (parit) karena saat itu kaum muslimin menggali parit sebagai perlindungan kota terhadap serangan musuh.
2. Perang Bani Quroidhoh, sebagai balasan bagi orang–orang Yahudi yang berkhianat pada perjanjian
perang Khondaq
3. Wafatnya Sa’d bin Mu’adz, pimpinan Al Aus
4. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam menikah dengan Juwairiyah bintu al Harits
5. Perang Bani al Mustholiq (menurut pendapat yang dirojihkan)
6. Peristiwa Haditsul Ifk (Sepulang dari perang Bani Mustholiq)

TAHUN 6 HIJRIYAH
1. Peristiwa Al Hudaibiyah (bulan Dzulqo’dah), yaitu perjanjian diplomasi antara muslimin dengan kaum
quraisy mekah untuk tidak melakukan pertumpahan darah selama beberapa waktu. Saat itu Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam keluar bersama 1400 orang.

TAHUN 7 HIJRIYAH
1. Peristiwa perang Khaibar, yaitu perang yang terjadi dengan pengepungan benteng khaibar milik yahudi
bani nadhir
2. Perang Al Qodho’, sebagai pengganti atas umroh Hudaibiyah
3. Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam membangun rumah tangga dengan Maimunah bintu
al Harits (sepulang dari umroh Hudaibiyah)

TAHUN 8 HIJRIYAH
1.  Masuk islamnya Kholid bin Walid (bulan Safar)
2. Peristiwa perang Mu’tah (bulan Jumadil Ula).
Adalah perang antara tentara muslimin dengan
tentara romawi
3. Para sahabat yang gugur sebagai syuhada: Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abdul Mutholib, Abdullah bin
Rowahah dan lain–lain hingga sekitar Delapan orang)
4. Fathu Makkah (Bulan Ramadhan)
5. Perang Hunain (Bulan Syawal, sepulang dari Fathu Makkah)
6. Wafatnya putri Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang tertua, Zainab.

TAHUN 9 HIJRIYAH
1. Perang Tabuk (bulan Rojab)
2. Wafatnya Putri Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, Ummu Kultsum (bulan Sya’ban)
3. Terbunuhnya Urwah Bin Mas’ud oleh kaumnya
4. Wafatnya Suhail bin Baidho’ ats Tsaqofi, salah satu Assabiqunal Awwalun
5. Matinya Abdullah bin Salul, pimpinan munafiq Madinah

TAHUN 10 HIJRIYAH
1. Wafatnya putra Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, Ibrohim (bulan Robiul awal) pada umur 1,5 tahun
2. Haji Wada’, yaitu haji perpisahan sebelum Nabi Shallallahu ‘ Alaihi wasallam wafat. Sekitar Seratus
Ribu orang ikut pada haji tetsebut.
3. Lahirnya Muhammad bin Abi Bakr as Siddiq di saat ibunya sedang ihram pada haji wada’
4. Al Aswad al Ansi mengaku sebagai Nabi (bulan Dzulhijjah)

TAHUN 11 HIJRIYAH
1. Wafatnya Baginda Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam pada hari Senin, 12 Rabiul awal. Beliau
dimandikan dan dikafani pada hari Selasa. Dimakamkan pada malam Rabu.
2. Abu Bakar dibai’at sebagai Kholifah (pada hari Selasa)
3. Wafatnya Fathimah, putri Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, Enam bulan setelah meninggalnya Beliau.
4. Wafatnya Ummu Aiman beberapa hari setelah meninggalnya Fatimah Rodhiallahu ‘Anhuma.

TAHUN 12 HIJRIYAH
1. Peristiwa perang Yamamah (pada bulan Robiul awal). Yaitu pertempuran antara pasukan Kholid bin
Walid melawan pasukan Musailamah al Kazab.
2. Matinya Musailamah al Kadzab pada peristiwa itu oleh Wahsyi.
3. Di antara para syuhada yang gugur: Zaid bin Khathab Abu Hudzaifah bin Utbah Tsabit bin Qois
Abu Dujanah Thufail bin ‘Amr

TAHUN 13 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Bakr as Shidiq Radhiallahu ‘Anhu (pada bulan Dzulqo’dah, akhir tahun itu)
2. Umar bin Khatab diangkat sebagai Kholifah

TAHUN 14 HIJRIYAH
1. Penaklukan Damaskus secara damai (pada bulan Rojab)
2. Penaklukan Ba’labak

TAHUN 15 HIJRIYAH
1. Peristiwa perang Yarmuk (bulan Rojab)
2. Di antara para syuhada yang gugur pada peristiwa Yarmuk: ‘Iyas bin Abi Robi’ah, Ikrimah bin Abi Jahl,
Abdurahman bin Awam, saudara Zubair bin Awam. Amir bin Abi Waqos, saudara Sa’d.
3. Perang Al Qodisiyah Iraq (sebagian berpendapat terjadinya pada awal tahun 16 H) Pemimpin kaum muslimin: Sa’d bin Abi Waqos, dengan 7000 pasukan Pemimpin kaum Majusi: Rustum dan Jalinus,
bersama 60.000 atau 40.000 pasukan + 70 gajah Pada pertempuran itu, Rustum dan Jalinus berhasil
dibunuh.
4. Di antara para syuhada: Amr bin Ummi Maktum, Muadzin yang mulia
5. Pembukaan Al Urdun
6. Wafatnya Sa’d bin Ubadah

TAHUN 16 HIJRIYAH
1. Penaklukan daerah Halb dan Anthaqiyah secara damai
2. Penaklukan Ar Riha dan Suruj

TAHUN 17 HIJRIYAH
1. Umar berdo’a meminta hujan dengan perantara al Abbas bin Abdil Muthalib
2. Penambahan bangunan masjid nabawi
3. Terjadinya perang Jalula’
4. Kaum Muslimin mendapatkan ghonimah pada perang tersebut sebesar Delapan Belas Juta–
Tigapuluh Juta.
5. Umar bin Khatab menikahi putri Ali bin Abi Tholib, Ummu Kultsum.
6. Wafatnya Utbah bin Ghozwan. Keutamaan: Ikut hijrah ke Habasyah, ikut perang Badr, Pemimpin di beberapa utusan perang.

TAHUN 18 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Ubaidah al Jarrah (pendapat lain: 17 H)
Keutamaan: As Sabiqunal Awwalun, Termasuk 10 sahabat pemetik janji syurga, hijrah ke Habasyah dan Madinah, ikut dalam hampir semua peperangan besar, panglima perang di zaman abu Bakr as Siddiq, dll.
Beliau wafat karena serangan wabah tho’un

2. Wafatnya Muadz bin Jabal karena Tho’un. Keutamaan: Ikut perang Badr, Ikut dalam bai’at Aqabah, orang yang dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dll
3. Wafatnya Abu Jandal bin Suhail karena Tho’un
4. Wafat pula Yazid, saudara Muawiyah bin Abu Sufyan.

TAHUN 19 HIJRIYAH
1. Pertempuran Armeniyah (negara asia-eropa, tetangga Turki)
2. Wafatnya Shafwan bin al Mu’athal pada pertempuran melawan Armeniyah (menurut Ibnu Ishaq)
3. Penaklukan Takrit (menurut satu pendapat). Yakni salah satu daerah di Iraq

TAHUN 20 HIJRIYAH
1. Penaklukan sebagian daerah Mesir
2. Meninggalnya Bilal, Mu’adzin yang mulia
3. Meninggalnya Abu Sufyan bin al Harits
4. Meninggal pula ummul mu’minin, Zainab bintu Jahsyi

5. Kematian Hiraql (Heraklius), kaisar Bizantium–Romawi Timur. Dahulu dia sempat hendak menerima seruan islam ketika menerima surat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alahi Wasallam. Namun setelah dia  mengetahui tentang penolakkan dari rakyatnya, akhirnya dia lebih memilih untuk tetap pada agamanya, nasrani.

TAHUN 21 HIJRIYAH
1. Wafatnya Kholid bin Walid. Keutamaan: Digelari sebagai Pedang Allah, Pahlawan islam, ahli dalam strategi perang, dll.
2. Terjadinya perang Nahawand
3. Wafatnya An Nu’man bin Miqron sebagai Syuhada
4. Wafatnya al ‘Ala’ bin al Hadhromi

TAHUN 22 HIJRIYAH
1. Penaklukan negeri Adzrabijan (Azerbaijan: nama satu negara yang terletak di perbatasan eropa-asia) oleh Sahabat Mughiroh bin Syu’bah
2. Pembukaan kota Nahawand (di daerah Iran) secara damai
3. Pembukaan negeri Jurjan (salah satu daerah di Iran)

TAHUN 23 HIJRIYAH
1. Wafatnya Qotadah bin Nu’man, ahlul badr. Umar bin Khathab turun langsung ke liang kuburnya untuk memakamkannya.

2. Syahidnya Umar bin Khatab Radhiallahu ‘Anhu (pada penghujungbulan Dzulhijah). Beliau ditikam oleh Abu Lu’lu, seorang majusi, budak milik Mughirah bin Syu’bah ketika sedang mengimami kaum muslimin dalam sholat subuh.

TAHUN 24 HIJRIYAH
1. Pemakaman jenazah Umar bin Khathab (pada awal bulan Muharam). Beliau dimakamkan di rumah Aisyah, di samping kubur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Abu Bakr yang sebelumnya Aisyah telah ‘mengkapling’ tempat itu untuk dirinya. Aisyah berkata, “Dahulu aku telah bercita–cita agar aku dimakamkam di tempat itu. Namun hari ini aku utamakan di (Umar) untuk dimakamkan di sana.”
2. Utsman bin Affan dibai’at sebagai Khalifah ke–3
3. Wafatnya Suroqoh bin Malik

TAHUN 25 HIJRIYAH
1.Terjadinya perlawanan oleh penduduk Roiy, kemudian diperangi oleh pasukan Abu Musa al
Asy’ari
2. Terjadinya perlawanan oleh penduduk Iskandariyah, kemudian diperangi oleh Amr bin Ash.

TAHUN 26 HIJRIYAH
1. Penambahan bangunan masjidil harom oleh Utsman bin Affan
2. Penaklukan daerah Sabur oleh Utsman bin Abil Ash
3. Kelahiran Abdul Malik bin Marwan

TAHUN 27 HIJRIYAH
1. Muawiyah bersama pasukannya mengarungi lautan untuk bertempur ke Qubrus (sebagaian
menyebutkannya pada tahun 28 H)
2. Wafatnya Ummu Harom bintu Milhan, istri Ubadah bin Shomit

TAHUN 28 HIJRIYAH
1. Perlawanan oleh Adzrabijan lalu diperangi oleh pasukan al Walid bin Uqbah.

TAHUN 29 HIJRIYAH
1.Penaklukan kota Isthakhar oleh Abdullah bin Amir bin Kariz
2. Wafatnya Ubaid bin Ma’mar bin Utsman at Taimiy dalam pertempuran tersebut
3. Utsman menurunkan Abu Musa dari jabatannya di Bashroh

TAHUN 30 HJRIYAH
1. Penaklukan Khurosan dan Persi oleh Ibnu Amir
2. Penaklukan Sijistan oleh Ziyad bin ar Robi’ al Haritsiy

TAHUN 31 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Sufyan bin Harb al Umawiy
2. Wafatnya al Hakam bin Abil Ash bin Umaiyah al Umawiy

TAHUN 32 HIJRIYAH
1. Muawiyah berhasil menembus Romawi dan bertempur di sana
2. Wafatnya Abbas, paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
3. Wafatnya Abu Darda, Uwaimir bin Zaid Radhiallahu ‘Anhu
4. Wafatnya Abdurrahman bin Auf, Sang pemetik janji syurga
5. Wafatnya Abdullah bin Zaid bin Abdi Robbihi, Sang perantara disyariatkannya adzan
6. Wafatnya Abdullah bin Mas’ud al Hadzaliy Radhiallahu ‘Anhu
7. Wafatnya Abu Dzar al Ghifariy Radhiallahu ‘Anhu

TAHUN 33 HIJRIYAH
1. Perang Qubrus ke–2
2. Pertempuran di Habasyah oleh pasukan Abdullah bin Sa’d
3. Wafatnya al Miqdad bin al Aswad al Kindiy

TAHUN 34 HIJRYAH
1. Perang Ash Shiwari dari pihak Iskandariyah
2. Wafatnya Abu Tolhah al Anshoriy, Zaid bin Sahl
3. Wafatnya Ubadah bin Shomit, sahabat ahli bai’atul aqobah
4. Wafatnya Ka’ab bin Ahbar. Sebelum islamnya beliau adalah ulama ahli kitab. Beliau masuk islam
di zaman Abu Bakr
5 .Wafatnya Misthah bin Utsatsah, ahli badr

TAHUN 35 HIJRIYAH
1. Pertempuran Dzu Khosyab, dipimpin oleh Muawiyah
2. Wafatnya Amir bin Robi’ah, Sang pemilik dua Hijrah. Masuk islam sebelum islamnya Umar bin
Khatab
3. Wafatnya Abdullah bin Abi Robi’ah, saudara Iyasy. Beliau adalah salah satu sahabat yang paling elok
rupanya dan paling mulia nasabnya

4. Penduduk mesir menggugat Utsman bin Affan agar mundur dari jabatannya. Mereka terus–menerus
memaksa Utsman untuk turun hingga mereka berbuat lancang terhadap Utsman. Mereka mendobrak rumahnya lalu menyembelih beliau dalam keadaan mushaf berada di hadapannya. Beliau wafat pada hari Jum’at, 12 Dzulhijah.

5. Ali bin Abi Thalib dibai’at sebagai Khalifah ke–4

TAHUN 36 HIJRIYAH
1. Beberapa orang di kalangan sahabat ingin menuntut darah Utsman tanpa perintah dari
kholifah
2. Jatuhnya perang jamal. Sekitar Sepuluh Ribu orang gugur dalam pertempuran tersebut.
3. Wafatnya Zubair bin al Awwam, Hawari Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
4. Wafatnya Hudzaifah Ibnul Yaman, Sang penjaga rahasia Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

TAHUN 37 HIJRIYAH
1. Terjadinya perang Shiffin (pada bulan Safar). Korban dari kedua belah pihak sekitar 60.000 jiwa.
2. Wafatnya Ammar bin Yasir
3. Wafatnya Sa’d bin al Harits Radhiallahu ‘Anhu
4. Wafatnya Ubaidullah bin Umar bin Khatab al Adawiy, tabi’in.
5. Tahkim antara pasukan Ali dan Muawiyah dengan perantaraan Abu Musa al Asy’ariy dan Amr bin Ash

TAHUN 38 HIJRIYAH
1. Terjadinya perang Nahrowan antara pasukan Ali dengan pasukan khowarij atas penentangan pasukan
khowarij terhadap tahkim Ali–Muawiyah. Mereka mengatakan, “Tidak ada hukum kecuali hukum
Allah”. Ali menjawab, “Ucapan yang haq namun yang mereka inginkan adalah bathil”. Mereka ingin
memerangi pihak Ali dan Muawiyah. Pimpinan khowarij, Abdullah bin Wahb as Siba’iy tewas dalam
pertempuran tersebut. Gugur sekitar Duabelas orang dari pasukan Ali.
2. Wafatnya Sahl bin Hunaif, ahli badr
3. Wafatnya putra Abu Bakr as Siddiq, Muhammad

TAHUN 39 HIJIRYAH
1. Wafatnya Ummul Mu’minin, Maimunah Radhiallahu ‘Anha
2. Perselisihan antara Ali dengan Muawiyah tentang kepemimpinan haji

TAHUN 40 HIJRIYAH
1. Wafatnya Khowat bin Jubair al Anshoriy
2. Wafatnya Abu Mas’ud, Uqbah bin ‘Amr al Anshoriy
3. Wafatnya Abu Usaid as Sa’idiy

4. Syahidnya Amirul Mu’minin, Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu (17Ramadhan). Beliau ditikam oleh Abdurahman binMuljim, Seorang yang pada asalnya adalah qari’ dan ahli ibadahyang kemudian terpengaruh oleh pemikiran khowarij. Dia membunuh Ali bin Abi Thalib sebagai balas dendam atas peperangan Nahrowan.
5. Wafatnya Asy’at bin Qois al Kindiy. Dahulu beliau pernah murtad lalu kembali kepada islam dan bagus
keislamannya.

TAHUN 41 HIJRIYAH (Tahun Jama’ah)
1. Pada bulan Robiul akhir, pasukan Amirul Mu’minin, al Hasan bin Ali maju untuk mengadakan
pertempuran dengan pasukan Mu’awiyah. Demikian pula Muawiyah dengan bala pasukannya.
Setelah mendengarkan hadits tentang wasiat Nabi Shallahllahu ‘Alaihi Wasallam maka al Hasan
mengurungkan niatnya untuk mengadakan pertempuran. Sebagian anggota pasukan menginginkan agar al hasan tetap maju ke medan sambil mereka mengatakan, “يا أبا محمد العار خير من النار”
(“Wahai Abu Muhammad, menjaga gengsi lebih utama meskipun harus masuk neraka”). Namun al Hasan Radhiallahu ‘Anhu tetap berniat untuk mengalah. Pemerintahanpun diserahkan kepada Muawiyah dan al Hasan pun membai’atnya.
2. Wafatnya shofwan bin Umaiyah bin Kholaf
3. Wafatnya Ummul mu’minin, Hafshoh bintu Umar bin Khatab (sebagian berpendapat wafatnya tahun
45 H)

TAHUN 42 HIJRIYAH
1. Peperangan di Sijistan oleh Abdurahman bin Samuroh

TAHUN 43 HIJRIYAH
1. Penaklukan Kuur oleh Uqbah bin Nafi’
2. Wafatnya Amr bin al ‘Ash, Abu Abdillah (pada malam Idul Fitri). Sebagian berpendapat beliau
wafat pada tahun 63 pada pertempuran Harroh. Dan ada pula yang mengatakan tahun 65 H, Wallahu
A’lam.
3. Wafatnya Abdullah bin Salam al Isra’iliy
4. Wafatnya Muhammad bin Maslamah al Anshoriy, ahli badr

TAHUN 44 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Musa al Asy’ariy, al Muqri’ al Amir (bulan Dzulhijah). Demikian menurut pendapat adz
Dzahabiy
2. Penaklukan kota Kabil oleh Abdurahman bin Samurah
3. Wafatnya Ummul Mu’minin, Ummu Habibah bintu Sufyan al Umawiyah

TAHUN 45 HIJRIYAH
1. Pertempuran Muawiyah bin Hudaij di Afrika
2. Wafatnya abu Khorijah, Zaid bin Tsabit al Anshoriy, Sang penulis Al Qur’an (menurut pendapat yang
shahih).
3. Muawiyah mengangkat al Harits bin Amr sebagai pengganti Abdullah bin Amir untuk gubernur negri
Bashroh

TAHUN 46 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abdurahman bin Kholid bin Walid bin al Mughiroh (sebagiannya berpendapat bahwa beliau
wafat pada tahun 49 H). Beliau telah mengikuti peperangan melawan romawi beberapa kali.
2. Muawiyah mengangkat ar Robi’ bin Ziyad sebagai pengganti Abdurahman bin Samurah untuk
gubernur di Sijistan

TAHUN 47 HIJRIYAH
1. Peperangan yang dilancarkan oleh abdullah bin Suwar al Abdiy di negri Qaiqan dan beliau wafat di
sana.
2. Peperangan yang dilancarkan oleh Ruwaifi’ bin Tsabit al Anshoriy

TAHUN 48 HIJRIYAH
1. Sinan bin Salamah menjadi wali di bumi al Hind sebagai pengganti Abdullah bin Suwar
2. Terbunuhnya Abdullah bin Iyas di Al Hindi (menurut sebagian pendapat)

TAHUN 49 HIJRIYAH
1. Wafatnya al Hasan bin Ali bin Abi Thalib pada umur 47 tahun. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa beliau wafat pada tahun 50 H.

TAHUN 50 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abdullah bin Samuroh bin Habib. Beliau masuk islam di saat pembukaan kota makkah.
Beliau telah berhasil menaklukkan Sijistan dan lainnya.
2. Wafatnya Ka’ab bin Malik as Salimiy, salah satu dari tiga orang sahabat yang tertinggal pada perang
tabuk. Tobat mereka telah diabadikan oleh Allah dalam surat At Taubah: 118
3. Wafatnya al Mughiroh bin Syu’bah, sahabat yang masuk islam pada tahun Al Khondaq
4. Wafatnya Ummul Mu’minin, Shofiyah bintu Huyay bin Akhthab
5. Perang yang dilancarkan oleh Yazid bin Muawiyah di negeri Konstantinopel. Di antara pasukan adalah
Abu Ayyub al Anshoriy. Sebagian berpendapat bahwa perang ini terjadi pada tahun 51 H.

TAHUN 51 HIJRIYAH
1. Wafatnya sahabat ahli Badr, Abu Ayyub al Anshoriy
2. Wafatnya Jarir bin Abdillah al Bajali (menurut pendapat yang shahih)
3. Wafatnya Ummul Mu’minin, Maimunah bintu al Harits al Hilaliyah

TAHUN 52 HIJRIYAH
1. Wafatnya Imron bin Husain, Abu Nujaiyd. Masuk islam pada tahun khoibar
2. Wafatnya Ka’ab bin Ujroh al Anshoriy (menurut sebagian pendapat pada tahun 51 H). Beliau
termasuk sahabat Bai’aturridwan
3. Wafatnya Abu Bakroh ats Tsaqofiy, Nufai’ bin al harits (menurut sebagian pendapat)

TAHUN 53 HIJRIYAH
1. Wafatnya Fadholah bin Ubaid al Anshoriy, Qodhi di negeri Damaskus. Beliau adalah sahabat terkecil
yang menyaksikan perjanjian Hudaibiyah.
2. Wafatnya Abdurahman bin Abi Bakr as Siddiq
3. Wafatnya al Amir Ziyad bin Abihi
4. Wafatnya Amr bin Hazm al Anshoriy (menurut sebagian pendapat)
5. Wafatnya Fairuz ad Dailamiy, pembunuh nabi palsu, al Aswad al ‘Ansiy

TAHUN 54 HIJRIYAH
1. Wafatnya Usamah bin Zaid bin Haritsah (menurut pendapat yang rojih). Beliau adalah orang yang
sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ibunya adalah Ummu Aiman, wanita
yang dulu pernah mengasuh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di masa kecil.
2. Wafatnya Tsauban maula Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
3. Wafatnya Jubair bin Muth’im bin ‘Adiy (menurut pendapat yang rojih). Beliau masuk islam seusai
perang Badr.
4. Wafatnya Hasan bin Tsabit al Anshoriy, sang penyair
5. Wafatnya Abdullah bin Anis al Juhani, salah satu sahabat yang ikut dalam al Aqobah.
6. Wafatnya Hakim bin Hizam bin Khuwailid. Beliau masuk islam pada saat pembukaan kota Makkah.
Beliau pernah memerdekakan 100 orang budak pada masa jahiliyah dan 100 orang pula pada masa
islam.
7. Wafatnya Abu Qotadah al Anshoriy, al Harits bin Rib’iy. Termasuk sahabat yang ikut pada perang
Uhud

TAHUN 55 HIJRIYAH
1. Wafatnya Sa’d bin Abi Waqqosh, termasuk dari 10 sahabat pemetik janji syurga
2. Wafatnya Abul Yasar, Ka’ab bin Amr al Anshoriy. Beliau adalah sahabat yang menangkap al Abbas bin
Abdil Muthalib pada perang Badr
3. Wafatnya al Arqom bin Abil Arqom (menurut beberapa pendapat). Beliau termasuk As Sabiqunal
Awwalun

TAHUN 56 HIJRIYAH
1. Pertempuran di Samarqand yang dipimpin oleh Sa’id bin Utsman bin Affan
2. Wafatnya Qutsam bin al Abbas bin Abdil Muthalib pada pertempuran Samarqand (salah satu kota di Uzbekistan, negara pecahan Uni soviet).
3. Wafatnya Ummul Mu’minin, Juwairiyah bintu al Harits. Marwan ikut mensholatinya.

TAHUN 57 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abdullah bin as Sa’idiy al Amiriy, salah satu sahabat
2. Wafatnya Ummul Mu’minin, Aisyah Radhiallahu ‘Anha (menurut al Waqidiy: 58 H). Istri tercinta Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan anak sahabat yang paling dicintai pula
3. Wafatnya Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Menurut Abu Mi’syar, Yahya bin Bukair dan lainnya mengatakan bahwa Abu Hurairah meninggal pada tahun 58 H. Wallahu A’lam.

TAHUN 58 HIJRIYAH
1. Wafatnya Jubair bin Muth’im (pendapat Ibnu al Madiniy)
2. Wafatnya Syaddad bin Aus al Anshoriy
3. Wafatnya Abdullah bin Hawalah
4. Wafatnya Uqbah bin Amir al Juhaniy, Amir di Mesir. Beliau termasuk sahabat yang faqih.

TAHUN 59 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Mahdzuroh, seorang muadzin pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
2. Wafatnya Sa’id bin al Ash bin Sa’id bin al Ash bin Umaiyah. Beliau adalah gubernur Kufah dalam pemerintahan Utsman, Menaklukan Thabaristan, terpuji, lemah lembut, orang yang cerdik dll. Beliau lahir sebelum perang Badr.
3. Wafatnya Abu Abdirahman, Abdullah bin Amir bin Kuraiz al Amir (menurut pendapat yang shahih)

TAHUN 60 HIJRIYAH
1. Wafatnya Samurah bin Jundub al Fazariy. Beliau termasuk salah satu yang hadir di bai’at Ridwan
2. Wafatnya Abu Humaid as Sa’idiy (menurut satu pendapat)
3. Wafatnya Amirul Mu’minin Abu Abdirahman Muawiyah bin Abi Sufyan pada umur 78 tahun di Damaskus. Beliau wafat pada bulan Rajab.
4. Diangkatnya Yazid putra Muawiyah sebagai khalifah.

TAHUN 61 HIJRIYAH
1. Wafatnya cucu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Raihanahnya, Abu Abdillah al Husain bin Ali bin Abdil Muthalib. Beliau wafat di negeri Karbala (daerah Iraq) pada usia 56 tahun. Beliau dibunuh oleh pasukan utusan Ubaidullan bin Ziyad atas perintah Yazid bin Muawiyah karena kekawatiran Yazid yang mendengar kabar bahwa penduduk kufah ingin membai’at al Husain dan berlepas diri dari pemerintahan Yazid. Al Husain kemudian berangkat menuju kufah untuk tabayun terhadap kabar dari kufah. Saat dikepung, al Husain bertanya kepada mereka, “Negeri apa ini?”. Mereka menjawab, “Karbala”. Lalu al Husain berkata, “Qarubal bala’ (bala’ telah dekat)”. Beliau dibunuh dan kepala beliau dipenggal kemudian diserahkan kepada Ubaidullah bin Ziyad.

2. Terbunuhnya kedua putra al Husain: Ali al Akbar dan Abdullah
3. Terbunuhnya saudara-saudaranya: Ja’far, Muhammad, ‘Atiq dan al Abbas al Kabir.
4. Terbunuhnya keponakannya: Qasim bin al Hasan
5. Terbunuhnya dua orang anak paman beliau: Muhammad dan Aun. Keduanya adalah putra Abdullah bin Ja’far bin Abdil Muthalib.
6. Terbunuhnya Muslim bin Aqil bin Abdil Muthalib beserta dua anaknya: Abdullah dan Abdurahman.
Mereka dibunuh masih terkait dengan pembunuhan al Husain. Inaa Lillah Wa Inna Ilaihi Raji’un.

7. Wafatnya Hamzah bin Amr al Aslamiy, sahabat.
8. Wafatnya Ummul Mu’minin Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umaiyah (sebagian menyebutkan: 59 H). Beliau adalah Ummul Mu’minin yang terakhir wafat. wallahu A’lam.

TAHUN 62 HIJRIYAH
1. Wafatnya Buraidah bin al husaib al Aslamiy. Masuk islam sebelum perang Badr.
2. Wafatnya Abul Muthalib bin Robi’ah bin al Harits bin Abdil Muthalib Radhiallahu ‘Anhu
3. Wafatnya Amir Mesir Maslamah bin Mikhlad al Anshoriy Radhiallahu ‘Anhu
4. Wafatnya Alqomah bin Qais an Nakha’iy Radhiallahu ‘Anhu (menurut pendapat yang kuat). Beliau adalah sohib Ibnu Mas’ud. Banyak kemiripan sifat beliau dengan Abdullah bin Mas’ud.
5. Wafatnya Abu Muslim al Khaulani. Dia termasuk di kalangan mukhodrom (hidup di zaman nabi namun tidak sempat bertemu dengan beliau). Dia juga seorang yang zuhud dan termasuk petinggi di kalangan tabi’in. Al Kisah: Dahulu beliau pernah ditangkap oleh pasukan al Aswad al Ansiy (nabi palsu). Mereka lalu membakar Abu Muslim dengan api yang besar akan tetapi beliau selamat dengannya. al Ansi melepaskan beliau karena kawatir pengikutnya akan terpengaruh dengan Abu Muslim karena karomah beliau. -> riwayat mursal.

TAHUN 63 HIJRIYAH
1. Jatuhnya tragedi al Harrah.
Kejadian ini merupakan salah satu tragedi yang paling mengerikan dalam sejarah islam.
Kejadian ini berawal dari sikap sebagian penduduk Madinah yang berlepas diri dari pemerintahan Yazid bin Muawiyah azh Zhalim yang sebelumnya mereka lebih condong kepada al Husain. Sebagian juga ingin membai’at Abdullah bin Zubair sebagai khalifah. Al Hasil Yazid mengerahkan bala tentaranya yang dipimpin oleh Muslim bin Uqbah untuk membantai penduduk. Tragedi ini terjadi pada bulan Dzulhijah. Korban di kalangan anak-anak muhajririn dan anshor sekitar 306 orang (menurut adz Dzahabi). Di luar itu, ribuan mayat bergelimpangan yang sebagiannya tidak bisa dikenali lagi.
Yang wafat di kalangan para sahabat: Ma’qil bin Sinan, Abdullah bin Hanzhalah al Ghosil dan Abdullah bin Zaid bin Ashim sang periwayat hadits sifat wudhu.
Korban lain: Muhammd bin Tsabit bin Qais, Muhammad bin Amr bin Hazm, Muhammad bin Abi Jahm dan Muhammad bin Ubai bin Ka’ab, Mu’adz bin al Harits yang diperintah oleh Umar untuk mengajak manusia sholat tarawih berjama’ah di zamannya, Ya’qub putra Thalhah bin Ubaidullah at Taimiy dan lainnya.

Selain itu juga Yazid mengerahkan pasukannya untuk mengepung Ibnu Zubair di Mekah. Pasukan tersebut lalu menyerang dan melempari bangunan ka’bah dengan manjaniq, maka terbakarlah sebagiannya.

2. Wafatnya Masruq bin al Ajda’ al Hamdaniy. Beliau adalah orang faqih, ahli ibadah, sohib Ibnu Mas’ud dan beliau tidaklah tidur kecuali dalam keadaan sujud.

TAHUN 64 HIJRIYAH
1. Kematian Muslim bin Uqbah. Dia mampus beberapa waktu sebelum matinya Yazid. Dialah yang menghalalkan Madinah dalam tragedi Harroh atas perintah Yazid. Menghalalkan penindasan terhadap rakyat jelata dan pelecehan kaum wanita Madinah. Merekomendasi para prajuritnya untuk berbuat apa saja di Madinah selama tiga hari.

2. Kebinasaan Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan, Abu Kholid di pertengahan Rabiul awwal pada umur 33 tahun. Dia mati sebelum berhasil menumbangkan Abdullah bin Zubair. Dia adalah seorang Kholifah yang kejam dan bengis. Dia memiliki jaza di saat perang melawan Konstantinopel.

3. Diangkatnya putra Yazid yakni Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah pengganti ayahnya. Dia lebih baik daripada Yazid namun umurnya tidak panjang. Dia memerintah hanya selama sekitar 40 hari saja kemudian wafat. Rahimahullah.

4. Dibai’atnya Abdullah bin Zubair sebagai kholifah oleh penduduk Hijaz, Iraq, Yaman, Damaskus dan lainnya.

5. Abdullah bin Zubair mengembalikan bangunan Ka’bah berdasarkan bentuk semula seperti di zaman nabi Ibrohim ‘Alaihissalam dan memperbaiki bangunan ka’bah yang sebagiannya telah terbakar akibat serangan pasukan Yazid dengan manjaniq pada waktu yang bertepatan dengan pertempuran Harroh. Terbakar pula tanduk kibas yang dahulu dijadikan oleh Allah sebagai pengganti Ismail ‘Alaihissalam.

6. Marwan bin Hakam naik sebagai Khalifah versi pihak bani Umaiyah. Maka terjadilah pertempuran antara pihaknya dengan pihak Ibnu Zubair.
7. Terbunuhnya adh Dhahak al Fihriy di Damaskus oleh tentara Marwan. Terbunuh pula saat itu sekitar 3000 orang
8. Terbunuhnya Nu’man bin Basyir sahabat yang mulia. Beliau terbunuh oleh tentara Marwan ketika beliau hendak menolong adh Dhahak. Wallahu A’lam.
9. Wafatnya al Walid bin Utbah bin Abi Sufyan bin Harb karena penyakit tho’un.

TAHUN 65 HIJRIYAH
1. Wafatnya Khalifah Marwan bin Hakam di bulan Ramadhan. Dahulu dia adalah seorang yang faqih, juru tulis rahasia penting di zaman utsman bin Affan.
2. Abdul Malik bin Marwan bin Hakam naik sebagai khalifah pengganti ayahnya.
3. Wafatnya Sulaiman bin Shurad dan al Mushib bin Nujbah al Fazariy. Keduanya berangkat bersama pasukannya sekitar 4000 orang ingin datang kepada Marwan dalam rangka menebus darah al Husain. Marwan mengutus Ubaidullah bin Ziyad bersama 6000 orang prajuritnya.
4. Wafatnya Abdullah bin Amr bin al Ash (menurut pendapat yang rajih). Jarak umur beliau dengan umur ayahnya hanya selang 11 tahun. Beliau adalah seorang yang shalih lagi berilmu.
5. Wafatnya al Harits bin Abdullah al Hamdani

TAHUN 66 HIJRIYAH
1. Datangnya wabah penyakit di Mesir
2. Wafatnya Zaid bin Arqam al Anshari Radhiallahu ‘Anhu (menurut pendapat lain: 68 H). Beliau pernah mengikuti perang bersama Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam sebanyak 17 kali peperangan.
3. Wafatnya Jabir bin Samurah di Kufah (Menurut pedapat lain: 74 H)

TAHUN 67 HIJRIYAH
1. Peperangan Khozir, yaitu pertempuran yang terjadi oleh ahli Syam dengan jumlah 40.000 pasukan. Pertempuran dimenangkan oleh pihak Ibrohim al Asytar. Mereka berhasil membunuh para pembesar musuh, yakni: Abdullah bin Ziyad bin Abihi, Husain bin Numair yang dahulu telah membolkade Abdullah bin Zubair dan Syurohbil bin Dzul Kila’. Kepala-kepala mereka dipenggal kemudian dipamerkan di Mekah dan Madinah.

2. Wafatnya Adi bin Hatim Radhiallahu ‘Anhu (pendapat lain: 68 H) pada umur 120 tahun. Beliau masuk islam pada tahun ke-7 H.

TAHUN 68 HIJRIYAH
1. Wafatnya Abu Syuraih al Khuza’i al Ka’biy. Masuk islam sebelum Fathu Makkah
2. Wafatnya Abu Waqid al Laitsiy di Mekah. Beliau termasuk yang menyaksikan Fathu Makkah. Wafat pada umur Tujuh Puluhan tahun.
3. Wafatnya Sang pembimbing umat dan Hibrul ummah, Abdullah bin al Abbas sepupu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di Tha’if pada umur 71 tahun. Keutamaan beliau sangat banyak, di antaranya: Termasuk keluarga nabi, Turjuman Al-Qur’an, ulama sahabat dll. Muhammad al Hanafiy turut mengurus jenazahnya.

4. Ibnu Zubair memecat saudaranya Mush’ab dan mengangkat Ibnu Hamzah

TAHUN 69 HIJRIYAH
1. Terjadinya wabah penyakit al Jarif di Bashrah. Berkata al Mada’ini :Telah mengatakan kepadaku seorang yang menyaksikan al Jarif, “Wabah tersebar selama tiga hari. Setiap harinya ada sekitar 70.000 orang yang meninggal.” Wallahu A’lam.
Diriwatkan oleh Khalifah dari Abu al Yaqzhan, dia berkata: “Telah meninggal 70 orang putra Anas bin Malik pada saat wabah al jarif.” Wallahu A’lam.
Tidak ada yang tersisa dari penduduk negri kecuali sedikit. Ibnu Amir berdiri di mimbar ketika khutbah Jum’at dan tidak ada yang hadir kecuali hanya tujuh orang dari kalangan pria dan wanita. Beliau berkata, “Kemana jama’ah masjid ini?” mereka menjawab, “Di bawah tanah wahai Amirul Mu’minin.”
2. Wafatnya al Qadhi Bashrah Abul Aswad ad Du’aliy Sang pencetus ilmu nahwu pertama kali.
3. Wafatnya Qabishah bin Jabir al Asadiy di Kufah, seorang yang fasih dan memiliki pemahaman kuat.
4. Ibnu Zubair kembali mengangkat Mush’ab di Iraq dan memecat Ibnu Hamzah.

TAHUN 70 HIJRIYAH
1. Wafatnya Ashim bin Umar bin Khatab. Beliau dilahirkan di saat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masih hidup.

TAHUN 71 HIJRIYAH
-Wafatnya Abdullah bin Abi Hadrad al Aslamiy. Beliau termasuk salah satu yang ikut pada bai’at di bawah pohon (bai’at Ridwan)

TAHUN 72 HIJRIYAH
1. Wafatnya al Bara bin Azib sahabat dekat Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhum
2. Wafatnya Ma’bad bin Khalid al Juhani. Beliau adalah orang yang memegang panji untuk kaum Juhainah pada fathu makah.
3. Wafatnya Ubaidah bin Umar bin as Salmaniy al Kufiy (menurut pendapat yang kuat). Beliau adalah orang yang faqih, mufti, murid dari Ali dan Ibnu Mas’ud. Lahir di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
4. Wafatnya al Ahnaf bin Qais Abu Bahr at Tamimiy (menurut pendapat yang kuat).

5. Tragedi pertempuran yang terjadi di Iraq ketika Abdul Malik berupaya untuk merebut Iraq (yang saat itu dikuasai oleh Mush’ab – pihak Ibnu Zubair). di Samping itu pula Mush’ab ingin merebut negri Syam. Maka terjadilah pertempuran dahsyat antara pasukan Abdul Malik dengan pasukan Mush’ab. Sebagian pasukan Mush’ab berkhianat kepadanya. Setelah berhasil mengalahkan pasukan Mush’ab, Abdul Malik mempersiapkan pasukan al Hajjaj bin Yusuf untuk menggempur Ibnu Zubair di mekah……

TAHUN 73 HIJRIYAH
1. Wafatnya Auf bin Malik al Asyja’iy Radhiallahu ‘Anhu. Beliau ikut di saat fathu makkah.
2. Wafatnya Abu Sa’id bin al Mu’alla al Anshoriy Radhiallahu ‘Anhu.

3. Pasukan al Hajjaj bin Yusuf turun ke mekah dan mengepung Abdullah bin Zubair. Peperangan berlangsung beberapa waktu hingga terbunuhlah khalifah Abdullah bin Zubair bin Awwam. Beliau adalah penunggang kuda di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, banyak puasa dan sholat malam, pemberani, fasih dan memiliki pemahaman tajam. Beliau wafat pada bulan Jumadil awal. Beliau disalib dan setelah itu kepala beliau digorok kemudian diarak di Mesir dan lainnya.

4. Korban-korban lain yan wafat dalam penggempuran oleh Hajjaj di antaranya: Abdullah bin Shafwan bin Umaiyah rois Mekah, Abdullah bin Muthi’ bin Aswad, Abdurahman bin Utsman bin Ubaidillah at Taimiy yang masuk islam pada hari Hudaibiyah, dll.

5. Wafatnya Ibu Ibnu Zubair Asma’ bintu Abi Bakr as Siddiq Radhiallahu ‘Anhuma. Beliau diberi laqab Nithaqain (pemilik dua ikat pinggang). Tatkala beliau menyaksikan putra tercintanya disalib di tiang gantungan, Ibnu Zubair anaknya berkata, “Sungguh jasad-jasad ini bukan milik siapa-siapa melainkan hanya milik Allah. Maka bertaqwalah dan sabarkan dirimu duhai Ibu!” Sang ibupun berkata, “Tidak ada yang menghalangiku untuk bersabar nak!. Sungguh kepala Yahya bin Zakariya telah dihadiahkan kepada seorang yang kejam dari orang-orang bani israil yang kejam.” Beliau wafat selang beberapa hari setelah wafatnya sang anak tercinta.

6. Semakin kokohnya takhta kedudukan Abdul Malik bin Marwan pasca dibunuhnya Ibnu Zubair.
7. Al Hajjaj ‘bertengger’ sebagai gubernur hijaz. Dia mengembalikan bangunan Ka’bah seperti bangunan di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang dahulu dia sendiri yang melemparinya dengan batu-batu manjanik dan juga mengenai al Hajar al Aswad.

TAHUN 74 HIJRIYAH
1. Wafatnya Rafi’ bin Khadij al Anshari. Dahulu dia pernah terkena tombak ketika perang uhud. Mata anak panahnya masih bersarang di tubuh beliau sampai wafatnya, Radhiallahu ‘Anhu.
2. Wafatnya Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin al Khatab Sayyid Al Faqih pembimbing umat dan ulama para sahabat. Beliau memiliki keutamaan yang banyak. Menurut Abu Dawud beliau wafat tahun 73 H. Wallahu A’lam.
3. Wafatnya Abu Said Sa’d bin Malik al Anshoriy al Khudriy. Beliau juga termasuk orang yang faqih di kalangan sahabat dan memiliki keutamaan yang banyak.
4. Wafatnya Salamah bin al Akwa’ al Aslamiy. Beliau termasuk salah satu yang ikut pada perjanjian Hudaibiyah. Dahulu beliau adalah orang yang pemberani, pemanah handal, penunggang kuda handal. Beliau wafat di Madinah
5. Wafatnya Abu Juhaifah as Suwa’iy Sang periwayat hadits sifat adzan.
6. Wafatnya Muhammad bin Khatib bin al Harits sl Jumahi. Beliau adalah orang pertama yang diberi nama ‘Muhammad’ dalam islam.
7. Wafatnya Abdullah bin Utbah bin Mas’ud di Madinah

TAHUN 75 HIJRIYAH
1. Abdul Malik mengganti posisi hajjaj dari Hijaz ke Iraq
2. Wafatnya al Irbadh bin Sariyah di Syam. Beliau adalah salah satu ashabus Suffah dan Sang periwayat hadits tentang wasiat nabi yang sangat masyhur.
3. Wafatnya Tsa’labah al Khusyani di Syam. Beliau ikut ketika penaklukan Khaibar.
4. Wafatnya Amr bin Maimun al Azdiy, Sang periwayat kisah terbunuhnya Umar bin Khatab. Berkata Ibnu Ishaq: Amr bin Maimun pernah Haji dan umrah sebanyak 100 kali.
5. Wafatnya al Aswad bin Yazid an Nakha’iy seorang yang faqih dan ahli ibadah. Dahulu beliau sholat siang dan malamnya sebanyak 700 rakaat. Wallahu A’lam.
6. Wafatnya Bisyr bin Marwan al Umawiy gubernur Iraq setelah Mush’ab

TAHUN 76 HIJRIYAH
1. Al Hajjaj mengirim pasukan Zaidah bin Qudamah untuk memerangi Syabib Sang Khawarij. Syabib berhasil membunuh Zaidah dan keadaan semakin genting.

TAHUN 77 HIJRIYAH
1. Al Hajjaj berkali-kali mengutus pasukannya secara bergantian untuk membunuh Syabib. Dimulai dari Utab bin Warqo’- al Harits bin Muawiyah ats Tsaqofiy – Abul Ward an Nadhariy – Thuhman Maula Utsman. Semuanya dapat dikalahkan oleh Syabib bin asy Syaibani. Akhirnya Al Hajjaj sendiri yang maju untuk menyerang syabib. Hajjaj membawa pasukannya sekitar 50.000 orang untuk bisa membantai Syabib.

2. Abdul malik bin Marwan berperang melawan Romawi.
3. Wafatnya Abu Tamim al Jaisyaniy Abdullah bin Malik. Beliau adalah ulama ahli Mesir.

TAHUN 78 HIJRIYAH
1. Rakyat Romawi memberontak terhadap raja mereka. mereka menurunkannya dari jabatan, memotong hidungnya kemudian mengusirnya ke pulau lain.
2. Terjadinya peperangan dan pembantaian yang banyak di Afrika yang saat itu dipimpin oleh Musa bin Nashir
3. Wafatnya Jabir bin Abdillah bin Amr al Anshoriy Radhiallahu ‘Anhu. Beliau adalah ahli Aqabah yang terakhir meninggal. Wafat pada umur 94 tahun. Beliau adalah orang yang banyak ilmunya dan termasuk yang ikut pada bai’at Ridwan.
4. Wafatnya Abdurahman bin Ghanim al Asr’ariy di Syam. Berkata Abu Mishar: “Beliau adalah pimpinan at tabi’in”
5. Wafatnya Abu Umaiyah Syuraih bin al Harits al Kindiy al Qadhiy. Seorang Qadhi di Kufah di zaman Umar dan yang setelahnya. Beliau hidup lebih dari 100 tahun.
6. Terbunuhnya Abul Miqdad Syuraih bin Haniy’ di Sajastan. Wafat pada umur 120 tahun.

TAHUN 79 HIJRIYAH
1. Penduduk Syam ditimpa penyakit tha’un yang hampir-hampir membinasakan semua penduduk karena dahsyatnya (disebutkan oleh Ibnu Jarir).
2. Terbunuhnya salah satu pimpinan Khowarij Qathariy bin Fuja’ah di Thubaristan. Kudanya terguling kemudian matilah dia. Kepalanya lalu dipenggal dan diambil oleh al Hajjaj.
3. Wafatnya Ubaidullah bin Abi Bakrah ats Tsaqafiy di Sajastan. Beliau sebelumnya dijadikan pemimpin di sana. Beliau adalah orang yang baik dan terpuji, memerdekakan budak 100 orang setiap ‘Ied.
4. Wafatnya Abdurahman bin Abdillah bin Mas’ud

TAHUN 80 HIJRIYAH
1. Al Hajjaj mengutus Abdurahman bin Muhammad al Kindiy ke Sajastan. Setelah dia tingggal di sana, al Hajjaj memecatnya lalu dia keluar. Kemudian timbullah persengketaan yang lama di antara keduanya.
2. Wafatnya Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib. Beliau lahir di negri Habasyah.
3. Wafatnya Abu Idris al Khaulaniy A’idz bin Abdillah. Seorang yang faqih di Syam dan Qadhi di sana.
4. Wafatnya Aslam maula Umar bin Khatab. Umar membelinya pada zaman Abu Bakr. Beliau adalah orang yang faqih.
5. Wafatnya Junadah bin Abi Umaiyah (sebagian pendapat: tahun sebelumnya). Dia dan ayahnya adalah sahabat.
6. Wafatnya abu Abdirahman jubair bin Nufair. Beliau termasuk tabi’in yang paling mulia. Meriwayatkan hadits dari Abu Bakr dan Umar.

7. Disalibnya Ma’bad al Juhaniy oleh Abdul Malik karena memiliki keyakinan Qadariyah. Sebagian menyebutkan: Bahkan al Hajjaj menghukumnya dengan berbagai hukuman kemudian membunuhnya.

8. Matinya Alyun raja Romawi.

Maroji:
*AL ‘IBAR Al Imam Adz Dzahabi
*TARIKH AL ISLAM Imam Adz Dzahabi
*SIYAR A’LAMIN NUBALA Adz Dzahabi

Oleh: Abu Dawud al Pasimiy
Sumber : 1. abudawudalpasimiy.wordpress.com
2. https://darussalaf.or.id/rantai-sejarah-tahun-hijriyah/

  1. Khilafah Rasyidah

Khilafah Rasidah berdiri tepat di hari wafatnya Rasululllah ﷺ. Terdiri dari 4 orang atau 5 orang shahabat nabi yang menjadi khalifah secara bergantian. Mereka adalah:

  1. Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه (tahun 11-13 H/632-634 M)
  2. ‘Umar bin Khaththab رضي الله عنه (tahun 13-23 H/634-644 M)
  3. ‘Utsman bin ‘Affan رضي الله عنه (tahun 23-35 H/644-656 M)
  4. ‘Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه (tahun 35-40 H/656-661 M) dan
  5. Al-Hasan bin ‘Ali رضي الله عنه (tahun 40 H/661 M)

Masa berlakunya selama kurang lebih 30 tahun. Disebut juga sebagai khilafah rasyidah karena posisi mereka sebagai shahabat nabi yang mendapat petunjuk. Dan memang ada pesan dari nabi untuk mentaati para khalifah rasyidah ini.

  1. Khilafah Bani Umayyah

Khilafah ini berpusat di Syiria, tepatnya di kota Damaskus. Berdiri untuk masa waktu sekitar 90 tahun atau tepatnya 89 tahun, setelah era khulafa ar-rasyidin selesai. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Adapun masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

  1. Mu’awiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
  2. Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
  3. Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)
  4. Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
  5. Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)
  6. Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
  7. Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
  8. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
  9. Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)
  10. Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
  11. Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
  12. Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
  13. Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
  14. Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)

Sebenarnya khilafah Bani Ummayah ini punya perpanjangan silsilah, sebab satu dari keturunan mereka ada yang menyeberang ke semenanjung Iberia dan masuk ke Spanyol. Di Spanyol mereka kemudian mendirikan khilafah tersendiri yang terlepas dari khilafah besar Bani Abbasiyah.

  1. Khilfah Bani Abbasiyah

Kemudian kekhilafahan beralih ke tangan Bani ‘Abasiyah yang berpusat di Baghdad. Total masa berlaku khilafah ini sekitar 446 tahun. Khalifah pertama adalah Abu al-‘Abbas al-Safaah. Sedangkan khalifah terakhirnya Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah.

Secara rinci masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

  1. Abul ‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
  2. Abu Ja’far al-Manshur (tahun 137-159 H/754-775 M)
  3. Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
  4. Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
  5. Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
  6. Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
  7. Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
  8. Al-Mu’tashim Billah (tahun 618-228 H/833-842M)
  9. Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
  10. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
  11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
  12. Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
  13. Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
  14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
  15. Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
  16. Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
  17. Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
  18. Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
  19. Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
  20. Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
  21. Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
  22. Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
  23. Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
  24. Al-Tha`i’ Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
  25. Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
  26. Al-Qa`im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
  27. Al-Mu’tadi Bi Amrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
  28. Al-Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
  29. Al-Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
  30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
  31. Al-Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160 M)
  32. Al-Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
  33. Al-Mustadli`u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
  34. Al-Naashir Lidinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
  35. Al-Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
  36. Al-Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
  37. Al-Musta’shim Billah (tahun 640-656 H/1242-1258 M)
  38. Al-Mustanshir Billah II (tahun 660-661 H/1261-1262 M)
  39. Al-Haakim Biamrillah I (tahun 661-701 H/1262-1302 M)
  40. Al-Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
  41. Al-Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1343 M)
  42. Al-Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
  43. Al-Mu’tadlid Billah I (753-763 H/1354-1364 M)
  44. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah I (th. 763-785 H/1364-1386 M)
  45. Al-Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
  46. Al-Musta’shim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
  47. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah II (th. 791-808 H/1392-1409 M)
  48. Al-Musta’in Billah (tahun 808-815 H/1409-1416 M)
  49. Al-Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416- 1446 M)
  50. Al-Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
  51. Al-Qa`im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
  52. Al-Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
  53. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah III (th 884-893 H/1485-1494 M)
  54. Al-Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
  55. Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah IV (th 914-918 H/1515-1517 M)

Khilafah Bani Abbasiyah dihancurkan oleh pasukan Tartar (Mongol), sehingga umat Islam sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa adanya khalifah. Namun kurun waktnya hanya terpaut 3 tahun setengah saja dan segera berdiri khilafah Utsmaniyah.

  1. Khilafah Bani Utsmaniyyah

Khilafah Bani Utsmaniyyah tercatat memiliki 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad 10 Hijriyah atau abad ke enam belas Masehi. Nama-nama mereka sebagai berikut:

  1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
  2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 926-974 H/1520-1566 M)
  3. Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
  4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
  5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
  6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
  7. Mushthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
  8. ‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
  9. Mushthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
  10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
  11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
  12. Muhammad IV (tahun 1058-1099 H/1648-1687 M)
  13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691 M)
  14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
  15. Mushthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
  16. Ahmad III (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
  17. Mahmud I (tahun 1143-1168 H/1730-1754 M)
  18. ‘Utsman III (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
  19. Musthafa III (tahun 1171-1187 H/1757-1774 M)
  20. ‘Abdul Hamid I (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
  21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
  22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
  23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
  24. ‘Abdul Majid I (tahun 1255 H-1277 H/1839-1861 M)
  25. ‘Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
  26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
  27. ‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
  28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1338 H/1909-1918 M)
  29. Muhammad Wahiddin (II) (th. 1338-1340 H/1918-1922 M)
  30. Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M).

Khalifah terakhir umat Islam sedunia adalah ‘Abdul Majid II. Semenjak tumbangnya khilafah terakhir ini, berarti umat Islam telah hidup lebih dari selama (2017-1924= 93 tahun) tanpa keberadaan lembaga yang menyatukan.

Kepastian Kembalinya Khilafah

Lepas dari realitas di lapangan yang kurang menggembirakan, di mana umat Islam saat in menjadi budak barat, kekayaan alam mereka dijarah, ekonomi mereka terpuruk, nilai mata uang mereka sangat rendah, hutang luar negeri merekabertumpuk tak terbayar, pemuda mereka dirusak, wanita mereka menjadi hamba syahwat, bahkan masih ditambah lagi dengan rombongan Islam liberal dan sebagainya, namunmasih ada harapan.

Kita masih menemukan satu hadits dari Rasulullah ﷺ yang cukup melegakan, yaitu kabar gembira dari beliau bahwa suatu saat, khilafah ini akan kembali terbentuk, bahkan dengan kualitasnya yang rasyidah itu.

Sabda Rasulullah ﷺ, “Kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”.

Namun tentunya khilafah ini tidak akan terbentuk begitu saja, bila hanya dengan doa dan diam saja. Atau hanya dengan bicara dan demonstrasi saja. Setiap umat Islam meski bersinergi untuk saling menguatkan dan saling menyokong semua upaya untuk kembali kepada khilafah Islamiyah.

Sebab setiap elemen umat punya potensi yang mungkin tidak dimiliki oleh saudaranya. Maka seruan untuk kembali kepada khilafah seharusnya bukan sekedar lips service, namun harus diiringi dengan kerja nyata, pembinaan dan pengkaderan 1,5 milyar umat, pendirian lembaga pendidikan dan sekian banyak pos-pos penting umat. Lantas diiringi juga dengan kebesaran hati, keterbukaan sikap serta jiwa kepemimpinan dunia Islam yang mumpuni.

Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menyaksikan beridirnya khilafah Islamiyah semasa kita hidup. Sungguh sebuah kepuasan yang dimpikan oleh dunia Islam selama ini. Amien.(AS)

Sumber: https://www.eramuslim.com/tahukah-anda/tahukah-anda-ini-urutan-khalifah-islam.html

Rekam Jejak Kerajaan Islam di Asia Tenggara

Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam di kawasan ini. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat.

Jejak-jejak Islam di Asia Tenggara diawali pada abad ke-13. Islam menyebar ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak secara bersamaan tetapi melalui rangkaian sejarah yang panjang. Kala itu Kerajaan-kerajaan dan wilayah ini berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Namun masuknya Islam memberi pengaruh yang sangat besar, bahkan hingga hari ini.

ABAD ke 13 Masehi

Kesultanan Samudera Pasai
Berdirilah Kesultanan Samudera Pasai, kesultanan Islam pertama di Nusantara yang berlangsung pada abad ke 13-15. Terletak di Aceh Utara, sebagai jalur laut dan perdagangan yang strategis di kawasan Nusantara.

Para pedagang muslim asal Arab, Cina dan India memasuki daerah ini untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan Samudera Pasai mendapat sumber penghasilan yang besar dari pajak bandara laut dan perdagangan. Namun pada 1521 Masehi, ditaklukkan Portugis.

Jejak Kesultanan Samudera Pasai dapat diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama salah satu Sultan yang memerintah kala itu.

Kesultanan Sulu
Pada 1380 M, Karim ul-Makdum seorang ulama keturunan Arab, menyebarkan Islam di Kepulauan Sulu. Dilanjutkan Raja Bagindo dari Minangkabau pada 1390, menyebarkan Islam di wilayah ini. Raja Bagindo telah mengislamkan masyarakat Sulu sampai ke Pulau Sibutu.

Sekitar 1450 M, seorang Arab dari Johor, Sharif ul-Hashim Syed Abu Bakr tiba di Sulu menikahi Paramisuli, putri Raja Bagindo. Setelah Raja tiada, Abu Bakr melanjutkan dakwah di wilayah ini.

Pada 1457, ia mengumumkan berdirinya Kesultanan Sulu dengan gelar Paduka Maulana Mahasari Sharif Sultan Hashim Abu Bakr. Gelar 'Paduka', gelar lokal yang berarti tuan sedangkan Mahasari berarti Yang Dipertuan. Pada 1703, Kesultanan Brunei menghadiahkan Kesultanan Sulu wilayah bagian timur Sabah sebagai balas jasa atas bantuan mereka menumpas pemberontak di Brunei.

Kala itu, Kesultanan Sulu menghadiahkan Pulau Palawan kepada Sultan Qudarat dari Kesultanan Maguindanao sebagai hadiah perkawinan Sultan Qudarat dengan puteri Sulu dan juga sebagai hadiah persekutuan Maguindanao dengan Sulu. Namun kemudian, Sultan Qudarat menyerahkan Palawan kepada Spanyol.

ABAD ke 14 Masehi

Kesultanan Malaka
Letak Kesultanan ini berada di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya. Ia menikahi putri Sultan Samudera Pasai dan masuk Islam. Kesultanan ini mencapai kejayaan di era Sultan Muzaffar Syah, 1445-1459.

Portugis menaklukkan Malaka pada 1511 Masehi. Peninggalan Kesultanan Malaka berupa koin mata uang dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa, sebagai bukti ditaklukkannya Malaka oleh pasukan Portugis.

Kesultanan Brunei Darussalam
Kesultanan Brunei Darussalam adalah kesultanan Islam yang ada di Kalimantan bagian utara. Awal masuknya Islam ke Brunei dibawa oleh saudagar asal Cina pada 977 Masehi. Setelah Raja Awang Alak Betatar masuk Islam, ia merubah kerajaan itu menjadi kesultanan (1406-1408). Kata 'Darussalam' disematkan pada kata 'Brunei' di abad ke-15 untuk menegaskan Islam sebagai agama negara.

Kesultanan ini menjadi pusat penyebaran Islam sekaligus perdagangan di wilayah Melayu kala Malaka jatuh ke tangan Portugis. Kesultanan Brunei Darussalam dikuasai Inggris pada 1888 M, dimasa Sultan Hasyim Jalilu Agera-maddin. Namun Inggris memberi kemerdekaan pada tahun 1983 M.

ABAD ke 15 Masehi

Kesultanan Islam Pattani
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dari kedatangan mubalig dari Pasai Syekh Said, yang berhasil menyembuhkan Raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530 M) yang beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah.

Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Malaka, dan menjadi pusat perdagangan dan bandar laut, terutama bagi pedagang dari Cina dan India. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan Pattani berupa nisan kubur yang disebut Batu Aceh sebagai simbol hubungan dekat dengan Samudera Pasai.

Kesultanan Ternate
Kesultanan Islam terbesar Maluku berada di Ternate. Islam di daerah ini disebarkan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa. Islam jadi agama kerajaan di era Sultan Zainal Abidin.

Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam dibagian timur Nusantara, mencapai kejayaannya di era pemerintahan Sultan Babullah. Dalam perdagangan. Masa Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC pada 1660. Peninggalannya, diantaranya Benteng Portugis dan istana di Ternate, Maluku Utara.

ABAD ke 16 Masehi

Kesultanan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh adalah kerajaan Islam yang berada di bagian utara Sumatera. Didirikan pada 1541 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh menggantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, terutama dalam perdagangan dan pelayaran yang telah dikuasai oleh Portugis.

Kejayaan Kesultanan Aceh terjadi di era Sultan Iskandar Muda, yang akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 1912 M. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina.

Kesultanan Demak (1500 – 1550 Masehi)
Di Jawa, berdiri Kesultanan Demak, kesultanan Islam dipimpin Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro. Mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Trengono. Kesultanan Demak telah berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan. Namun terjadi kemunduran di era Sunan Prawoto karena beberapa wilayah terjadi pemberontakan.

Peninggalan Kesultanan Demak yang populer adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.

Kesultanan Cirebon
Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat, adalah Kesultanan Cirebon yang didirikan pada 1450 M, oleh Pangeran Walangsungsang. Tokoh yang berperan menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah.

Sepeninggalan Panembahan Girilaya 1650-1662M, Kesultanan Cirebon diwarisi kedua anaknya, terbagi menjadi dua Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meski tak memiliki kekuasaan administratif, Kesultanan ini tetap bertahan hingga kini.

Kesultanan Banjar
Kesultanan Islam ini terletak di bagian selatan Kalimantan. Pada awalnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang kemudian menjadi kesultanan Islam.

Berdiri pada 1595 M dengan raja pertama Sultan Suriansyah. Islam masuk ke wilayah Banjar pada 1470 Masehi, bersamaan dengan melemahnya Majapahit di Jawa. Penyebaran Islam secara meluas dilakukan oleh Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan. Pada 1857-1859, Kesultanan ini mengalami kemunduran dengan munculnya pergolakan menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah sebagai sultan oleh Belanda.

Pada 1859-1905, terjadi Perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-1862) melawan Belanda, yang akhirnya Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada 1860. Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.

Kesultanan Banten
Ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat. Kesultanan Banten didirikan Sunan Gunung Jati pada tahun 1524 Masehi. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat. Ditandai dengan berdirinya masjid dan pesantren.

Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1651-1683. Namun, mengalami kemunduran setelah terjadi perang melawan Belanda. Peninggalannya berupa Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.

Kesultanan Buton
Kesultanan Buton adalah kerajaan Islam yang berada di Pulau Buton, Sulawesi tenggara. Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk Islam. Penyebaran Islam secara meluas oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat mengasingkan diri bagi Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.

Kesultanan Goa
Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi. Kerajaan Goa berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639). Di era Sultan Hasanuddin terjadi perang Makassar melawan Belanda, yakni di tahun 1666-1669 M.

Kesultanan Goa dikuasai Belanda setelah dipaksa menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya. Peninggalan Kesultanan Goa berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar.

Kesultanan Johor
Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka takluk oleh Portugis. Sultan Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536 Masehi.

Kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II. Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan aliansi bersama Kesultanan Riau sehingga disebut Kesultanan Johor-Riau, yang berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayah menjadi kekuasaan Belanda.

Kesultanan Kutai
Kesultanan Kutai berada disekitar Sungai Mahakam, Kalimantan bagian timur. Pada awalnya, Kutai adalah kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan Budha. Islam berkembang di wilayah Kutai di era Aji Raja Mahkota pada 1525-1600 Masehi.

Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850). Namun, mengalami kemunduran setelah ia meninggal dunia. Peninggalannya berupa makam para sultan yang terletak di Kutai Lama, dekat Anggana.

Kesultanan Pajang
Kesultanan Islam pertama dipedalaman Jawa adalah Kesultanan Pajang, yang didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Sultan Trenggono (Demak) wafat. Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya membawa Islam dari wilayah pesisir menuju pedalaman Jawa.

Kesultanan ini berlangsung selama 45 tahun, namun ditaklukkan oleh Mataram pada 1618. Peninggalan Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran Benowo.

Kesultanan Mataram
Kesultanan Mataram berdiri sejak 1582 Masehi, berawal dari wilayah Kesultanan Pajang, hadiah dari Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan. Sultan I Mataram adalah Panembahan Senopati (1582-1601).

Puncak kekuasaan Kesultanan Mataram terjadi di era Sultan Agung (1613-1645). Selanjutnya melemah sejak terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian Giyanti serta campur tangan Belanda. Pada akhirnya Kesultanan ini terbagi menjadi empat wilayah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegara. Peninggalannya antara lain pintu gerbang Masjid Kotagede di Yogyakarta.

Kesultanan Palembang
Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Demak. Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572).Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang.

Kesultanan Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena letaknya yang strategis. Belanda kemudian menghapuskan Kesultanan Palembang setelah berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin. Salah satu peninggalan Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada era kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.

ABAD ke 17 Masehi

Kesultanan Bima
Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang berada di Sumbawa bagian timur. Pada 1620 Kerajaan Bima berganti menjadi kesultanan Islam setelah rajanya, La Ka'i, memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir.

Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran Islam kedua di timur Nusantara setelah Makassar. Kesultanan ini berakhir pada 1951, ketika Muhammad Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara lain berupa kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang kesultanan.

ABAD ke 18 Masehi

Kesultanan Siak Sri Indrapura
Siak Sri Indrapura, kesultanan Melayu, didirikan pada 1723 oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan penyebaran Islam di Sumatera Timur. Berpusat di Desa Buantan, kemudian pindah ke Siak Sir Indrapura, berada di sekitar 90 km ke timur laut Pekanbaru.

Wilayah kekuasaannya meliputi Siak Asli, Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi, Bangko, Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung Kiri dan Tapung Kanan (Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal dan pusat Kesultanan Siak Sri Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di pinggir Sungai Siak dan merupakan salah satu objek pariwisata di daerah Riau. Ruangan, selimut, tas, maupun pelana kuda.

Ketika kekhalifahan Islam meluaskan pengaruh hingga ke Persia, permadani pun turut memasuki 'wilayah' baru. Karpet-karpet tebal, dengan bulu halus dan corak menarik menjadi penghias utama Seniman masa itu memakai bulu domba, atau unta sebagai bahan utama permadani. Seiring waktu, kapas dan sutra menggantikannya hingga menghasilkan karya yang lebih kreatif dan indah.

Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, serta pengajaran kepada masyarakat. Pengaruh Islam telah jauh meluas ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, dan menyatu dengan budaya masyarakat setempat secara damai.

Dirangkum kembali dari berbagai sumber oleh Erwin E ananto.

https://jumrah.com/Magz/2016-07/artikel/jelajah/Rekam%20Jejak%20Kerajaan%20Islam%20di%20Asia%20Tenggara.html

Galeri Gambar

Kumpulan Mutiara Hikmah :

Site Statistics
  • Today's visitors: 4
  • Total visitors : 1,821
Luas Tanah+/- 740 M2
Luas Bangunan+/- 500 M2
Status LokasiWakaf dari almarhum H.Abdul Manan
Tahun Berdiri1398H/1978M